visitaaponce.com

TNI-AD Manunggal Air

TNI-AD Manunggal Air
Ilustrasi MI(MI/Seno)

HARI Air Sedunia, World Water Day 2022, pada 22 Maret baru saja kita peringati dengan mengusung tema Groundwater-making the invisible visible atau dalam bahasa Indonesia Air tanah-membuat yang tak terlihat menjadi terlihat. Secara umum tujuan dari Hari Air Sedunia 2022 ialah untuk mengurangi kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan kelestarian lingkungan.

Fenomena kelangkaan air saat ini telah menjadi isu global dan menjadi permasalahan bersama. Berdasarkan data UN Water dari PBB pada 2021, terdapat satu dari tiga orang hidup tanpa bisa memenuhi pasokan air minum dengan aman. Diperkirakan, pada 2050, akan ada 5,7 miliar orang yang tinggal di daerah kekurangan air, sedikitnya selama satu bulan dalam setahun.

Menjaga pasokan air bersih sangat penting. Hal itu untuk menjaga sanitasi yang memadai. Sanitasi yang buruk menjadi awal berbagai penyakit, seperti diare dan stunting. Pasokan air dan sanitasi tahan iklim dapat menyelamatkan nyawa lebih dari 360.000 bayi setiap tahun. Sekitar 4,2 miliar orang atau sekitar 55% dari populasi di dunia tidak memiliki manajemen dan layanan sanitasi yang baik. Di wilayah Indonesia ada beberapa wilayah yang rentan mengalami krisis air, seperti di wilayah NTT, NTB, Bali, dan beberapa wilayah Jawa. Diperlukan upaya sistem pengelolaan sumber daya air yang menekankan sifat kealamiahan lingkungan dan berpijak pada kesadaran serta partisipasi masyarakat.

 

Air dan kehidupan

Sumber daya air merupakan salah satu unsur utama untuk kelangsungan hidup manusia. Air juga mempunyai peranan penting untuk meningkatkan taraf hidup manusia di bumi. Air merupakan elemen yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup baik bagi manusia, hewan, dan tumbuhan. Setiap kehidupan makhluk di bumi ini memerlukan air untuk kelangsungan hidupnya. Manusia pada saat ini atau pada kehidupan yang akan datang pasti akan membutuhkan air untuk kehidupannya.

Bagi kehidupan manusia sehari-hari, pemanfaatan air meliputi penggunaan di bidang pertanian, peternakan, perdagangan, industri, rumah tangga, dan aktivitas lingkungan. Manusia mungkin dapat hidup beberapa hari tanpa air, tetapi manusia tidak akan bertahan selama beberapa hari jika tidak minum air karena sudah menjadi kebutuhan mutlak bahwa sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia itu terdiri atas 73% ialah air. Kehidupan yang ada di dunia ini tidak dapat terus berlangsung tanpa tersedianya air yang cukup. Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berupaya mengadakan air yang cukup bagi dirinya.

Air berfungsi dan berperan bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Penting bagi kita sebagai manusia untuk selalu melestarikan dan menjaga agar air yang kita gunakan tetap terjaga kelestariannya dengan melakukan pengelolaan air yang baik seperti penghematan, tidak membuang sampah dan limbah yang dapat membuat pencemaran air sehingga dapat mengganggu ekosistem yang ada.

Seiring meningkatnya populasi manusia, tingkat kebutuhan terhadap air bersih juga semakin tinggi. Indonesia ternyata juga mengalami permasalahan dengan air. Kondisi kurangnya sumber daya air yang dapat dimanfaatkan bagi kehidupan sehari-hari diperlukan sebuah sistem tata kelola yang baik untuk mencukupi kebutuhan akan air bersih. Upaya pemenuhan kebutuhan air bersih ini sering kali tidak hanya dihadapkan pada kurangnya sumber air yang dapat dieksploitasi, tapi juga kurangnya sumber daya lainnya, seperti modal dan sumber daya manusia yang tidak mendukung upaya pemenuhan kebutuhan air bersih.

Pada daerah yang miskin dan jauh dari pusat pelayanan publik, kurangnya sumber air menjadi masalah yang tidak mudah untuk dipecahkan. Pembangunan infrastruktur penunjang upaya pemenuhan kebutuhan air bersih merupakan investasi yang sangat tidak menguntungkan bagi sektor privat untuk dapat mengambil bagian karena tingkat pengembalian investasi yang sangat kecil.

Bagi pemerintah, untuk melakukan investasi pada sektor ini di daerah yang jauh dari pusat pelayanan sering kali dihadapkan pada keterbatasan anggaran sehingga daerah yang demikian ini tidak menjadi prioritas bagi pemerintah. Kondisi ini mengakibatkan tidak tercapainya permintaan air bersih rata-rata per kapita di Indonesia 125 sampai dengan 150 liter/orang/hari, bahkan untuk mencapai standar kebutuhan air bersih minimum untuk hidup (basic water requirement) sebesar 50 liter/orang/hari sulit untuk dilakukan. Kelangkaan air bersih akan semakin parah jika tidak segera dilakukan penanganan yang serius dan tentunya dapat menghambat perkembangan wilayah.

Desa Wanagiri salah satu contoh wilayah yang ada di Buleleng, Bali, warganya kesulitan mendapatkan air bersih karena sulitnya akses untuk menjangkaunya, daerah pegunungan dengan ketinggian 1.200 meter dari permukaan laut. Untuk mendapatkan air bersih, warga Desa Wanagiri harus naik-turun gunung dengan kemiringan 80 derajat. Dengan jarak tempuh yang cukup jauh dan medan berat, mereka harus mengambil air bersih demi untuk mencukupi kesehariannya. Jarak tempuh yang terlalu jauh dan medan berat tersebut, masyarakat akhirnya rela untuk membeli air galon setiap harinya dengan harga Rp12.000 demi memenuhi kebutuhan air mereka.

 

TNI-AD Manunggal Air

Berbagai permasalahan yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia yang rentan terhadap krisis air, TNI-AD hadir di tengah-tengah masyarakat untuk mengatasi kesulitan dengan mencarikan solusi yang tepat. Beberapa upaya telah dilakukan TNI-AD, di antaranya oleh Prajurit Kodam IX/Udayana disebar masuk ke desa-desa memasang ratusan kilometer pipa air dan pompa demi memudahkan warga dalam mendapatkan air bersih.

Pembangunan pompa air ialah inisiatif TNI-AD dalam rangka memberikan solusi untuk mengatasi keterbatasan akses air bersih. Program penyediaan air bersih melalui pemasangan pompa hydraulic ram pump (hidram), sumur bor, serta penyaluran air secara gravitasi/nonlistrik telah dibangun sebanyak 227 titik yang tersebar di Bali sejumlah 23 titik, NTB sejumlah 27 titik, dan NTT sejumlah 177 titik, serta sumur bor sejumlah 55 titik yang tersebar, yaitu 15 titik di Bali, enam titik di NTB, dan 34 titik di NTT.

Teknologi hydraulic ram pump atau pompa hidram ialah pompa yang berfungsi menaikkan air melebihi ketinggian 100 meter. Pompa ini cukup sederhana dan efektif digunakan pada kondisi sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan untuk operasinya. Mekanisme kerja alat ini, tekanan dinamik air yang ditimbulkan memungkinkan air mengalir dari tinggi vertikal (head) yang rendah ke tempat yang lebih tinggi. Penggunaan hidram tidak terbatas hanya pada penyediaan air untuk kebutuhan rumah tangga, tapi juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan air pertanian, peternakan, dan perikanan darat. Di beberapa daerah perdesaan di Jepang alat ini telah banyak digunakan sebagai alat penyediaan air untuk kegiatan pertanian ataupun untuk keperluan domestik.

Dalam operasinya, alat ini mempunyai keuntungan jika dibandingkan dengan jenis pompa lainnya antara lain tidak membutuhkan sumber tenaga tambahan, biaya operasinya murah, tidak memerlukan pelumasan, hanya mempunyai dua bagian yang bergerak sehingga memperkecil terjadinya keausan. Alat ini perawatannya sederhana dan dapat bekerja dengan efesien pada kondisi yang sesuai serta dapat dibuat dengan peralatan bengkel yang sederhana.

Prinsip kerja pompa hidram ialah perubahan energi atau konversi energi dari energi kinetis aliran air menjadi tekanan dinamik dan sebagai akibatnya menimbulkan palu air (water hammer) sehingga terjadi tekanan tinggi dalam pipa. Dengan mengupayakan agar katup limbah (waste valve) dan katup pengantar (delivery valve) terbuka dan tertutup secara bergantian, tekanan dinamik diteruskan sehingga tekanan inersia yang terjadi dalam pipa pemasukan memaksa air naik ke pipa pengantar. Program pompa hidram ini dinilai sebagai salah satu cara yang efektif dan efisien dalam menanggulangi permasalahan kekurangan air bersih di wilayah perdesaan

Program pembangunan pompa hidram ini oleh TNI-AD akan terus dikembangkan dan dilanjutkan secara tersebar dan serentak di Pulau Jawa, Madura, dan Sulawesi sebanyak 16 titik. Pengadaan program pembangunan pompa hidram ini disertai dengan kegiatan pelatihan kepada masyarakat dan Babinsa dalam pembuatan dan pemeliharaan. Hal itu bertujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam hal pembuatan dan pemeliharaannya sebagai alternatif penghematan tenaga listrik dan pemenuhan kebutuhan air bersih.

Pada tahap pertama, TNI-AD akan mengawali pembangunan pompa hidram dan pipa dipasang di 13 kabupaten dan kota di NTT. Pemasangan jaringan pipa dan pompa terus dikejar di 22 kabupaten/kota yang ada di NTT, NTB, hingga Bali agar warga segera bisa dengan mudah mendapatkan air bersih. Program ini akan terus dikembangkan di seluruh Tanah Air agar pemenuhan kebutuhan air untuk masyarakat Indonesia tercukupi.

Langkah-langkah nyata yang dilakukan TNI-AD itu salah satu bagian dari implementasi atau penerapan dari 8 Wajib TNI, utamanya untuk membantu kesulitan masyarakat sekelilingnya. Hal ini juga sesuai dengan Perintah Harian Kasad Kelima dan Keenam bahwa TNI-AD harus hadir di tengah-tengah kesulitan masyarakat apa pun bentuknya dan senantiasa menjadi solusi serta melakukan tindakan-tindakan yang berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat agar mampu menumbuhkan kecintaan dan kasih sayang rakyat kepada TNI-AD. Mari kita selamatkan sumber daya air untuk kehidupan.

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat