visitaaponce.com

Terpaksa, Warga Aceh Beli Elpiji 3 Kg Rp40.000

Terpaksa, Warga Aceh Beli Elpiji 3 Kg Rp40.000
Warga antre membeli gas di kawasan Gampong Aree, Kecamatan Delima, Pidie, Aceh.(MI/Amiruddin Abdullah Reubee.)

KELANGKAAN tabung elpiji 3 kg di kawasan Provinsi Aceh berpengaruh besar terhadap harga pembelian masyarakat. Pasalnya bahan bakar bersubsidi untuk keluarga masyarakat ekonomi ke bawah itu seperti menjadi permainan pihak distributor.

Itu terlihat dari keberadaannya. Selain sulit dicari atau misterius, juga terjadi lonjakan harga luar biasa. Amatan Media Indonesia di Kabupaten Pidie, Minggu (30/7), harga gas tabung melon 3 kg berkisar Rp35.000-Rp40.000/kg. Padahal Harga Eceran Tertinggi (HET) tarif pemerintah hanya Rp18.000/kg.

"Hari ini sudah turun sedikit, yaitu saya jual Rp35.000/tabung. Keuntungan saya hanya Rp3.000 per tabung dari modal Rp32.000 per tabung. Kalau sebelumnya lebih mahal lagi," tutur Ummi, seorang pemilik toko penjual elpiji 3 kg tidak resmi di Kota Sigli, ibu kota Kabupaten Pidie, kepada Media Indonesia.

Baca juga: Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg Masih Terjadi di Badung

Warga Desa Blok Bengkel, Kecamatan Kota Sigli, Maimun mengaku setelah terjadi kelangkaan sekitar dua pekan ini terpaksa membeli elpiji melon seharga Rp 40.000/kg. Itu pun dia peroleh dari pengecer ilegal di luar distributor Pertamina.

"Barangnya tidak ada di pengecer resmi. Tidak ada cara lain, kecuali membeli pada penjual ilegal walau harga tinggi," kata Maimun.

Baca juga: Elpiji 3 Kg Langka, BUMN akan Tambah Pasokan

Melonjaknya harga elpiji 3 kg bersubsidi juga terjadi di berbagai kabupaten/kota lain di Provinsi Aceh. Sebut saja, Kabupaten Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Aceh Salatan, Aceh Jaya, dan Aceh Besar.

Ironinya selama kelangkaan itu, keberadaan elpiji 3 kg semakin sulit diperoleh pada pangkalan atau pengecer resmi. Namun bahan utama untuk kebutuhan bahan bakar masyarakat itu sering tersebar di kedai, warung, toko, atau kios pedagang ilegal yang tidak terdaftar di agen Pertamina.

Barang-barang itu ditengarai mendapat pasokan dari distributor nakal untuk memperoleh keuntungan lebih besar. Mereka sering menyelundupkan itu pada malam hari. Semua segel pengaman pada pentil tabung 3 kg dipindah yang seolah itu tabung kosong.

"Ini sudah menjadi rahasia umum. Herannya tidak ada penertiban dari pihak terkait. Ke mana lagi kami mengadu?" tambah Bakhtiar, warga Kecamatan Paya Bakong, Kabupaten Aceh Utara. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat