Dua Orang Meninggal Dunia Akibat Longsor di Kabupaten Pegunungan Arfak
![Dua Orang Meninggal Dunia Akibat Longsor di Kabupaten Pegunungan Arfak](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/05/2b86aea52b0f2c674dbe70cd5cf1a7c3.jpg)
DUA orang dilaporkan meninggal dunia akibat tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Pegunungan Arfak, Provinsi Papua Barat, Minggu (26/5). Longsor itu disebabkan hujan berintensitas lebat yang berlangsung cukup lama.
Berdasarkan data yang diterima Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Minggu (26/5) malam, total korban jiwa akibat tanah longsor yang terjadi di Kampung Mitiede, Distrik Minyawbouw tersebut berjumlah lima orang.
"Adapun dua orang masih dalam pencarian serta satu orang dinyatakan selamat dalam perawatan di Rumah Sakit Warmare, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Senin (27/5).
Baca juga : Longsor Tana Toraja, Korban Meninggal Dunia Capai 18 Orang
Tanah longsor yang terjadi dilaporkan juga menyebabkan enam unit rumah mengalami rusak berat akibat tertimbun material longsor. Selain itu, longsor juga mengakibatkan terputusnya akses jalan di Kampung Mitiede.
Sebagai upaya penanganan darurat, ujar Abdul, tim gabungan yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Arfak, BPBD Provinsi Papua Barat, Basarnas, dan TNI-Polri melakukan evakuasi dengan mengerahkan sejumlah peralatan SAR serta melakukan kaji cepat dampak bencana.
"Saat siaran pers ini disusun, operasi pencarian korban hilang oleh tim gabungan yang sempat dihentikan sementara akibat cuaca ekstrem semalam sudah dilanjutkan kembali dengan mengerahkan alat berat," ungkapnya.
Baca juga : BNPB: Satu Orang Meninggal akibat Banjir di Manado
Guna meminimalisir dampak cuaca ekstrem, masyarakat dan pemerintah setempat diimbau meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi terhadap potensi bencana yang dapat dipicu oleh faktor cuaca.
"Salah satunya melakukan pembersihan drainase dan saluran air di permukiman agar dilakukan secara berkala," tutur Abdul.
Selain itu, masyarakat diminta melakukan monitoring sungai dan pembersihan material sampah yang dapat menyumbat aliran agar dilakukan sesering mungkin untuk memaksimalkan daya tampung debit air sungai.
Jika terjadi hujan lebat dalam durasi lebih dari satu jam, terang Abdul, masyarakat yang tinggal di sekitar lereng sungai maupun tebing agar mengevakuasi diri secara mandiri sementara.
"Masyarakat juga diimbau untuk senantiasa memperbarui perkembangan informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), maupun BPBD setempat untuk mendapatkan rekomendasi pencegahan dan kesiapsiagaan," pungkasnya. (Z-3)
Terkini Lainnya
Bantuan Genset dan Ventilator untuk Fakfak
Pengamat: Suara MRP Tidak Mewakili Seluruh Rakyat Papua
Mentan Amran Targetkan Papua Barat Jadi Contoh Hilirisasi Kelapa Sawit
Mentan Tinjau Cetak Sawah di Manokwari, Dorong Pompanisasi dan Mekanisasi
Peneliti Temukan 23 Spesies Anggrek Baru di Papua Barat
Dua Orang Meninggal Dunia Tertimbun Longsor di Blitar
Budi Sylvana: Saya tidak Bisa Menghindar dari Perintah Jabatan
Fenomena La Nina, Sejumlah Wilayah Alami Intensitas Curah Hujan Tinggi
Mitigasi Bencana BPBD Kalsel Tingkatkan Kompetensi Relawan dan Tenaga Kebencanaan
Bertemu Komunitas Gila Selingkuh, Kepala BNPB Belajar Lestarikan DAS
50 Hektare Lahan Terbakar di Gunung Bromo
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap