visitaaponce.com

Aktivis 98 Lakukan Aksi Jalan Mundur Demokrasi hingga Istana Kepresidenan Gedung Agung

Aktivis 98 Lakukan Aksi Jalan Mundur Demokrasi hingga Istana Kepresidenan Gedung Agung
Aktivis 98 Melakukan aksi jalan mundur di Yogyakarta sebagai simbol kemunduran demokrasi(MI/Ardi Teristi Hardi)

AKTIVIS 98 melakukan aksi jalan mundur dari Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta hingga depan Istana Kepresidenan Gedung Agung, Malioboro, Yogyakarta, Kamis (8/2) malam. Aksi ini bentuk kritik atas pemerintahan Joko Widodo yang dinilai telah mematikan demokrasi yang diperjuangkan pada 1998.

"Aksi ini juga untuk mendoakan mereka yang gugur, yang hilang dan yang lenyap karena gerakan reformasi 1998. Mereka sangat berjasa membangun demokrasi Indonesia," kata Widihasto Wasana P, mantan aktivis Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Ia dan aktivis yang melakukan aksi tidak ingin perjuangan demokrasi pada 98 telah mengalami kemunduran saat ini hingga kembali seperti Orde Baru. Bahkan, ada pihak yang menyebut, saat ini telah terjadi pembusukan demokrasi yang dilakukan segelintir oligarki dan kroni-kroninya.

Baca juga : Ketua Fourbes Minta Presiden, KPU, dan Bawaslu Jaga Netralitas dan Junjung Etika

Aktivis 98 dari UGM, Titok Hariyanto menyampaikan, nilai-nilai yang diperjuangkan pada 98 saat ini mendapat ancaman yang sangat serius. Oleh sebab itu, para aktivis 98 di DIY yang dulu memimpin aksi, saatnya untuk kembali merapatkan barisan

Dalam sejarah, rusaknya demokrasi mulai terjadi ketika penguasa sudah melanggar hukum dan etika demokrasi. 

"Jangan pilih Paslon yang memiliki potensi melakukan pelanggaraan hukum dan membuka ruang otoritarian," papar dia.

Baca juga : Surya Paloh Inginkan Pemilu Digelar Secara Beradab dan Bersih

Ia mengatakan, aksi ini sekaligus memberi pelajaran sejarah bahwa calon pemimpin di Indonesia harus hadir dengan moral, etika, dan kebebasan.

Aktivis 98 dari UIN Sunan Kalijaga, In'am L Mustofa menyatakan, para aktivis 98 berjalan mundur kira-kira 150 m menuju Istana Kepresidenan Gedung Agung, Yogyakarta. Mereka mengenakan pakaian hitam dengan membawa obor dan berjalan mundur.

Ia menyebut, rezim saat ini seenak sendiri menggunakan hukum untuk kepentingan sendiri dan melegalkan demi kesewenang-wenangannya. 

Baca juga : Mahasiswa Se-Solo Raya Tuntut Jokowi Bertanggung Jawab atas Rusaknya Demokrasi

"Dengan obor ini, kita berusaha semaksimal mungkin menghidupkan lagi pelita demokrasi," kata dia. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat