visitaaponce.com

Pemkab Aceh Tamiang Dukung Penuh Pemanfaatan Biomassa untuk Co-Firing PLTU

Pemkab Aceh Tamiang Dukung Penuh Pemanfaatan Biomassa untuk Co-Firing PLTU
PLN EPI dorong pemanfaatan biomassa untuk co firing PLTU(Dok.PLN EPI)

PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) terus bergerak cepat untuk mencapai target Nett Zero Emission (NZE) pada 2060. Terbaru PT EPI menandatangani kesepakatan bersama dengan PT Palma Banna Mandiri dan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang di Kantor Bupati Aceh Tamiang.

Kesepatakan bersama itu berisi tentang sinergi pengembangan dan pengelolaan biomassa berbasis pemanfaatan sumber daya setempat. Kesepakatan bersama itu ditandatangani Pj Bupati Aceh Tamiang, Meurah Budiman, Direktur Biomassa PLN EPI, Antonius Aris Sudjatmiko; dan Direktur PT Palma Banna Mandiri, Nazarudin Ibrahim.

Pj Bupati dalam sambutannya mengatakan, pihaknya sangat mendukung kerja sama tersebut. Menurutnya, sumber energi berbasis fosil semakin menipis. Oleh karena itu, biomassa menjadi sangat penting sebagai sumber energi baru terbarukan dan green. Ia pun mengaku langsung setuju dengan kesepakatan bersama itu.

Meurah berharap, kerja sama itu berjalan baik sesuai dengan keinginan semua pihak. Menurutnya pemanfaatan biomassa sebagai sumber energi juga akan berdampak dalam hal serapan tenaga kerja. Ia pun sangat mengapresiasi PLN EPI dan PT Palma Banna Mandiri yang berkomitmen melibatkan masyarakat dalam penyediaan biomassa untuk Co-Firing.

"Kami berharap, program berjalan maksimal sehingga manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat,” kata Meurah dalam keterangannya.

Sementara Direktur PT Palma Banna Mandiri, Nazaruddin Ibrahim mengamini pernyataan Pj Bupati Aceh Tamiang. Sebagai mitra pemasok, ia mengatakan jika biomassa mampu menjadi nilai tambah bagi masyarakat bahkan membuka lapangan pekerjaan baru.

Menurut Nazar, guna memenuhi kebutuhan biomassa untuk PLTU Pangkalan Susu dan Nagan Raya, pihaknya melibatkan masyarakat dalam hal pengumpulan bahan baku. "Program biomassa ini tidak hanya jadi solusi Nett Zero Emission namun juga menambah penghasilan masyarakat," ucap Nazar.

Ia melanjutkan, di tahap awal ini pihaknya bekerjasama dengan tiga koperasi di Desa Kaloy, Aceh Tamiang. Ditargetkan, lahan seluas 3.500 hektare akan ditanami berbagai tanaman. Di antaranya, kata Nazar, tanaman yang disiapkan untuk jadi sumber biomassa. Misalnya kaliandra, indigofera, dan lain sebagainya.

"Total lahan yang akan kami tanami ke depan sekitar 13.500 hektar yang tersebar di Aceh Tamiang, Aceh Timur, Langsa, dan Aceh Barat Daya," sambungnya.

Nazar meyakini, melihat besarnya manfaat yang dirasakan, akan makin banyak wilayah yang bakal bekerjasama terkait pemanfaatan untuk tanaman biomassa. Selain penanaman, Nazar juga melakukan penyemaian benih di wilayah Langsa. Menurutnya, penyemaian dan penanaman tanaman multifungsi terinspirasi dari program yang sudah dijalankan PLN EPI di wilayah Gunungkidul, DIY.

"Bisa jadi ke depan tidak hanya 13.500 hektare yang dikerjasamakan namun bertambah banyak seiring dengan semakin diketahuinya manfaat program Co-Firing PLN," katanya.

Hal senada juga dikatakan Direktur Biomassa PLN EPI, Antonius Aris Sudjatmiko. Aris, sapaannya menerangkan, pihaknya selalu bergerak dengan mitra lokal dalam penyediaan biomassa untuk Co-Firing PLTU. Bicara soal biomassa, menurut Aris tak akan bisa lepas dari peran serta masyarakat lokal.

"Mulai dari penyemaian, penanaman, perawatan, pemanenan, pengumpulan, hingga pengiriman ke PLTU pasti akan melibatkan masyarakat," jelas Aris.

Dia menerangkan, ada tiga unsur utama terkait biomassa. Masing-masing adalah lahan, pupuk, dan tenaga kerja. Terkait lahan, Aris menegaskan, lahan yang ditanami tanaman multifungsi bukanlah lahan produktif sehingga tidak berkompetisi dengan area produktif yang sudah ada. Skema yang digunakan bisa tumpang sari atau pemanfaatan lahan kritis.

Di sisi lain ia menjelaskan jika pada prinsipnya semua jenis limbah tanaman bisa menjadi sumber biomassa. Mulai dari sekam dan jerami padi, bagas tebu, ranting dan dahan kayu, bonggol jagung, dan lain sebagainya.

Terkait pupuk, lanjutnya, akan dikerjasamakan dan bersinergi dengan mendampingi masyarakat dalam pembuatan dan pemanfaatan pupuk organik fly ash bottom ash (FABA). Menurutnya, masyarakat bisa memproduksi pupuk organik dari bahan baku FABA dengan kotoran ternak, limbah pertanian, perkebunan dan limbah-limbah lain-lain.

Sebelumnya, PLN EPI juga menandatangi nota kesepahaman dengan PT Semen Kupang Indonesia (SKI) dalam rangka mengembangkan dan mengelola biomassa berbasis pemanfaatan sumber daya setempat. Kesepakatan ini dilakukan guna mendukung NZE 2060. Melalui MoU tersebut, PLN EPI dan Semen Kupang Indonesia akan bersama-sama mengolah biomassa dari penanaman tanaman multifungsi. Biomassa tersebut selanjutnya akan digunakan sebagai co-firing di PLTU, sedangkan companion products daunnya akan dimanfaatkan utk pakan ternak dan karbon kredit berbasis ESG.

Ada sekitar 5.600 hektar lahan yang akan ditanami di mana batang dan rantingnya bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar biomassa. PLN EPI akan terus melakukan sinergi yang berkaitan dengan pemetaan, pembibitan, penanaman, pengolahan, pengembangan dan pemanfaatkan sumberdaya yang dapat dijadikan biomassa untuk mempercepat Indonesia menuju NZE pada 2060. (RO/E-1)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat