visitaaponce.com

Local Hero Palembang Ciptakan Enzym untuk Kelola Limbah Tempe

Local Hero Palembang Ciptakan Enzym untuk Kelola Limbah Tempe
Pengrajin tempe di Plaju Ulu, Palembang menuangkan enzyme ke dalam lubang pengolahan limbah atau IPAL.(MI/Dwi Apriani)

BOTOL-botol plastik berwarna putih menghiasi teras sebuah rumah di Lorong Kampung Mari, Plaju, Palembang, Sumatra Selatan. Tangan terampil dari seorang pria berambut panjang nampak berhati-hati menuangkan air berwarna merah  kecoklatan lewat corong kecil ke botol-botol tersebut.

Air berwarna coklat tersebut diambil dari sebuah ember besar yang tertutup rapat, di sisi kanan pria itu. Aroma belimbing begitu pekat tercium dari air tersebut. "Ini namanya enzym. Dibuat dari belimbing wuluh," ucap Choirul Bahri, 45.

Enzym belimbing wuluh itu buatannya sendiri. Sejak 2021, pria yang akrab disapa Elonk ini, mulai berkecimpung dengan proses pembuatan enzym. Berbekal dari pengetahuan dari buku, hingga mengikuti pelatihan pemanfaatan belimbing wuluh menjadi enzym, ia bisa membuat hasil karya sendiri.

Baca juga: Syngenta Latih 4.500 Petani terkait Agronomi dan Teknologi

Proses pembuatan enzym ini cukup panjang, butuh waktu lebih dari enam bulan. Diceritakan Elonk, ia tertarik membuat enzym tersebut karena banyaknya pohon belimbing wuluh yang ada di sekitar rumahnya.

"Belimbing wuluh hanya digunakan untuk memasak selama ini, dari satu batang pohon, biasanya hanya dipakai sedikit, sementara yang lain terbuang sia-sia. Karenanya berbekal ilmu yang ada, saya pun mulai membuat enzym," ucapnya.

Setelah dipanen, belimbing wuluh yang dikumpulkan dibersihkan menggunakan pisau kayu atau pisau marmer. Hal itu lantaran dalam proses pembuatan enzym tidak boleh terkena unsur logam karena akan berpengaruh pada hasilnya. Belimbing wuluh yang sudah dibersihkan itu pun difermentasi, dimasukkan ke dalam ember besar yang ditutup rapat.

"Selama enam bulan, tidak boleh dibuka. Karenanya setelah enam bulan baru bisa dipanen dan dipakai baik untuk minuman kesehatan maupun untuk menghambat pertumbuhan bakteri tidak baik di dalam limbah," kata dia.

Dalam satu kali produksinya atau per enam bulan, ia bisa menghasilkan sekitar 100 liter cairan enzym. Sebelum dipasarkan pada 2022, enzym yang dihasilkan dari hasil fermentasi itu sudah beberapa kali diuji di laboratorium bersama UIN Raden Fatah Palembang dan Pemkot Palembang.

Baca juga: IPO, Agro Bahari Nusantara Ingin Dongkrak Produksi Udang

Ayah 3 anak itu menjelaskan, enzym ini bisa dipakai untuk penyakit diabetes, kanker serviks, dan sebagainya. Sementara pada pertengahan 2022, Elonk diminta Kilang Pertamina Internasional Plaju agar enzym tersebut dipakai dalam  mengurangi bau limbah tempe di Kampung Pangan Plaju Ulu.

"Dalam kerjasama dengan Pertamina dan UIN, enzym ini masuk laboratorium. Di dalam limbah tempe itu ada berbagai bakteri jahat, bakteri ekoli. Setelah diuji coba ternyata enzym ini bisa menghambat pertumbuhan bakteri ekoli. Sehingga bisa mengurangi bau limbah tempe yang pekat," ucapnya.

Peraih local hero Pertamina itu mengaku, sampai saat ini enzym yang diciptakannya sudah digunakan untuk pengolahan limbah di Plaju Ulu. "Dalam satu hari, satu botol kecil atau 150 ml dituangkan atau dicampurkan di saluran limbah tempe," ucapnya.

Selain bekerjasama dengan Pertamina, Elonk juga memasarkan enzym tersebut secara online. "Sampai sekarang permintaan enzym ini cukup besar. Pelanggan tetap sudah banyak. Ada permintaan dari banyak pihak sebenarnya, bahkan pasar ekspor, namun belum bisa dipenuhi karena produksi yang masih terbatas," jelasnya.

Dalam mendukung usahanya tersebut, Elonk mengaku, peran Pertamina cukup  besar. Sebab sejak awal, Pertamina sudah membantu fasilitasi uji coba ke laboratorium, kepemilikan produk, menjembatani izin usaha dan izin BPOM. Termasuk dalam urusan pemasaran.

Baca jugaProgram Kelas Berbagi, Inovasi Berkelanjutan dari PHE Jambi ...

Di lokasi berbeda, Achmad Ponco, salah satu pengrajin tempe di Plaju Ulu terlihat menuangkan satu botol kecil enzym kedalam lubang IPAL (instalasi pengolahan air limbah). IPAL yang sudah dibangun sejak 2021 itu merupakan salah satu program bantuan Pertamina sebagai tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL).

"Takarannya, dalam sehari cukup menuangkan satu botol enzym. Ini baru dipakai di IPAL ini satu bulan terakhir. Hasilnya cukup terasa, limbah yang selama ini masih mengeluarkan aroma bau, kini sudah bias," jelasnya.

Artinya, kata dia, penggunaan enzym di IPAL tersebut sudah terlihat manfaatnya. "Enzym ini adalah bantuan terbaru dari Pertamina, sebelumnya Pertamina sudah membangun IPAL untuk para pengrajin tempe disini dan juga membantu dalam gerakan mandiri pangan, budidaya lele dalam ember. Juga ada pemasangan solar cell untuk keberlangsungan operasional IPAL ini," jelasnya.

Sinergi Pertamina

Tidak hanya fokus pada lingkungan yang bersih dan sehat, Pertamina berupaya keras agar dapat membantu masyarakat di sekitar area kilang Plaju untuk bisa berinovasi dan meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Termasuk dalam mendukung produksi serta pemanfaatan enzym dari hasil karya peraih Proklim Lestari di Kampung Mari itu.

"Ini adalah inovasi dari Pertamina. Disana ada kampung iklim, dan Elonk adalah tipikal local hero yang aktif dan mau belajar. Berawal dari banyaknya belimbing wuluh di sekitar rumahnya, ia belajar ke banyak narasumber dan mempelajari berbagai jurnal hingga akhirnya menciptakan eco-enzym," kata Siti Rachmi Indahsari, Area Manager Communication, Relations & CSR RU III Plaju.

Pertamina pun menyinergikan enzym tersebut bersama salah satu perguruan tinggi di Palembang yang mempunyai laboratorium. Enzym ini pun diuji coba dan ternyata bisa juga dipakai untuk kelola limbah di Kampung Tempe Plaju.

"Hasilnya cukup baik. Membantu pengelolaan limbah tempe di kampung tersebut, dan mengurangi bau yang muncul dari limbah tersebut," kata dia.

Sebagai entitas bisnis, Pertamina sangat mengapresiasi dengan terobosan baru itu. Sebab bisa membantu menciptakan harapan kepada masyarakat untuk mengikuti jejak tersebut. 

"Kami mengajak semua unsur masyarakat yang terlibat dari proklim itu untuk menanam belimbing wuluh, sehingga bisa menyuplai untuk proses pembuatan enzym. Kami pun membekali masyarakat di sekitar kilang dalam penyediaan bibit." 

Rachmi berharap agar produk enzym ini bisa dipasarkan secara luas. Hal ini akan berimbas pada masyarakat, dimana bisa menjadi sumber penghasilan baru bagi masyarakat di sekitar kilang. "Kita harapkan masyarakat bisa berkontribusi dan ikut bagian untuk melihat peluang." 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Palembang, Ahmad Mustain mengatakan, inovasi eco enzym ini sangat penting dan harus diapresiasi. Apalagi enzyme ini mampu diproduksi masyarakat kelompok binaan dari Pertamina Plaju ini.

"Enzym ini mampu untuk menjadi bahan pengurai limbah di industri rumah tangga produsen tempe di Plaju. Hal ini tentunya sangat baik karena dapat bermanfaat bagi kelompok industri tempe agar lebih ramah lingkungan serta mengurangi beban pencemaran di lingkungan masyarakat sekitar industri tempe," jelasnya.

Ia berharap agar inovasi ini menjadi contoh bagi kelompok masyarakat lainnya terutama industri rumah tangga dapat memperhatikan pengelolaan limbahnya dan aspek lingkungan lainnya. (DW/N-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat