visitaaponce.com

DPRD Bantah Pengungsi Maybrat tidak Terurus dan Terancam Stunting

DPRD Bantah Pengungsi Maybrat tidak Terurus dan Terancam Stunting
Wakil Ketua DPRD Maybrat Agustinus Tenau.(Ist)

WAKIL Ketua DPRD Maybrat Agustinus Tenau membantah adanya pemberitaan terkait adanya anak-anak pengungsi Maybrat Papua Barat Daya yang tidak terurus dan terancam stunting. Pemberitaan yang beredar luas itu menurut dia tidak benar dan tidak sesuai fakta di lapangan.

"Kami tidak tahu itu data dan sumbernya dari mana kalau pengungsi di Maybrat terancam busung lapar, apalagi diberi bumbu makan cuma sekali sehari. Sama sekali tidak benar sesuai fakta lapangan," ungkap Agustinus kepada wartawan, Jumat (4/8).

Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Maybrat dalam koordinasi dengan DPRD Maybrat terus melakukan pemantauan kondisi pengungsi yang tersebar di beberapa wilayah seperti Aitinyo, Aifat, Aifat Timur, Teluk Bintuni, Sorong, dan Sorong Selatan. Rata-rata, lanjut Agus, peredaran pengungsi yang jumlahnya mencapai 6.000-an tersebut mengikuti keluarga atau kerabat masing-masing.

"Jadi sangat tidak masuk akal kalau mereka mengungsi ke keluarganya lalu mereka lapar. Kami orang Maybrat penuh cinta kasih. Masak keluarganya makan lalu mereka tidak makan? Itu sangat tidak masuk akal," lanjutnya.

Kata dia, kalau pun ada pengungsi yang tidak tertangani itu sebenarnya karena tidak terdata karena mereka berada di hutan-hutan yang aksesnya sulit termasuk kombinasi juga susah.

"Tapi jangan membangun framing bahwa pengungsi tidak terurus bahkan terancam stunting. Pemerintah saja kami tahu sering sekali memberikan bantuan berupa sembako dan biaya pendidikan untuk yang sekolah termasuk biaya kesehatan," ucap Agus.


Baca juga: Pemerintah Gelontorkan Rp57 M untuk Perbaiki Jalan Susur Pantai Danau Toba


Saat ini, menurut dia, situasi Maybrat sudah relatif terkendali terutama dari sisi Kamtibmas. "Ini juga karena peran PJ Bupati mampu merangkul seluruh stakeholder yang ada di Maybrat agar bersatu memajukan Maybrat. Sekarang hasilnya mulai kelihatan," katanya.

Dia ambil contoh wilayah Maybrat yang tadinya dianggap merah dari sisi kerawanan kini sudah menjadi wilayah hijau karena Kamtibmas yang relatif terkendali dengan baik. Demikian juga persoalan stunting, saat ini Maybrat sudah bisa mengendalikan dengan capaian yang semakin baik.

"Dulu angka kita di 20 persen dan sekarang sudah mulai berkurang jadi 14 persen, perlahan-lahan mulai mendekati angka nasional 7 persen. Jadi kalau ada berita begini tentu saja kami kaget faktanya Maybrat mulai semakin membaik apalagi kalau konteksnya soal stunting. Saya selalu bilang, bukan Maybrat lagi tetapi Mayringan karena hal yang tadinya berat-berat kini mulai terurai satu-satu dan bisa terasa ringan," tukasnya.

Bagi Agus, kritik boleh saja tetapi harus berdasarkan data dan fakta lapangan yang valid. "Kami bukan antikritik tetapi kritiklah dengan data dan fakta yang aktual bukan hanya sekadar comotan komentar orang per orang lalu menggeneralisir atas situasi terhadap seluruh Maybrat," pungkas Agus. (RO/I-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat