visitaaponce.com

Oegroseno Tegaskan tidak Ada Dualisme di Cabang Tenis Meja

Oegroseno Tegaskan tidak Ada Dualisme di Cabang Tenis Meja
Ketua Umum PP PTMSI Oegroseno (tengah) saat melaporkan dugaan penyalahgunaan anggaran KONI di gedung KPK, Jakarta, pada Selasa (17/11/2015).(ANTARA/RENO ESNIR)

KETUA Umum Pengurus Pusat Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PP PTMSI) Oegroseno kembali menegaskan bahwa tidak ada dualisme kepemimpinan di induk cabang olahraga tenis meja Tanah Air.

Menurut dia yang ada ialah kepengurusan ganda karena KONI mengakui Pengurus Besar Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PB PTMSI).

Baca juga: PB PGI Siapkan Tujuh Pegolf untuk SEA Games 2023

"Jika kita taat azas dan hukum, KONI tidak perlu memaksakan kehendaknya dengan mengakui PB PTMSI yang ilegal itu. Dalam PP 16/2007 tentang Keolahragaan, Bagian Ketiga Organisasi, Pasal 47 ayat 4 secara tegas menyebutkan bahwa cabang olahraga atau induk organisasi cabang olahraga yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 wajib menjadi anggota federasi olahraga internasional dan yang diakui di federasi internasional adalah PP PTMSI," kata Oegroseno dalam keterangannya yang diterima Media Indonesia, Sabtu (15/4).

Mantan Wakil Kapolri itu menganalogkan bahwa PP PTMSI dan PB PTMSI seperti dua mobil yang sama, namun hanya satu yang dilengkapi STNK.

Baca juga: Valentine Lonteng Janji Buat Kejutan di SEA Games 2023

Oegroseno mengatakan salah satu hal yang bisa menguatkan bahwa PP PTMSI satu-satunya organisasi tenis meja Indonesia yang diakui federasi internasional adalah adanya surat dari South East Asian Table Tennis Acociation (SEATTA) ditujukan langsung kepada dirinya.

Surat itu berisi tentang keikutsertaan atlet tenis meja Indonesia di SEA Games ke-32 Kamboja. PP PTMSI sendiri memang sudah mengirim entry by name melalui Komite Olimpiade Indonesia (KOI) ke panitia SEA Games 2023 (CAMSOC).

Sebelum mengirim entry by name itu, PP PTMSI seperti dikatakan Oegroseno, sudah melakukan prosedur yang diminta oleh Komite Olimpiade Indonesia (KOI) di antaranya adalah seleksi atlet yang diawali dengan tes fisik lengkap, review oleh KOI dua kali, data seragam kontingen, pendaftaran akreditasi, tes doping dan sudah diterima resmi oleh IADO. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat