Harga Beras Bertahan Tinggi, Penggilingan Minim Untung
![Harga Beras Bertahan Tinggi, Penggilingan Minim Untung](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/02/9889c742a9499fc7a0ce5fe80aa14536.jpg)
TINGGINYA harga beras di pasar wilayah Solo Raya, terutama Kabupaten Sragen, Jawa Tengah (Jateng), sempat menyentuh Rp21 ribu per kg untuk beras premium. Ternyata ini dilatarbelakangi dengan harga gabah bagus di tingkat panen awal musim tanam (MT) I yang sudah berlangsung sejak akhir Januari silam.
Sebagian petani padi sejumlah kecamatan di kabupaten yang menjadi lumbung pangan di Jawa Tengah ini sangat menikmati untung dari hasil panen MT I GKP (gabah kering panen) dihargai pada kisaran Rp7.700-Rp7.780/kg.
"Ya saat ini panen MT I sudah sepertiga dari luas sawah se-kabupaten Sragen. Total luas ada 43 ribu hektare yang ditanam padi pada MT I. Yang sudah panen ialah desa-desa di Kecamatan Ngrampal, sebagian Gondang, Sragen, serta Kedawung," tukas Ketua KTNA Sragen Suratno kepada Media Indonesia, Sabtu sore (17/2).
Baca juga : Penggilingan Padi Klaten Alami Kesulitan Pengadaan Gabah
Menurut dia, meski petani menangguk untung, penggilingan padi justru menikmati keuntungan sangat minim, jika dibandingkan pemborong beras yang melempar komoditas pangan itu ke pasar. Penggilingan beras maksimal hanya bisa melepas pada Rp14 ribu yang dianggapnya kurang menikmati harga dibanding ketika beras sudah dilepas di pasar yang mencapai kisaran Rp17 ribu sampai Rp21 ribu.
"Dari obrolan saya dengan sejumlah penggilingan, mereka hanya mengaku dapat untung dari ampasnya, yakni katul. Meski satu kilo katul Rp5.000, ongkos produksi mereka besar dan beras hanya laku Rp14.000 di penampung, sebelum dilepas di pasar," kata Suratno lagi.
Dia memperkirakan, harga tinggi beras, baik premium dan medium, akan terus berlanjut hingga Ramadan atau Lebaran atau bersamaan dengan panen raya petani di sejumlah wilayah di Jawa Tengah. Bertahan harga tinggi beras di pasar, petani tentu sangat senang. Apalagi jika bansos pangan yang bersumber dari beras importasi masih masif, diyakini harga beras di pasar juga tetap tinggi.
Baca juga : Jamin Stok Beras, Kementan Dampingi Ombudsman Monitoring Kostraling
"Yang jelas, petani yang panen sementara ini sangat menikmati. Mudah-mudahan tetap bertahan sampai MT I berakhir," pungkas Suratno. (Z-2)
Terkini Lainnya
Harga Beras Kembali Naik Rp500 per Kilogram di Kuningan
Bank Indonesia DIY: Jaga Stabilitas Harga dengan Memperhatikan Kesejahteraan Rakyat
Demurrage Beras Bulog: Anggota DPR Dorong Pengawasan Teknis Lapangan
Harga Beras Turun 4,4 Persen di Tingkat Grosir hingga Eceran
Ini HET Beras Premium Teranyar Sasar Delapan Wilayah
HET Beras Sulit Turun, Jokowi Ungkapkan Penyebabnya
119 Hektare Sawah Rusak akibat Banjir di Sulawesi Tengah
Kementan Melepas Ekspor Ubi Jalar ke Jepang dan Korea Selatan
Asahan Dorong Petani Kembangkan Pengolahan Limbah Lidi Sawit
Puluhan Hektare Sawah di Aceh Terancam Gagal Panen Akibat El Nino
Kementan Dorong Petani Muda Kembangkan Pertanian Lahan Rawa Modern
Waduk di Pantura Mengering, Ratusan Hektare Tanaman Pangan Terancam Gagal Panen
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap