visitaaponce.com

104 Pelari Ikuti Lari Malam 25 Km di Kawasan Situs Purba Sangiran

104 Pelari Ikuti Lari Malam 25 Km di Kawasan Situs Purba Sangiran
Sedikitnya 104 pelari dilengkapi headlamp didahi mengambil ancang ancang lari di tempat start halaman Museum Purba Sangiran.(MI/Widjajadi)

AJANG lari malam hari sejauh 25 km melintasi empat desa di kawasan situs purba Sangiran Sabtu malam (20/11) diikuti 104 pelari dari berbagai daerah. Para pelari mengenakan headlamp di dahi, dengan penuh semangat mulai berlari dari halaman Museum Purban Sangiran yang dihias lampu.

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati sangat bangga dengan kegiatan bertajuk SangiRun Night Trail 2021, yang bertujuan lebih mengakrabkan situs purba Sangiran kepada masyarakat luas, sebagai tempat wisata sejarah dan budaya, yang sejak 25 tahun lalu ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh Unesco .

"Ini sungguh event paduan olahraga dan budaya yang luar biasa dan unik. Pemkab Sragen sangat berterimakasih dengan cara Kemendikbudristek mengakrabkan dan mendekatkan keberadaan situs purba Sangiran melalui kegiatan trail run yang sangat menantang dan penuh sensasi  ini," ungkap Bupati Yuni usai melepas para pelari dari halaman Museum Purba Sangiran, Sabtu malam ( 20/11).

Dia sangat berharap, bahwa kegiatan yang dikemas bak menyusuri lorong waktu ini, akan menjadi agenda tahunan, dan bisa melibatkan banyak masyarakat untuk bisa ikut berlari.Pemkab Sragen siap ikut berkolaborasi dalam pelaksanaanya.

"Banyak sekali masyarakat yang ingin ikut berlari, namun tidak kesampaian, karena panitia membatasi jumlah peserta, dengan alasan masih dalam masa pandemi covid-19. Kami memaklumi situasi ini. Mudah mudahan kalau jadi agenda tahunan, akan lebih banyak lagi masyarakat untuk ikut terlibat" imbuh dia.

Dalam kegiatan SangiRun Night Trail sejauh 25 km itu, Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid dan sejumlah pejabat Kemendikbudristek ikut berlari di kelompok empat atau terakhir. Pemberangkatan ajang lari penuh tantangan di alam perbukitan Sangiran ini, memang dibagi 4 kelompok, dengan jeda waktu 3 menit setiap kelompok.

Dalam perayaan 25 tahun situs purban Sangiran sebagai Warisan Dunia oleh Unesco, 104 pelari dibawa fantasi menyusuri lorong waktu, melalui karya instalasi cahaya yang ada di sejumlah titik lokasi ruti ajang lari 25 km tersebut.

Ketua Penyelenggara Andre Donas kepada Media Indonesia mengatakan pihaknya menyiapkan video mapping di sepanjang trek, disamping pemasangan instalasi seni cahaya. "Ya ini memang kemasan unik, yang bisa memberikan fantasi, para pelari seolah menyusuri lorong waktu," ujar dia.

Kegiatan trail run ini sengaja digelar dimalan hari, karena situs desa ini sama dengan desa-desa pada umumnya di Jawa. Kurang menantang jika dilakukan siang hari. Para pelari teryata menyambut baik lari malam hari, dengan pertimbangan lebih penuh sensasi dalam balutan efek cahaya.

Para pelari bisa melakukan swa foto di sejumlah titik trek yang diselenggarakan atraksi kebudayaan, lengkap dengan insalasi cahaya yang menarik. Selama kegiatan berlari yang menelan waktu sekitar 4 jam an, para pelari akan memperoleh banyak pengalaman yang membekas di hati, dan akan menjadi cerita menarik kepada teman dekat dan masyarakat luas tentang situs purba Sangiran. (OL-13)

Baca Juga:  GP Qatar Terasa Sulit, Max Verstappen: Masih Perlu Banyak Adaptasi

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat