visitaaponce.com

Teknologi CSA Tingkatkan Produktivitas Pertanian di Katingan, Kalteng

Teknologi CSA Tingkatkan Produktivitas Pertanian di Katingan, Kalteng
Avara Evaluasi dan Percepatan Pelaksanaan Kegiatan SIMURP 2023 di Sampit, Kalteng.(Ist)

TEKNOLOGI Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) yang diusung Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) diakui berdampak positif bagi pertanian Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) khususnya Kabupaten Katingan.

Dampak positif teknologi CSA dari SIMURP diakui Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Pemprov Kalteng, Sunarti pada Evaluasi dan Percepatan Pelaksanaan Kegiatan SIMURP 2023 yang digelar pada 11 - 12 Juli 2023 di Sampit.

"Program SIMURP harus mampu membantu meningkatkan produktivitas padi di sentra produksi Katingan Kuala," kata Sunarti dalam keterangan pers, Senin (17/7).

Baca juga: Kementan Ajak Para Petani di Banjarnegara, Jateng, Terapkan Metode Ubinan

Upaya CSA dari SIMURP sejalan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo bahwa sumber air di lahan pertanian sudah dibangun pemerintah seperti embung, dam, parit, dan irigasi perpipaan/perpompaan.

El Nino Diprediksi Juli dan September 2023

"Menghadapi musim kemarau panjang atau El Nino yang diprediksi mulai Juli hingga September 2023, Kementan mengimbau dinas pertanian provinsi serta kabupaten dan kota memanfaatkan sumber air yang ada," katanya.

Sumber air di lahan pertanian, kata Mentan Syahrul, yang dibangun pemerintah memang untuk mengantisipasi kekeringan maka petani didampingi penyuluh harus mampu menghemat penggunaan air, seperti menerapkan teknologi CSA dalam hal penghematan air pertanian.

Baca juga: BMKG Prediksi El Nino Menguat pada Agustus 2023

Hal senada dikemukakan Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi bahwa petani dan penyuluh menerapkan dan mengembangkan CSA melalui Program SIMURP untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim global.

Lakukan Percepatan Tanam

"Indonesia diperkirakan akan mengalami kemarau panjang. Para penyuluh dan petani harus segera melakukan percepatan tanam agar di sisa musim hujan ini petani masih bisa panen," kata Dedi Nursyamsi.

Program SIMURP merupakan modernisasi irigasi strategis dan program rehabilitasi lintas kementerian dan lembaga yang melibatkan Kementan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat [PUPR] dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dengan target lokasi Daerah Aliran Sungai [DAS].

Pertemuan Komponen A

Kegiatan Pertemuan Komponen A di Sampit menyimpulkan bahwa teknologi CSA yang dilaksanakan berdampak positif bagi petani, provitas dan produksi meningkat; pengurangan penggunaan pupuk pupuk kimia dan menambah pupuk hayati ternyata mengurangi pengeluaran petani akan tetapi tidak mengurangi provitas hasil.

CSA Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca

Petugas pendamping dan pengawal Demplot teknologi CSA menyatakan bahwa CSA terbukti berhasil menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) hal ini dikuatkan dengan hasil uji emisi di laboratorium yang berwenang.

Penggunaan teknologi CSA pada jarak tanam Jajar Legowo terbukti meningkatkan provitas hasil padi di lokasi Demplot CSA. Ditunjang kondisi fase vegetatif dan fase generatif  pertanaman demplot CSA cukup baik, dan sejumlah lokasi Demplot akan panen pada akhir Juli dan awal Agustus 2023.

Baca juga: Melalui Pelatihan dan Sertifikasi, Kementan Pacu Kapasitas Para Petani Kalsel

Ketua KWT Cendrawasih menyampaikan perkembangan positif usaha pengolahan hasil, hal ini tampak pada omset KWT yang terus meningkat setiap tahunnya.

Kendati demikian, harus diakui perkembangan Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) Satrya Tani belum begitu baik, bidang usaha yang dilaksanakan belum mampu memberikan kontribusi bagi kas KEP, yang akan terus diupayakan peningkatannya ke depan. (RO/S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat