Fenomena La Nina, Sejumlah Wilayah Alami Intensitas Curah Hujan Tinggi
![Fenomena La Nina, Sejumlah Wilayah Alami Intensitas Curah Hujan Tinggi](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/06/8084ed6220863eda3d7eceaa88690a16.jpg)
WALAUPUN saat ini Indonesia sudah memasuki musim kemarau, tetapi fenomena La Nina yang dimulai dari Juni hingga November disebut akan membawa peningkatan intensitas curah hujan tinggi di sejumlah wilayah Tanah Air. La Nina adalah fenomena ketika suhu permukaan laut di wilayah tengah dan timur Samudra Pasifik menjadi lebih dingin dari biasanya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pun meminta pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiap-siagaan terutama terkait bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan, intensitas curah hujan yang tinggi meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi basah yang tinggi.
Baca juga : BNPB Imbau Masyarakat Siap Siaga Hadapi Bencana Hidrometeorologi
Namun, katanya, tidak semua daerah yang mengalami intensitas curah hujan tinggi akan mengalami bencana. Sebaliknya, tidak selamanya daerah-daerah yang intensitas hujannya tidak terlalu tinggi juga tidak mengalami bencana.
“Kadang-kadang tergantung dari kerentanan wilayah itu. Misalkan di satu tempat ada tebing yang curam dan tidak ada vegetasi. Untuk kondisi itu mungkin tidak perlu intensitas hujan sangat tinggi untuk membuatnya longsor,” kata Muhari dalam program Disaster Briefing yang disiarkan di Youtube BNPB Indonesia, Senin (24/6).
“Pada sisi lain, ada daerah yang sebenarnya cukup rimbun, tebingnya tidak terlalu terjal, tetapi karena hujannya misal durasi 4 jam, intensitasnya tinggi, sehingga akar-akar tumbuhan itu tidak mampu untuk menyerap keseluruhan debit air yang turun, sehingga tetap longsor,” imbuhnya.
Baca juga : 2.125 Jiwa Terdampak Banjir di Gorontalo
Karena itu, kata Muhari, BNPB tidak hanya berpatokan pada prakiraan daerah yang akan mengalami peningkatan intensitas curah hujan, tetapi juga melihat data historis bencana di wilayah tersebut.
“Karena kalau kita bicara hidrometeorologi basah, itu recurrent (berulang), sekali terjadi di masa lalu atau tahun lalu, misalnya banjir besar sepanjang Sungai Kapuas, kalau tidak ada perubahan ekosistem yang signifikan, pasti akan terjadi lagi,” jelasnya.
Untuk itu, BNPB akan mengirimkan peringatan ke daerah-daerah, tidak hanya yang diprakiraan terdampak La Nina tahun ini, tapi juga daerah-daerah yang secara historis pada bulan Juni sampai November dalam 10 tahun terakhir mengalami bencana hidrometeorologi basah.
Baca juga : La Nina Diprediksi akan Menguat di Wilayah Indonesia pada Juli Mendatang
Data BNPB mengungkapkan daerah dengan potensi banjir kategori tinggi untuk dasarian 3 bulan Juni (21-30 Juni). Daerah tersebut rata-rata berada di Papua, antara lain Kabupaten Maybrat (di Kecamatan Mare), Sorong (di Kecamatan Makbon dan Sayosa), Sorong Selatan (di Kecamatan Sawiat), dan Nabire (di Kecamatan Makimi, Siwiwio, dan Uwapa).
Sementara itu, berikut daerah yang diprediksi mengalami peningkatan intensitas curah hujan tinggi akibat fenomena La Nina dari Juni hingga November 2024.
Juni 2024: Sebagian Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.
Baca juga : BNPB Sebut Curah Hujan di Jawa dan Bali Masih Tinggi Sepekan Kedepan
Juli 2024: Sebagian Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.
Agustus 2024: Sebagian kecil Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, dan Papua Tengah.
September 2024: Sebagian Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, dan Papua Tengah.
Oktober 2024: Sebagian Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Jawa Barat, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, dan Papua Selatan.
November 2024: Sebagian Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, NTB, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Papua Barat Daya, Papua Barat, dan Papua Selatan. (Z-10)
Terkini Lainnya
Bumi Sedang Tidak Baik, Transisi Energi Diminta Segera Dilakukan
Ini Penjelasan Pakar Geofisika Universitas Brawijaya Tentang Fenomena Suhu Panas
BMKG Sebut Fenomena Suhu Panas di Makassar Biasa Terjadi Jelang Musim Kemarau
Fenomena Aurora Borealis di Langit Eropa, Apa Bedanya dengan Aurora Australis?
Bibit Siklon Tropis Diprediksi Muncul, BMKG Minta Pemudik Waspada!
Prakiraan Cuaca Selasa 25 Juni 2024, Gelombang Tinggi Terjadi di Beberapa Daerah
Sebagian Wilayah Tanah Air Hari Ini masih Diprediksi Diguyur Hujan
Prakiraan Cuaca Kamis 20 Juni 2024, BMKG Imbau Waspada Potensi Hujan Lebat dan Petir
Banjir dan Tanah Longsor Melanda Kabupaten Nias Barat, Ribuan Jiwa Terdampak
BMKG: Sejumlah Wilayah di Indonesia Masih Berpotensi Diguyur Hujan
Dokter tanpa Etika dan Pembiaran oleh Otoritas Negara
Kemitraan dan Kualitas Pendidikan
Ketahanan Kesehatan Global
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap