visitaaponce.com

KWT Cenderawasih Tingkatkan Nilai Tambah Produk Pertanian CSA Katingan

KWT Cenderawasih Tingkatkan Nilai Tambah Produk Pertanian CSA Katingan
KWT Cenderawasih yang didirikan pada 1996 sedang mengolah hasil pertanian.(Ist)

MERANGKUL kaum perempuan pada pengolahan hasil pertanian menjadi target Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) mendukung pengembangan Kelompok Wanita Tani (KWT) maupun memacu kinerja KWT yang eksis seperti KWT Cenderawasih di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah (Kalteng).

Teknologi CSA yang diusung Kementerian Pertanian RI bersama program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) mendukung KWT sebagai upaya keterlibatan kaum perempuan secara langsung pada pengolahan hasil pertanian.

Upaya Program SIMURP sejalan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bahwa fungsi KWT harus ditingkatkan untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian.

Baca juga : Kelompok Wanita Tani CSA Turut Berperan Aktif Olah Hasil Pertanian

"Peran ganda wanita ini sangat strategis bagi peningkatan nilai tambah pengolahan hasil pertanian sehingga meningkatkan pendapatan keluarga petani," katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa pemerintah berupaya memfasilitasi peningkatan pendapatan petani melalui pemberdayaan, peningkatan akses sumber daya usaha pertanian dan pengembangan kelembagaan dan perlindungan terhadap petani.

"Pencapaian tujuan tersebut melalui pemberdayaan petani, pengembangan kelembagaan, peningkatan akses petani terhadap sumberdaya produktif, diversifikasi usaha dan penanggulangan kemiskinan," katanya.

Baca juga : Petani Katingan, Kalteng Berharap Kementan Lanjutkan Penerapan CSA 

Menurut Dedi Nursyamsi, pembinaan dan pendampingan KWT merupakan strategi mendukung  pemberdayaan, penumbuhan dan penguatan kelembagaan petani.

Program SIMURP berlangsung pada 24 kabupaten di 10 provinsi yakni Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.

KWT Cenderawasih

Baca juga : Produktivitas CSA Kalteng Tembus 6,02 Ton Per Hektare Gabah Kering Panen

Sebanyak 14 KWT berwawasan CSA diusulkan (nomine) oleh 10 pemprov lokasi kegiatan CSA selaku nominator (pengusul) Poktan di wilayahnya untuk bersaing meraih Penghargaan SIMURP 2023.

KWT Cenderawasih menjadi nomine Pemprov Kalteng, didirikan pada 1996 oleh 12 istri petani di Desa Subur Indah, Kecamatan Kuala Katingan, atas inisiasi dan bimbingan dari Eno, Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Katingan Kuala. KWT sendiri sebagai wadah kegiatan istri petani setempat.

Diketuai Sukinah, total aset usaha KWT Cenderawasih saat ini mencapai Rp30 juta didukung 50 anggota.

Baca juga : Teknologi CSA Tingkatkan Produktivitas Pertanian di Katingan, Kalteng

Sementara modal awal pada 1996 dari 12 pendiri KWT adalah @Rp50 ribu plus sekaleng padi [sekitar 10 kg] atau total Rp600 ribu saat itu.

KWT Cenderawasih berjalan dengan pengesahan Sistem Informasi Penyuluhan Pertanian [Simluhtan] dengan badan hukum Akte Notaris. Didampingi Kepala BPP Kuala Katingan, Mario, KWT ini mendapat bantuan pemerintah Rp14 juta plus bantuan bibit tanaman, sayuran dan ternak unggas.

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) BPPSDMP Kementan, Bustanul Arifin Caya mengatakan KWT selain sebagai organisasi, juga menjadi wahana penyuluhan dan penggerak kegiatan anggotanya berupa gotong royong, usaha simpan pinjam dan arisan kerja kegiatan usaha tani.

Baca juga : Mentan Minta Petani CSA Tingkatkan Kemasan Produk Hilir

"KWT sebagai kumpulan istri petani mempunyai aktivitas di bidang pertanian yang tumbuh berdasarkan keakraban, keserasian dan kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumber daya pertanian untuk bekerjasama meningkatkan produktivitas usaha tani dan kesejahteraan anggotanyam" katanya.

KWT, kata Bustanul, juga berperan sebagai kelas belajar atau wadah bagi setiap anggota berinteraksi meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam berusaha tani yang lebih baik dan menguntungkan, serta berperilaku lebih mandiri untuk mencapai kehidupan yang lebih sejahtera.

Project Manager Program SIMURP, Sri Mulyani mengatakan Pertanian CSA berupaya mengembangkan KWT selaku organisasi dan pengembangan usaha bisnis yang fokus pada pengembangan produk hilir hasil usaha pertanian.

Baca juga : Kementan Dorong Industri Pertanian Tingkatkan Produksi Pangan Siap Ekspor

"Program SIMURP mendorong pembentukan KWT sebagai upaya keterlibatan kaum perempuan secara langsung dalam kegiatan pengolahan hasil pertanian," katanya. (S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat