visitaaponce.com

Makam Kuno Muncul dari Waduk Gajah Mungkur

Makam Kuno Muncul dari Waduk Gajah Mungkur
Komplek makam kuno yang muncul dari dasar Waduk Gajah Mungkur di Jawa Tengah, Senin (11/9).(MI/Widjajadi)

SERGAPAN El Nino pada musim kemarau tahun ini telah mempercepat penyusutan air Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri, Jawa Tengah. Sejumlah kuburan atau makam kuno di area waduk yang luasnya mencapai 8.800 hektare itu muncul kembali.

Waduk buatan tersebut memang dibuat dengan menenggelamkan 51 desa di tujuh kecamatan. WGM mulai dibangun pada 1976 dengan cara membendung sungai terpanjang di Pulau Jawa, yakni Bengawan Solo.

Pantauan Media Indonesia pada Senin (11/9), di kawasan Desa Jaban, Kecamatan Wuryantoro, yang sebagian lingkungannya ikut menjadi bagian area waduk terbesar di Asia Tenggara itu, memunculkan pemandangan sejumlah makam yang menyembul kembali.
 
Baca juga : Volume Waduk Jatiluhur Menyusut

"Ya itu seperti fenomena tahunan. Ketika musim kemarau panjang terjadi, air waduk menjadi susut, dan bekas bangunan dan makam muncul lagi ke permukaan," terang Camat Wuryantoro, Sumardjobo Fadjari ketika dikonfirmasi terkait pemandangan WGM yang makin susut airnya.

Puluhan nisan yang terlihat, banyak yang rusak, ada yang tinggal separuh, namun ada juga yang masih utuh meski lama ditenggelamkan air waduk yang meninggi selama musim penghujan hingga awal Agustus.

Baca juga : Separuh Danau dan Waduk di Dunia Mengering

Di antara nisan yang menyembul itu ada yang tulisannya masih membekas jelas, menggunakan aksara jawa. Beberapa diantaranya juga masih terlihat angka tahun di nisan tersebut.
 
Menurut sesepuh warga di lingkungan Desa Jaban yang tinggal tidak jauh dari sabuk hijau WGM, keberadaan makam itu dulu merupakan bagian terdekat pemukiman desa.

"Ya beginilah keadaan waduk ketika air susut banyak di musim kemarau. Dulu merupakan pemukiman yang ada makam, dan ikut tergusur, lalu banyak yang ikut transmigrasi ke Sumatera atau Kalimantan," kata Wiryono, 60, warga Jaban.
 
Sejak Agustus silam, sejumlah area yang tadinya tenggelam oleh air WGM, mulai tampak ke permukaan, salah satunya kompleks makam dekat Desa Jaban. Meski sudah lebih dari sebulan menyembul, tidak ada orang yang datang nyekar ke sana.
 
Namun yang jelas, seiring dengan menyusutnya air waduk, maka banyak warga yang memanfaatkan daratan yang terlihat sebagai lahan pertanian.

"Ya area di sekitar lokasi itu juga dimanfaatkan warga untuk bercocok tanam. Dari pengalaman, air melimpah dan menutup area yang menjadi daratan berlangsung empat bulanan. Ya cukup untuk tanam padi di musim kemarau, air tinggal mengalirkan," timpal Waljono, warga Desa Jaban lainnya. (Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat