visitaaponce.com

Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan Gelar Seminar di Kampus Itenas Bandung

Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan Gelar Seminar di Kampus Itenas Bandung
Seminar Hari Air di Kampus Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung, Jumat (22/3).(MI/NAVIANDRI)

BERTEPATAN dengan peringatan Hari Air Sedunia ke-32 yang diperingati
setiap 22 Maret, Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) menggelar
water talks yang bertema dampak Perubahan Lingkungan Terhadap Bencana
Hidrometeorologi, Antisipasi dan Mitigasi di Kampus Institut Teknologi
Nasional (Itenas) Bandung, Jumat (22/3).

"Seminar kali ini berkaitan bencana hidrometeorologi. Bencana
hidrometeorologi kami angkat, karena banyaknya bencana di Indonesia yang  tentu bisa mengakibatkan konflik apabila tidak dikelola dengan baik," ungkap Kepala Balai Hidrologi dan Lingkungan Keariran, Indra Kurniawan.

Menurut Indra, Kementerian PUPR sengaja menggandeng perguruan tinggi
pada peringatan Hari Air Sedunia ke-31 tahun ini. Acara dilakukan serentak di seluruh Indonesia, di balai-balai wilayah sungai dan balai teknik wilayah, agar mahasiswa teredukasi mengenai pengelolaan sumber daya di Indonesia, terutama kaitannya bencana hidrometeorologi.

Baca juga : Delegasi FIFA dan PSSI Inspeksi Sejumlah Stadion di Bandung

"Pada seminar di Kampus Itenas ini, kami juga mengundang berbagai
narasumber yang ahli di bidangnya, misal dari BMKG, BRIN dan peneliti
serta masyarakat hidrologi Indonesia," jelasnya.

Terkait tantangan yang dihadapkan dari perubahan lingkungan,
Indra menerangkan, perubahan penduduk tidak dapat dipungkiri juga akan
menyebabkan perubahan lingkungan. Ini menyebabkan krisis air, baik dari segi ketersediaan atau segi kualitasnya, dan bencana hidrometeorologi yang semakin meningkat.

Pasalnya, banjir dan kekeringan yang meningkat akibat perubahan iklim yang turut disebabkan perubahan lingkungan oleh aktivitas manusia.

Baca juga : Flyover Kopo Diuji Coba pada 22 September

"Kita harus sadari perubahan lingkungan diakibatkan dari aktivitas
manusia, sehingga harus dilakukan upaya yang tak merusak lingkungan.
Utamanya berkaitan dengan SDA dari perilaku hemat air, perilaku yang
sebabkan perubahan tata guna lahan untuk bisa kita kendalikan. Karena
banyak perubahan lingkungan yang disebabkan aktivitas manusia, misalnya
hunian tak pada tempatnya seperti di sempadan sungai dan lainnya,"
sambungnya.

Indra berharap dengan adanya diskusi seminar soal air ini, masyarakat
terutama di kalangan mahasiswa bisa teredukasi betapa pentingnya air
sebagai sumber kehidupan yang mesti dikelola dengan bijak agar
berkelanjutan. Air ini punya daya rusak pula, selain air tentu bisa
dimanfaatkan.

Dalam seminar itu, empat narasumber yang memberikan materinya, yakni Hari Tirto Djatmiko, koordinator Bidang Diseminasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG; Hari Tirto Djatmiko, Peneliti Madya Riset Kebencanaan Geologi BRIN Dwi Sarah; Masyarakat Hidrologi Indonesia dan Prof Waluyo Hatmoko dan Perekayasa Ahli Madya Kementerian PU-pera Irfan Sudono.

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat