visitaaponce.com

Landmark Budaya Floratama di Parapuar, Destinasi Wisata Baru dalam Kota

Landmark Budaya Floratama di Parapuar, Destinasi Wisata Baru dalam Kota
Kawasan Pariwisata Terpadu Parapuar, destinasi wisata baru dalam Kota Labuan Bajo.(MI/Marianus Marselus.)

KEMENTERIAN Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) saat ini mengembangkan kawasan pariwisata terpadu di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kawasan ini akan menjadi landmark budaya dan destinasi baru dalam kota Labuan Bajo. 

Kawasan pariwisata terpadu itu dikenal dengan Parapuar. Dalam bahasa lokal, para berarti gerbang dan puar berarti hutan.  

"Pemilihan nama tersebut didasari oleh prinsip bahwa kawasan yang akan dibangun tersebut mengedepankan nilai-nilai keberlangsungan lingkungan dan tetap mempertahankan keaslian kawasan yang merupakan hutan produksi, Hutan Nggorang Bowosie," ungkap Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina, pada Kamis (2/11) di Labuan Bajo. 

Baca juga: PLN Pastikan Pasokan Listrik di Kupang Tidak Terganggu Gempa M 6,6
 
Kawasan Pariwisata Terpadu Parapuar diapit Desa Golo Bilas, Desa Gorontalo, dan satu kelurahan yaitu Kelurahan Wae Kelambu, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat. Sedikitnya empat zona akan dibangun di atas lahan 400 ha. Salah satunya Zona Budaya (Cultural District) yang rencananya dibangun di area seluas 21,69 ha dari total kawasan seluas 114,73 ha. 

Pengembangan zona itu terdiri dari Pusat Budaya (Cultural Center) seperti Hikayat Komodo, Cultural Perfomance Park, Museum, Agriculture Tourism, Culture Gallery, Ring of Fire Flores View, dan Pray Hill, serta atraksi penunjang lain yang ikut mendukung pariwisata dan menonjolkan budaya NTT. "Pembangunan zona ini bertujuan sebagai showcase kebudayaan Flores, Lembata, Alor, dan Bima (Floratama), serta mengangkat keunikan dan keragaman budaya setempat sebagai daya tarik wisata. Pengunjung dapat mempelajari dan menikmati kebudayaan dan kehidupan alam Flores selain menikmati ketenangan dan keindahan alam Labuan Bajo yang berkontur hutan dan perbukitan," jelas Shana. 

Baca juga: Harga Cabai di Palembang Setara 3 Kilogram Ayam Potong

Menurut Shana, pembangunan kawasan Parapuar merupakan langkah pemerintah untuk menambah jumlah destinasi dan atraksi wisata baru di Labuan Bajo yang diharapkan menambah lama tinggal dan kunjungan wisatawan di dalam kota Labuan Bajo. "Saat ini destinasi wisata baru terus bertambah di Labuan Bajo. Kehadiran Parapuar akan menambah daftar tersebut. Bukan hanya destinasinya, tetapi juga dilengkapi dengan atraksi yang bisa menambah alternatif wisata yang ada di darat. Letak Parapuar yang sangat strategis di tengah kota Labuan Bajo tentu akan membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas dan membuka pasar baru bagi produk-produk lokal Floratama," ungkap Shana. 

Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk menambah destinasi dan atraksi wisata yang ada di Labuan Bajo, selain Taman Nasional Komodo. Harapannya, wisatawan tidak hanya berkunjung ke laut dan pulau, tetapi juga menghabiskan waktu di dalam kota Labuan Bajo dan berbelanja oleh-oleh khas lokal. 

Salah satu hal yang akan menjadi unggulan Zona Budaya Parapuar ialah pengembangan miniatur budaya Floratama. Pada zona ini akan dilengkapi dengan berbagai narasi budaya terkait sejarah Manggarai, Flores, Alor, Lembata, dan Bima, sejarah Komodo yang berkembang menjadi cerita rakyat. 

Selain itu, showcase budaya Floratama akan menyajikan pertunjukan budaya, baik dari segi tari-tarian, musik, nyanyian, struktur bangunan, kuliner, maupun permainan tradisional. Dengan semua fasilitas dan daya tarik tersebut, Zona Budaya Parapuar akan ditawarkan dalam berbagai paket wisata sehingga para pengunjung bisa mendapatkan pengalaman jelajah budaya Floratama. 

"Kami mempersiapkan masyarakat di desa-desa penyangga Parapuar agar terlibat dalam mengembangkan kawasan wisata di sekitar Parapuar melalui berbagai program pelatihan sehingga meningkatkan keahlian parekraf masyarakat setempat," jelas Shana. 

BPOLBF akan menggelar soft launching kawasan Parapuar kepada masyarakat melalui mini event Picnic Over The Hill (POTH) di Zona 1 Parapuar. Mini event ini akan diselenggarakan selama 2 hari, 11-12 November dengan memanfaatkan area yang telah dibangun dan layak pakai di zona yang juga menjadi titik 0 view point Parapuar. "Mini event POTH ditargetkan mendatangkan 1.000 pengunjung dan menawarkan kenikmatan pemandangan Kota Labuan Bajo dari sore (sunset) hingga malam (stargazing)," pungkas Shana.  

Saat ini, pengembangan kawasan dilakukan dengan membangun infrastruktur dasar seperti pembangunan aspal sepanjang 1,5 km. Sedangkan pembangunan kawasan pada setiap zona direncanakan mulai pada 2024, dari pembangunan infrastruktur dasar seperti air, listrik, hingga jaringan komunikasi. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat