visitaaponce.com

Asia Tenggara di Tengah Kekuatan Sepak Bola Asia

Asia Tenggara di Tengah Kekuatan Sepak Bola Asia
Suryopratomo Pemerhati Sepak Bola(MI/Ebet)

AWAL pekan lalu, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo bersama Wakil Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Ratu Tisha Destria bertemu Menteri Komunitas, Budaya, dan Pemuda Singapura Edwin Tong di Singapura. Materi yang dibahas ialah menjajaki kemungkinan Indonesia dan Singapura menjadi tuan rumah bersama penyelenggaraan Piala Dunia U-20.

Federasi Internasional Asosiasi Sepak Bola (FIFA) berencana membuat revolusi penyelenggaraan Piala Dunia untuk anak-anak di bawah 20 tahun. Penyelenggaraannya tidak lagi dilakukan dua tahun sekali, tetapi setiap tahun.

Agar penyelenggaraannya bisa dipastikan berjalan sesuai rencana, dicari negara yang mau menjadi pelaksana selama lima tahun berturut-turut. Indonesia mengajak Singapura untuk mau menjadi tuan rumah bersama event  dunia itu.

Menteri Edwin Tong menyambut baik ide tersebut. Hanya, perlu dibahas lebih detail bagaimana pelaksanaannya karena harus dilakukan lima tahun berturut-turut hingga 2029. Bukan hanya persoalan pembiayaan yang harus diperhitungkan, melainkan juga dukungan infrastruktur yang mesti dipersiapkan.

Belum lagi penyesuaian dengan agenda-agenda besar yang sudah menjadi komitmen. Singapura mempunyai banyak kegiatan yang jadwalnya sangat ketat. Stadion Kallang, yang menjadi tempat pertandingan olahraga termasuk sepak bola, sering juga dipakai untuk kegiatan-kegiatan lain.

Hingga April mendatang, banyak artis besar dunia yang melakukan konser di Singapura. Setelah pekan ini Coldplay yang naik panggung, akan hadir Taylor Swift, kemudian Ed Sheeran, Rod Steward, juga Bruno Mars.

Artis-artis tersebut memiliki penggemar masing-masing. Mereka bukan hanya penonton dari Singapura, melainkan juga dari negara-negara di kawasan. Konser Coldplay yang berlangsung enam kali, misalnya, penontonnya kebanyakan datang dari Indonesia.

Oleh karena itu, Menteri Edwin Tong mengharapkan untuk mendapatkan proposal yang lebih lengkap. Ia pun berjanji untuk meminta tim di kementeriannya melakukan kajian tentang kemungkinan Singapura menjadi tuan rumah bersama Indonesia.

 

Kekuatan ekonomi

ASEAN sebagai sebuah blok sekarang ini menjadi kekuatan yang disegani di dunia. Dengan jumlah penduduk sekitar 600 juta jiwa dan kekuatan ekonomi sekitar US$3 triliun, ASEAN merupakan kekuatan ekonomi keempat terbesar di dunia.

Stabilitas keamanan kawasan membuat 10 negara anggota ASEAN bisa berkonsentrasi penuh mendorong pembangunan. Itulah yang membuat secara politik suara ASEAN menjadi salah satu yang diperhatikan.

Kalau FIFA mencari dukungan ASEAN untuk menjalankan rencana besarnya, memang wajar. Di tengah resesi dan perlambatan ekonomi yang dihadapi Eropa dan Amerika, ASEAN dan negara-negara Teluk memiliki kemampuan ekonomi untuk menyelenggarakan event besar.

Sayangnya, sepak bola di kawasan tersebut tidak sepesat kemajuan di bidang ekonomi. Singapura gagal lolos ke putaran final Piala Asia yang berlangsung di Qatar sekarang ini. Hanya empat negara ASEAN yang lolos, yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Dari empat negara yang lolos ke putaran final, hanya dua yang bisa melaju ke 16 besar, yakni Indonesia dan Thailand. 'Negeri Gajah Putih' lolos sebagai runner-up di belakang Arab Saudi, sementara Indonesia lolos sebagai empat tim peringkat tiga terbaik.

Sebagai salah satu peringkat ketiga terbaik, Indonesia harus berhadapan dengan juara Grup B, Australia, pada perdelapan final, besok. Adapun Thailand bertemu runner-up Grup B, Uzbekistan, Selasa mendatang.

Kekuatan sepak bola Asia Tenggara belum bisa menembus kelompok elite. Pada kejuaraan kali ini pun, hanya dua dari 16 negara Asia Tenggara yang bisa lolos perdelapan final. Negara-negara Teluk mampu meloloskan 8 tim ke babak 16 Besar.

Dari 10 negara ASEAN, yang prestasinya paling tinggi untuk bisa mengimbangi kekuatan Asia yang lain ialah Thailand. Hanya Thailand yang pernah menembus semifinal Piala Asia pada 1972 saat mereka menjadi tuan rumah.

 

Tradisi sepak bola

Thailand merupakan negara ASEAN yang memiliki tradisi sepak bola yang paling kuat. Meski sering diguncang isu suap, sepak bola tidak pernah kehabisan pemain bintang. Mereka selalu bisa menghadirkan tim yang solid.

Dalam putaran final Piala Asia 2024 sekarang ini, Thailand belum terkalahkan. Mereka bisa mengalahkan Kirgizstan 2-0 dan menahan imbang 0-0 Oman serta Arab Saudi. Para pemain Thailand memiliki teknik bermain yang baik sehingga paham bagaimana menjalankan taktik dan strategi yang diinginkan pelatih.

Lihat bagaimana mereka tampil menghadapi juara Asia tiga kali, Arab Saudi. Mereka menerapkan pola 'parkir bus' dengan begitu baik. Sekitar 70% permainan dikendalikan kesebelasan Arab Saudi, tetapi mereka tidak bisa kebobolan.

Indonesia juga menerapkan pola 'parkir bus' saat menjalani pertandingan penentuan melawan Jepang. Namun, pertahanan tim asuhan Shin Tae-yong yang menempatkan tiga pemain naturalisasi Justin Hubner, Jordi Amat, dan Sandy Walsh sebagai pilar tidak mampu menahan gempuran pemain Jepang yang teknik sepak bolanya begitu tinggi.

Pekerjaan berat harus dihadapi Shin Tae-yong, besok malam. Dengan kalah kualitas dari Australia, bertahan dan serangan balik merupakan pilihan terbaik yang bisa dilakukan.

Dengan pola 4-3-3, Australia pasti akan tampil menyerang. Mereka akan berupaya mencuri gol lebih awal untuk memudahkan langkah mereka. Australia memiliki Martin Boyle dan Jordan Bos yang menyerang dari sayap.

Jordi Amat harus menjadi komandan yang efektif untuk mengingatkan rekan-rekannya memperhatikan pergerakan pemain Australia. Tentunya Amat sendiri harus belajar dari pengalaman saat menghadapi Jepang untuk tidak melakukan pelanggaran yang tidak perlu di dalam kotak penalti.

Masih menjadi pertanyaan apakah kapten kesebelasan Asnawi Mangkualam sudah pulih dan tampil pada pertandingan besok. Kondisi fisik yang prima sangat dibutuhkan dalam menghadapi tekanan yang akan datang bertubi-tubi.

Masalah fisik pemain merupakan persoalan yang tidak kalah pelik yang harus dihadapi Shin Tae-yong. Pada pertandingan pertama melawan Irak, faktor kehabisan tenaga menjadi penyebab utama para pemain Indonesia harus menelan kekalahan.

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat