visitaaponce.com

Melawan Minder

Melawan Minder
(dok.pribadi)

KABAR baik itu datang dari Finlandia. Pada Rabu (11/7), seorang pemuda asal Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Muhammad Zohri menjadi bintang di lintasan atletik Kejuaraan Dunia U-20. Di event tersebut, dia meraih emas di nomor yang paling bergengsi 100 meter dengan membukukan waktu 10,18 detik. Atlet yang tengah dipersiapkan untuk tampil di Asian Games pada Agustus mendatang itu menyisihkan para pesaingnya, termasuk dua sprinter Amerika Serikat Anthony Schwartz (10,22 detik) dan Eric Harrison (10,22 detik). 
Dengan kecepatan koneksi internet, kabar itu pun lantas menyebar ke Tanah Air. Menghadirkan haru sekaligus bangga. Di tengah paceklik prestasi, Bendera Merah Putih dan Indonesia Raya akhirnya bisa kembali berkibar dan berkumandang di event olahraga kelas dunia.

Mengutip tagline merek sepatu olahraga terkenal, Impossible is nothing, Zohri telah membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Asalkan tekun dan mau berlatih keras, apapun bisa digapai. "Malam ini saya akan berpesta merayakan kemenangan ini," begitu kata Zohri, saat diwawancara sejumlah wartawan luar negeri seusai pertandingan. Terkesan betapa pede (percaya dirinya) dia. Tapi, memang seperti itulah seharusnya sikap seorang juara.

Keberhasilan Zohri semestinya juga melecut semangat atlet-atlet lainnya yang sebentar lagi akan berlaga di Asian Games. Sebab, salah satu kelemahan yang kerap melingkupi atlet-atlet kita selama ini adalah rasa minder. Jika mengikuti suatu kejuaraan, jarang ada yang berani dengan lantang mematok target juara. 

Mantan Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Wismoyo Arismunandar pernah marah besar kepada atlet dan pelatih yang bermental seperti ini. "Kenali dirimu, kenali musuhmu, dan bertarung/bertandinglah dengan gagah berani," begitu pesan yang kerap disampaikan mantan Danjen Kopassus tersebut di hadapan para atlet. 
Intisari strategi perang panglima Tiongkok, Sun Tzu, yang disampaikan Wismoyo itu dimaksudkan untuk memotivasi. Intinya jangan pernah takut kalah sebelum bertanding. "I Run to Win," begitu tegas mantan manusia tercepat Amerika Serikat Carl Lewis, tiap kali hendak turun gelanggang. Perkara rekornya kini dipecahkan atlet lain, itu soal lain.

Spirit dan kepercayaan diri seperti itulah yang mesti dimiliki bangsa ini, di bidang apapun. Jangan pernah merasa minder. Apalagi sudah banyak contoh anak muda Indonesia lainnya yang berprestasi dan mengharumkan nama bangsa di pentas Internasional, seperti olimpiade fisika, kimia, kontes robot, film, musik, dan sebagainya. 
Semestinya ini juga dapat menjadi cermin bagi generasi tua, terutama para elite politik, untuk tidak melulu sibuk gontok-gontokan dan menciptakan kegaduhan di media sosial. Kurangilah bicara, banyaklah berkarya. Talk less do more, ceunah (kata) orang Inggris mah. (OL-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat