visitaaponce.com

PSOI Gandeng Pemda untuk Giatkan Kejuaraan Selancar

PSOI Gandeng Pemda untuk Giatkan Kejuaraan Selancar
Anak-anak bermain selancar di Pantai Base-G, Jayapura, Papua, Sabtu (13/5). Base-G kini menjadi spot baru untuk olahraga selancar.(ANTARA/GUSTI TANATI)

KETUA Umum Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI) Pandu Patria Sjahrir ingin menggandeng pemerintah daerah untuk menggelar ajang selancar.

Pandu dan para pegiat olahraga air menilai bahwa Indonesia memiliki lokasi selancar yang unik dan tersebar luas dari Pulau Sumatra sampai Papua. Oleh sebab itu, penyelenggaraan ajang selancar bukan hanya dapat memberi lebih banyak peluang bagi atlet selancar lokal untuk berkompetisi, namun juga berpotensi mendongkrak perekonomian daerah.

"Saya dan para pengurus PSOI ingin berjuang bersama bapak-bapak dan ibu sekalian untuk memanfaatkan potensi besar ekonomi kelautan Indonesia," kata Pandu pada acara gala dinner World Surfing League 2023 di Jakarta, Senin (6/11).

"Dengan memanfaatkan potensi ini, kita bisa menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan daerah, dan memperkenalkan keindahan alam kepada dunia," tambahnya.

Indonesia memang telah beberapa kali menjadi tuan rumah kompetisi selancar level internasional. Pada 2023, Kabupaten Pesisir Barat di Provinsi Lampung menjadi tuan rumah World Surf League (WSL) Krui Pro Qualified Series 5000, sedangkan Kabupaten Nias Selatan merupakan tuan rumah ajang World Surf League (WSL) Nias Pro QS5000.

Baca juga:

Rio Waida Melaju ke Putaran Lima Kejuaraan Dunia Selancar

> PB PSOI Bertekad Tingkatkan Prestasi Selancar Ombak Indonesia

Berdasarkan agenda WSL, Indonesia masih menjadi tuan rumah kompetisi selancar yakni Manokwari Pro Junior dan Manokwari Pro pada 29 November sampai 3 Desember 2023.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal PSOI Tipi Jabrik Noventin memaparkan bahwa selancar sangat berpotensi menghasilkan pemasukan ekonomi bagi daerah yang dikunjungi para peselancar.

DOK IST

Sekjen PSOI Tipi Jabrik saat memaparkan sejumlah program PSOI.

Sebagai gambaran, Tipi menyebut tingkat kedatangan peselancar dapat mencapai 26.000 orang, dengan rata-rata masa tinggal adalah sembilan hari.

"Jadi mereka investasinya rata-rata sebesar 700 dolar (Amerika). Kalau kami kalkulasi dapat memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap kedatangan wisatawan asing," ujar Tipi.

Masih di acara yang sama, Bupati Nias Utara Amizaro Waruwu menyatakan daerahnya menyambut ajang selancar level internasional, namun terdapat beberapa kendala yang harus diatasi bersama.

"Salah satu kendala pariwisata di Nias itu seperti tidak menjadi minat pelaku wisata, karena tidak ada penerbangan dari Jakarta ke Nias. Kami masih memakai transit di Medan," ujar Amizaro.

"Melalui PSOI ini kami rekomendasikan bagaimana kalau ada penerbangan dari Jakarta langsung ke Nias. Bandaranya sudah ada," tambahnya.

Hal senada juga disampaikan Bupati Pesisir Barat Agus Istiqlal. Agus menyatakan bahwa kabupaten yang dipimpinnya itu mendapat banyak sorotan positif setelah berlangsungnya ajang WSL Krui Pro, namun ketiadaan maskapai penerbangan membuat para pegiat selancar sulit mendatangi wilayah tersebut. (Z-6)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat