Makam Kuno Muncul dari Waduk Gajah Mungkur
![Makam Kuno Muncul dari Waduk Gajah Mungkur](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/09/128a345495c636503a553f67e1c54b67.jpg)
SERGAPAN El Nino pada musim kemarau tahun ini telah mempercepat penyusutan air Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri, Jawa Tengah. Sejumlah kuburan atau makam kuno di area waduk yang luasnya mencapai 8.800 hektare itu muncul kembali.
Waduk buatan tersebut memang dibuat dengan menenggelamkan 51 desa di tujuh kecamatan. WGM mulai dibangun pada 1976 dengan cara membendung sungai terpanjang di Pulau Jawa, yakni Bengawan Solo.
Pantauan Media Indonesia pada Senin (11/9), di kawasan Desa Jaban, Kecamatan Wuryantoro, yang sebagian lingkungannya ikut menjadi bagian area waduk terbesar di Asia Tenggara itu, memunculkan pemandangan sejumlah makam yang menyembul kembali.
Baca juga : Volume Waduk Jatiluhur Menyusut
"Ya itu seperti fenomena tahunan. Ketika musim kemarau panjang terjadi, air waduk menjadi susut, dan bekas bangunan dan makam muncul lagi ke permukaan," terang Camat Wuryantoro, Sumardjobo Fadjari ketika dikonfirmasi terkait pemandangan WGM yang makin susut airnya.
Puluhan nisan yang terlihat, banyak yang rusak, ada yang tinggal separuh, namun ada juga yang masih utuh meski lama ditenggelamkan air waduk yang meninggi selama musim penghujan hingga awal Agustus.
Baca juga : Separuh Danau dan Waduk di Dunia Mengering
Di antara nisan yang menyembul itu ada yang tulisannya masih membekas jelas, menggunakan aksara jawa. Beberapa diantaranya juga masih terlihat angka tahun di nisan tersebut.
Menurut sesepuh warga di lingkungan Desa Jaban yang tinggal tidak jauh dari sabuk hijau WGM, keberadaan makam itu dulu merupakan bagian terdekat pemukiman desa.
"Ya beginilah keadaan waduk ketika air susut banyak di musim kemarau. Dulu merupakan pemukiman yang ada makam, dan ikut tergusur, lalu banyak yang ikut transmigrasi ke Sumatera atau Kalimantan," kata Wiryono, 60, warga Jaban.
Sejak Agustus silam, sejumlah area yang tadinya tenggelam oleh air WGM, mulai tampak ke permukaan, salah satunya kompleks makam dekat Desa Jaban. Meski sudah lebih dari sebulan menyembul, tidak ada orang yang datang nyekar ke sana.
Namun yang jelas, seiring dengan menyusutnya air waduk, maka banyak warga yang memanfaatkan daratan yang terlihat sebagai lahan pertanian.
"Ya area di sekitar lokasi itu juga dimanfaatkan warga untuk bercocok tanam. Dari pengalaman, air melimpah dan menutup area yang menjadi daratan berlangsung empat bulanan. Ya cukup untuk tanam padi di musim kemarau, air tinggal mengalirkan," timpal Waljono, warga Desa Jaban lainnya. (Z-4)
Terkini Lainnya
Mitos Mengenai Guci, Destinasi Wisata Populer di Tegal
Pertama Kali dapat Fasilitas Fast Track, 352 Jemaah Haji Kloter Pertama Dilepas Pj Gubernur Jateng
Antraks Muncul Lagi di Gunungkidul, Wonogiri Awasi Pergerakan Hewan Ternak di Perbatasan
Kapolda Jateng Soroti Kasus Sadis Tukang Jagal 4 Nyawa di Wonogiri
Program Keberlanjutan dan Pemberdayaan di Wonogiri bawa Kalbe Raih Proper Emas
Muncul Sapi Antraks di Wonogiri, Bupati Jekek Beri Kompensasi Rp5 Juta
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Hidup Segan Calon Perseorangan
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap