visitaaponce.com

Tingkat Konsumsi Ikan di Bali masih Rendah

Tingkat Konsumsi Ikan di Bali masih Rendah
Ilustrasi.(MI/USMAN ISKANDAR)

KEPALA Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali Putu Sumardhana mengatakan, kesadaran masyarakat Bali untuk konsumsi ikan masih sangat rendah. Bahkan, tingkat konsumsi ikan warga Bali masih sangat rendah dibandingkan angka nasional.

Data terakhir menunjukkan, di tingkat nasional sudah mencapai 59 kg per kapita per tahun. Sedangkan di Bali per 2022 baru 45,87 kg per kapita per tahun.

"Data ini akan menjadi acuan bagi kami untuk meningkatkan kebiasaan konsumsi ikan di Bali. Kami akan menggerakan seluruh sumber daya yang ada untuk membangun kesadaran masyarakat dalam makan ikan dalam kehidupan sehari-hari nanti," ujar Sumardhana, Rabu (22/11).

Sosialisasi dan edukasi gerakan makan ikan setiap hari harus terus dilakukan agar tumbuh kesadaran masyarakat akan manfaat ikan dan mengkonsumsinya sebagai sumber protein sehari-hari. Gerakan ini juga akan sejalan dengan kesiapan stok ikan di Bali. Menurut Sumardhana, stok  ikan di Bali sangat cukup. Bali dikelilingi laut sehingga sumber ikan dari mana saja berdatangan.

Masyarakat perlu mengetahui bahwa ikan adalah salah satu sumber protein hewani. Ikan mengandung asam lemak tak jenuh (omega, yodium, selenium, fluorida, zat besi, magnesium, zink, taurin, serta coenzyme Q10).

Baca juga:

GMP Berdayakan Warga Lewat Pelatihan Budi Daya Ikan Lele dan Hias

Dana Stunting di Desa Undisan Bangli Rp10 Ribu per Anak. Apa Menunya?

"Kandungan omega-3 pada ikan jauh lebih tinggi dibanding sumber protein hewani lain seperti daging sapi dan ayam," kata Sumardhana.

Ikan yang dikonsumsi itu tidak mesti mahal. Ada ikan yang murah namun tetap memiliki kandungan protein dan omega tinggi seperti lele, kembung, lemuru.

Melalui program gerakan makan ikan, kita juga  melakukan edukasi manfaat mengkonsumsi ikan dan meminta terutama kepada ibu-ibu agar menjadikan ikan sebagai menu utama sehari hari.

"Gerakan membumikan makan ikan terus kita gelorakan. Masih ada kesan ikan itu amis, mahal, dan pengolahannya susah. Padahal ikan yang protein dan omeganya tinggi tidak mesti salmon. Ikan seperti lemuru, lele, dan kembung harganya tidak mahal. Di samping itu pengolahan ikan tidak hanya digoreng, satu ikan bisa dibuat dengan berbagai macam olahan yang lezat untuk keluarga," imbuhnya. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat