visitaaponce.com

Mahfud MD Sebut Idul Adha tidak Hanya Ritual Tapi Keteladan

Mahfud MD Sebut Idul Adha tidak Hanya Ritual Tapi Keteladan
Mantan Menko polhukam Mahfud MD menyoroti pentingnya meneladani kehidupan keluarga Nabi Ibrahim AS sebagai contoh dalam menjalani kehidupan(Dok.Pribadi)

MANTAN Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Senin (17/6), menjadi khatib salat Idul Adha di Masjid Al Markaz Al Islami, Makassar, Sulawesi Selatan, yang dihadiri ribuan jemaah dari berbagai penjuru Kota Makassar.

Dalam khutbah-nya, dia menekankan agar Idul Adha yang dikenal sebagai Idul kurban, tidak hanya dimaknai sebagai ibadah mahdah atau sekedar ritual. Tapi bagaimana meneladani kehidupan keluarga Nabi Ibrahim AS, putranya Nabi Ismail AS, dan istrinya Siti Hajar.

"Apa yang dilakukan Nabi Ibrahim AS,dapat pula menjadi contoh baik bagi kita dalam menjalani kehidupan bernegara. Karena bernegara juga ibarat ikatan keluarga," tegas Mahfud.

Baca juga : 50 Ucapan Hari Raya Idul Adha dalam Bahasa Indonesia untuk Keluarga dan Teman

Menurutnya, pelajaran utama dari peristiwa keluarga Nabi Ibrahim adalah ujian. Setiap manusia yang hidup akan mengalami berbagai ujian, berani mengorbankan jiwa dan raga, termasuk ujian mengorbankan keluarga demi ketakwaan kepada Allah SWT.

"Ujian bisa berupa kemiskinan, kekayaan dan kedudukan. Ujian, apakah saat kita kaya masih mau bertakwa dengan tetap berakhlaqul karimah dan berlaku baik untuk menunaikan kewajiban sebagai hamba Allah. Ujian, apakah kita masih mau bertakwa ketika mempunyai jabatan tinggi dengan berbuat adil, tidak korupsi dan tidak menyalahgunakan jabatan," urai Mahfud.

Dia juga menjelaskan, Alquran menyebut negara ibarat ikatan keluarga. Karenanya, pernikahan dalam rangka membentuk keluarga atau rumah tangga adalah mistaqon ghalidza atau perjanjian suci.

Baca juga : Ini Makna Idul Adha menurut Ustadz Khalid Basalamah

"Dalam berbangsa dan bernegara di Indonesia dalam bentuk NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), ulama-ulama kita menyebut NKRI sebagai darul mitsaq atau darul ahdi. Artinya, NKRI merupakan negara atau bangsa sebagai ikatan atau perjanjian antar seluruh elemen bangsa," jelas mantan hakim konstitusi ini.

Indonesia yang beragam berjanji dan mengikatkan diri untuk hidup dan membangun keluarga besar bernama NKRI. Keberagaman Indonesia bisa dilihat dari data dan fakta Indonesia menyatukan 17.508 pulau, 1.360 suku bangsa dan 726 bahasa daerah. Juga ragam agama dan keyakinan yang dipeluk penduduk yang sudah 270 juta jiwa.

Sehingga katanya, kita harus merawat NKRI ini dengan menjaga keutuhannya, menegakan kedaulatannya dan membangun kemakmuran rakyatnya. 

Baca juga : Sejarah Peristiwa dan Keutamaan 10 Hari Pertama pada Zulhijah

"Dikawal dengan penegakan hukum dan keadilan agar Indonesia bisa tumbuh dan berkembang sebagai baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur, negara yang mendapat berkah, rahmat dan maghfirah dari Allah SWT," kata Mahfud.

Dia juga menambahkan, Indonesia harus tumbuh dan berkembang agar sebagai negara yang sudah sah mempunyai rakyat, wilayah dan pemerintah menjadi negara baik. Hal itu sesuai dengan tujuan konstitusionalnya.

Menurutnya, negara akan baik jika ketiga elemen penting rakyat, pemerintah dan ilmuwan (intelektual atau ulama) baik. Mahfud mengutip Imam Al Ghazali yang menggambarkan hubungan ketiganya harus sama-sama baik dan tidak boleh rusak.

"Rusaknya kehidupan rakyat disebabkan oleh rusaknya pemerintahnya, rusaknya pemerintahnya disebabkan oleh rusaknya ilmuwan atau ulamanya, dan rusaknya ilmuwan atau ulama itu disebabkan oleh kecintaan terhadap harta dan kedudukan ," tukas Mahfud. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat