visitaaponce.com

Cabe Merah Jadi Penyebab Deflasi di Bali

Cabe Merah Jadi Penyebab Deflasi di Bali
Petani memetik cabai merah saat panen di Desa Cot Seulamat, Samatiga, Aceh Barat, Aceh, Kamis (29/12/2022).(ANTARA/SYIFA YULINNAS)

PROVINSI Bali pada bulan lalu mengalami deflasi sebesar 0,04% (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatatkan
inflasi sebesar 0,34% (mtm). Secara tahunan, inflasi gabungan menurun dari 4,07% (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 3,08% (yoy) pada Juni dan untuk pertama kalinya pada tahun ini tercatat lebih rendah dari inflasi tahunan nasional 3,52% (yoy).

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bali GA Diah Utari mengatakan, berdasarkan komoditasnya, terjadinya deflasi bulanan disebabkan oleh penurunan harga cabai merah, bensin, bawang merah, pepaya, dan air kemasan. Penurunan harga cabai merah dan bawang merah terutama disebabkan oleh pasokan yang terjaga seiring masih banyaknya panen di sentra-sentra produksi, sementara bensin mengalami penurunan didorong oleh jenis nonsubsidi yang turun berkisar 6%- 9%.

Penurunan harga air kemasan disebabkan oleh normalisasi pasokan setelah pada Mei, pasokan relatif terbatas akibat pembatasan operasional truk sumbu tiga pada periode mudik lebaran akhir April.

Baca juga: Pengertian Deflasi, Ini Penyebab dan Dampaknya

Namun demikian, inflasi yang lebih rendah dapat tertahan dengan peningkatan harga angkutan udara, buah naga, kue basah, sepeda motor, dan daging ayam ras. Tarif angkutan udara mengalami peningkatan seiring masa libur sekolah dan cuti bersama HBKN Idul Adha yang mendorong peningkatan permintaan tiket pesawat udara.

Peningkatan harga kue basah diprakirakan didorong oleh kenaikan biaya input produksi seperti tarif bahan bakar rumah tangga, harga telur ayam dan gula. "Pada Juli 2023, risiko yang perlu diwaspadai antara lain masih tingginya jumlah wisatawan seiring dengan periode libur sekolah diprakirakan mendorong peningkatan permintaan barang dan jasa," ujarnya.

Dari segi pasokan, belum dimulainya periode panen raya padi di Bali hingga September-Oktober juga berpotensi menyebabkan keterbatasan pasokan yang perlu diantisipasi lebih awal. Gelombang laut yang cenderung tinggi pada Juli-Agustus juga berpotensi menurunkan hasil tangkapan laut dan mendorong harga aneka hasil laut.

Sementara itu, penurunan harga BBM Non Subsidi (Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, Pertamina Dex) pada 1 Juni berpotensi menahan tekanan inflasi lebih lanjut.

Baca juga: Ekonom Yakin Deflasi Hanya Bersifat Sementara

Alokasi PT Pupuk Indonesia (Persero) yang menyediakan 375.492 ton pupuk subsidi bagi wilayah Indonesia Bagian Timur yang mencakup Bali dan Nusa Tenggara untuk musim tanam kedua 9 komoditas termasuk padi, jagung, kedelai, aneka bawang dan cabai yang diharapkan mendorong stabilisasi pasokan dan meningkatkan produktivitas.

TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota di Bali secara konsisten melakukan pengendalian inflasi. Beberapa upaya yang telah dilakukan antara lain melalui pembentukan paiketan Perumda Pangan se-Bali dan mendorong Paiketan untuk kerja sama usaha dalam rangka pengendalian harga. 

Selain itu, TPID di Bali juga terus memperkuat dan memperluas Kerjasama Antar Daerah (KAD) dalam Provinsi Bali dan dengan wilayah di luar Provinsi Bali, serta melakukan operasi pasar secara rutin untuk menjaga stabilitas harga. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat