visitaaponce.com

Kasus DBD Terus Meningkat di Tasikmalaya, 2 Orang Meninggal Dunia

Kasus DBD Terus Meningkat di Tasikmalaya, 2 Orang Meninggal Dunia
Kasus DBD Tasikmalaya meningkat(MI/Adi Kristiadi)

KASUS demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, terus meningkat setiap harinya sejak bulan Januari hingga April selama musim penghujan. Peningkatan ini mencapai 532 kasus, dengan 18 orang memerlukan perawatan, 2 orang meninggal, dan yang lainnya semakin pulih.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra, kasus DBD di wilayahnya terus meningkat seiring pergantian musim dari El Nino ke musim penghujan, dengan 32 kasus yang tercatat. Peningkatan ini disebabkan oleh masih adanya tempat perindukan nyamuk aedes aegypi (larva) di rumah dan lingkungan sekitar.

"Sebanyak 18 orang harus dirawat di RSUD Dr. Soekardjo dan rumah sakit swasta lainnya. Peningkatan kasus telah terjadi sejak bulan Januari hingga Mei, dengan total 532 kasus dan 2 kematian," katanya pada Rabu (8/5/2024).

Baca juga : Kasus DBD Meningkat hingga 6.000, Simak Tips Pertolongan Pertama Berikut Ini

Asep menekankan bahwa serangan kasus DBD terjadi karena pergantian musim dan peningkatan jentik nyamuk yang masih ditemukan di rumah. Pola hidup bersih dan sehat (PHBS) juga masih diabaikan di lingkungan sekitar, yang menyebabkan penambahan kasus DBD.

"Kasus DBD di Kota Tasikmalaya masih akan terus terjadi jika masyarakat tetap abai terhadap kebersihan lingkungan," ujarnya. (Z-10)

Untuk mengatasi masalah ini, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya telah menyiapkan peralatan fogging dan melakukan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya PHBS.

Baca juga : Pengendalian DBD Butuh Kolaborasi Kuat Pemerintah dan Masyarakat

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, Heru Suharto, melaporkan bahwa kasus DBD di wilayahnya juga mengalami peningkatan sejak Januari hingga Mei, dengan total 168 kasus dan 2 kematian. Masih banyak pasien yang dirawat dan yang lainnya semakin membaik.

"Pola hidup bersih dan sehat (PHBS) masih diabaikan, sehingga kami terus mengedukasi masyarakat akan bahaya DBD dan pentingnya mengakses fasilitas kesehatan," kata Heru.

Dia juga menekankan pentingnya aktivitas 3M (menguras, menutup, mengubur) dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), serta melakukan gerakan Jumantik di setiap rumah untuk mencegah perkembangan nyamuk. (Z-10)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat