visitaaponce.com

Dikelilingi Perbukitan dan Sabana, Jalan Perbatasan RI-Timor Kini Mulus

Dikelilingi Perbukitan dan Sabana, Jalan Perbatasan RI-Timor Kini Mulus
Jalan sabuk merah di perbatasan RI-Timor Leste, yang menghubungkan Kabupaten Belu dan Malaka, NTT, terlihat mulus.(MI/Palce Amalo)

JALAN sabuk merah di perbatasan RI-Timor Leste tidak seperti dulu lagi. Kini, jalan yang menghubungkan Kabupaten Belu dan Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu sudah mulus.

Selain mulus, topografi alam pegunungan yang berkelok-kelok membuat ruas jalan yang dikerjakan kontraktor PT Tureleto Battu Indah tersebut, terlihat indah, terutama di ruas Kecamatan Lamaknen Selatan, Kabupaten Belu.

Ruas jalan ini memiliki panjang 24,22 kilometer, di beberapa ruas melintasi sabana yang menyuguhkan panorama alam yang memesona. Pada bagian kiri dan kanan jalan juga dibuatkan tembok penahan.

Baca juga: Optimalisasi Pengelolaan BUMDes dan Inovasi Daerah Tingkatkan Perekonomian Sumba Timur

Memang beberapa titik jalan terlihat rusak dan longsor yang disebabkan guncangan gempa, beberapa waktu lalu. Namun, pihak kontraktor, PT Tureleto Battu Indah, bergerak cepat bersama Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) NTT sudah menanganinya.

Dari perbukitan, warga yang melintas dengan mobil atau sepeda motor juga bisa melihat permukiman warga dari kedua negara yang dibangun di bawah kaki bukit.

Ada juga puluhan jembatan yang semuanya terbuat dari rangka baja dengan panjang bentangan sekitar 50-60 meter.

Baca juga: Tinggalkan TN Komodo, Manggarai Barat Kehilangan PAD Miliaran Rupiah

Bila berkendara dari Atambua, ibu kota Kabupaten Belu, berjarak sekitar 30 kilometer, perjalanan sekitar satu jam. Akan tetapi, pengendara harus hati-hati karena ada banyak belokan tajam dan tanah yang rawan longsor.

Markus De Lima Berek, warga setempat, mengaku senang karena dengan selesainya pembangunan jalan ini, memperlancar akses ekonomi warga saat hendak menjual hasil bumi ke pasar tradisional di Kota Atambua.

"Kami sangat bersyukur dan berterima kasih banyak karena Pemerintah sudah bangun jalan sehingga kami warga perbatasan bisa membawa pisang, ubi, kacang, hijau, dan kacang tanah untuk berjualan ke pasar di kota. Terima kasih juga kepada PT Tureleto Battu Indah yang sudah mengerjakan jalan dengan mulus dan berkualitas," ujar Markus.

Markus menyebutkan, beberapa titik jalan yang rusak tapi langsung ditangani dengan cepat. 

"Ini PT (kontraktor) mau dibilang kerjanya sangat bagus karena ada beberapa titik yang rusak nanti langsung diperbaiki, jadi sangat bersyukur atas pembangunan jalan ini," kata dia.

Markus berharap, semua jalan yang dibangun di perbatasan bisa bermanfaat buat masyarakat dalam waktu yang lebih lama.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 2.5 BPJN NTT, Zulkfli Arif mengaku ada beberapa titik mengalami kerusakan, namun tidak sepanjang ruas jalan yang dibangun.

Dia menyebutkan adanya beberapa patahan dan kejadian longsor yg terjadi sejak Januari hingga Maret 2023, mengakibatkan infiltrasi air sehingga merusak struktur jalan di bawahnya.

"Hasil pantauan saya ke lapangan, faktor lalu lintas berat yang mengangkut material dan alat berat juga cukup signifikan," kata Dia.

Menurutnya, pengerjaan jalan itu masih masa pemeliharaan sampai dua tahun mendatang, sehingga penyedia jasa (kontraktor) bertanggung jawab atas tiap kerusakan yang bukan disebabkan bencana alam. 

"Kini, kami sedang menginventaris segala kerusakan terutama yang diakibatkan oleh kemungkinan adanya cacat mutu, dan memerintahkan penyedia jasa untuk segera melaksanakan perbaikan," kata Dia. (Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat