visitaaponce.com

HARI Anak Nasional diperingati Junior Chamber International (JCI) Bandung dengan menggelar acara nonton bareng Film Tegar di mal Paris van Java, bersama anak-anak disabilitas dan yatim piatu.

JCI juga meluncurkan program Nurtuting Our Children (NOC) dengan mengadakan playdate with JCI Bandung.

Vice President Bidang Karsa (sosial) JCI Bandung, Nadia I Karina, mengatakan, JCI mendukung pendidikan inklusif di masyarakat. "Kami menonton bersama Film Tegar yang juga disutradarai oleh member JCI Bandung,  Anggi Frisca."

Program NOC ini sebagai suatu proses berjangka untuk mendukung, merawat, dan membimbing perkembangan anak-anak di Bandung
dengan penuh perhatian dan kasih sayang.

"Selain itu juga bertujuan memberikan lingkungan yang aman dan positif,
mendukung kebutuhan emosional, fisik dan intelektual mereka. Serta
memberikan dukungan untuk mengeksplorasi potensi dan minatnya. JCI
Bandung, membantu anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang berdaya, penuh
percaya diri dan siap menghadapi tantangan dunia," katanya.

Menurut Nadia, penyematan pin JCI Bandung kepada Tegar yang juga sebagai pemeran utama Film Tegar, sebagai simbolisasi bisa berdampak positif bagi seluruh lapisan masyarakat bukan hanya untuk member JCI Banndung saja.

Hak anak

CI Bandung pun harus memberikan stimulasi yang baik untuk mempersiapkan generasi muda yang berpikir kritis, memiliki masalah
solving, dan kepedulian sosial yang tinggi.

"Setiap anak, tanpa kecuali memiliki hak sama untuk mendapatkan
kesempatan dalam kehidupannya. Hak mereka untuk mendapatkan kesempatan
yang sama adalah prinsip penting dalam mencapai masyarakat yang inklusif dan adil," ujarnya.

President JCI Bandung 2023, Marekso Mukhlys menambahkan, JCI Bandung
memiliki empat pilar yang menjadi landasan untuk merancang program,
yakni pilar bisnis, sosial, people development dan Internasional dan
kegiatan nonton bareng ini diadakan berdasar pilar sosial untuk
memperingati hari anak nasional.

"Kesempatan sama dalam dunia pekerjaan pun penting bagi anak-anak
disabilitas saat mereka tumbuh dewasa. Masyarakat harus memberikan
kesempatan bagi mereka untuk terlibat dalam lingkungan kerja yang
inklusif, di mana bakat dan kemampuan mereka diakui dan dihargai," tandasnya. (N-2)