visitaaponce.com

Menunggu Keajaiban Hojlund dan Rashford

Menunggu Keajaiban Hojlund dan Rashford
Suryopratomo Pemerhati Sepak Bola(Seno)

MASA kegelapan Manchester United belum juga berakhir. Kehadiran pelatih asal Belanda Erik Ten Hag pada musim keduanya justru membawa 'Setan Merah' semakin terpuruk. Pada musim 2023/2024 yang baru berakhir, Bruno Fernandes dan kawan-kawan tidak hanya terbenam di urutan kedelapan, jumlah selisih gol mereka pun defisit.

Sejak era keemasan Sir Alex Ferguson tidak pernah prestasi 'Setan Merah' seburuk itu. Tidak usah heran tekanan untuk mencari pengganti Ten Hag semakin kencang dilontarkan. Ten Hag yang begitu cemerlang ketika membangun Ajax Amsterdam seperti kehilangan elan pada musim keduanya di Old Trafford. Sosoknya sebagai pelatih berwibawa hilang setelah tidak mampu menyelesaikan persoalan dengan pemain asuhannya, Jadon Sancho.

Pemain muda Inggris itu ditarik dari Borussia Dortmund untuk mengangkat kualitas 'Setan Merah'. Namun, setelah perselisihannya dengan Ten Hag, Sancho ditelantarkan hingga dipinjamkan kembali ke Dortmund.

Baca juga : Final Piala FA : Hari Penghakiman untuk Ten Hag

Sungguh ironis, Sancho malah menunjukkan kualitas permainannya ketika berada di klub Jerman tersebut. Ia ikut membawa Dortmund lolos ke pertandingan puncak Liga Champions dan akan tampil pada partai final di Stadion Wembley, 2 Juni mendatang, melawan Real Madrid.

Sementara Sancho berjaya di Liga Champions, 'Setan Merah' tersingkir dari babak penyisihan grup sebagai juru kunci. Musim mendatang pun Manchester United hanya bisa menjadi penonton karena gagal untuk merebut tiket tampil di ajang Liga Champions.

 

Baca juga : Erik Ten Hag Tegaskan Manchester United Harus Lakukan Segalanya untuk Juarai Piala FA

Penentuan

Sabtu malam ini menjadi penentuan seperti apa Ten Hag ingin dicatat dalam sejarah Manchester United. Partai final Piala FA melawan Manchester City merupakan kesempatan terakhir bagi pelatih asal Belanda itu untuk mempersembahkan trofi bergengsi kepada 'Setan Merah'.

Pemilik baru Manchester United Jim Ratcliffe mulai habis kesabarannya kepada Ten Hag dan pertandingan final malam nanti menjadi penentu keputusannya. Ada lima pelatih yang sudah masuk daftar untuk menggantikan Ten Hag.

Baca juga : Gagal di Liga Primer, Ten Hag Akan Bayar Kekecewaan Fans MU di Final Piala FA

Mantan pelatih Chelsea, PSG, dan Bayern Muenchen Thomas Tuchel menjadi pilihan pertama. Pilihan lain ialah pelatih Ipswich Town Kieran McKenna, pelatih Brentford Thomas Frank, pelatih Inggris Gareth Southgate, dan Mauricio Pochettino yang baru saja mundur dari Chelsea.

Hilangnya rasa hormat pemain kepada Ten Hag menyulitkan sang pelatih untuk memotivasi anak-anak asuhannya. 'Setan Merah' hanya sekali-sekali tampil sebagai satu kesatuan tim sehingga tidak mengherankan kehilangan karakter permainan mereka.

Dalam kondisi yang tercerai-berai seperti itu, sulit bagi mereka untuk bisa mengimbangi Manchester City malam ini. Apalagi tim asuhan Josep Guardiola baru saja memastikan diri membuat sejarah sepak bola Inggris dengan empat kali berturut-turut memenangi Liga Primer.

Baca juga : Erik Ten Hag: Manchester United Bisa Kalahkan Tim Besar Manapun

Pep Guardiola tidak bisa dimungkiri merupakan salah satu pelatih terbaik di dunia. Ia selalu sukses untuk membesarkan klub yang ditangani mulai Barcelona, Bayern Muenchen, hingga sekarang the Citizens. Enam gelar dari tujuh musimnya di Stadion Etihad merupakan bukti tangan dinginnya sebagai pelatih.

Malam ini tentunya bukan hal yang sulit bagi Guardiola untuk menambah kesuksesannya. Apalagi Ten Hag tidak pernah memiliki rekor yang baik saat menghadapi tim asuhan Guardiola. Dari lima pertandingan yang dimainkan, empat kali Ten Hag harus menelan kekalahan dan hanya sekali bisa menahan imbang.

Bukan hanya dalam taktik permainan, City juga memiliki keunggulan materi pemain. Playmaker Kevin de Bruyne jauh kelasnya jika dibandingkan dengan Bruno Fernandes. The Citizens juga memiliki pemain jangkar sekelas Rodri yang tidak tergoyahkan serta Bernando Silva yang tidak kalah kreatif mengatur irama permainan.

Dua penyerang sayap City, baik Phil Foden maupun Jeremy Doku ataupun Jack Grealish, sulit untuk dikendalikan. Apalagi ujung tombak Erling Haaland yang kuat dalam bola-bola daerah dan bola-bola atas.

 

Serangan balik 

Dengan posisi kalah materi, tidak banyak pilihan yang bisa diperbuat Ten Hag. Bahkan kalau orientasinya untuk menang dan merebut Piala FA, pola bertahan dan melakukan serangan balik merupakan pilihan terbaik.

Hanya saja ada prasyaratnya, pertama kiper Andre Onana harus bermain taktis dan tidak banyak melakukan blunder yang tidak perlu. Konsistensi penampilan merupakan masalah paling utama dari kiper asal Kamerun itu.

Prasyarat kedua, dua center-back harus tampil prima dan pandai membaca permainan dari kaki ke kaki yang menjadi gaya permainan City. Center-back asal Argentina, Lisandro Martinez, sudah mulai pulih, tetapi terlalu riskan untuk dimainkan setelah terlalu lama absen bertanding.

Pilihan terbaik ialah menduetkan dua center-back kawakan, Raphael Varane dan Jonny Evans. Apalagi kesiapan Harry Maguire diragukan menyusul cedera yang dialaminya. Pengalaman Varane dan Evans diharapkan bisa mengendalikan penyerang-penyerang the Citizens.

Dukungan Aaron Wan-Bissaka dan Diogo Dalot yang menjadi pilihan terbaik mengisi bek sayap akan menentukan kesolidan pertahanan 'Setan Merah'. Kedisplinan mengawasi gerakan Foden dan Doku akan bisa mengurangi ancaman the Citizens dan menjadi awal melakukan serangan balik.

Gelandang bertahan Casemiro dan pemain muda Kobbie Mainoo menjadi tumpuan kedua Manchester United untuk bisa sukses menerapkan pola serangan balik. Kepiawaian untuk menghentikan alur serangan the Citizens dari lapangan tengah dan kecepatan untuk mengalirkan bola ke depan menjadi kunci keberhasilan.

Kehadiran kembali Mason Mount bisa menjadi harapan bagi Ten Hag menjalankan mission impossible-nya. Tingginya jam terbang Mason akan membantu Fernandes untuk menggalang lapangan tengah.

Kalau skenario yang dirancang bisa berjalan baik, eksekusinya tinggal berada di kaki Marcus Rashford dan Rasmus Hojlund. Kecepatan kedua pemain itu diharapkan bisa menggoyahkan jantung pertahanan City yang mungkin dijaga Ruben Dias dan John Stones atau Manuel Akanji.

Masih belum bisa tampilnya kiper utama Ederson yang cedera bagian mata bisa menjadi kesempatan bagi 'Setan Merah' untuk membuat kejutan. Namun, kiper Stefan Ortega tidak mudah juga untuk bisa ditaklukkan.

Ten Hag harus berpikir keras untuk menemukan taktik yang jitu guna meredam kehebatan Guardiola. Terutama menyiapkan taktik pengganti apabila City bisa mencuri gol terlebih dulu karena mau tidak mau 'Setan Merah' harus bermain terbuka.

Pengalaman berharga saat dua kali bangkit untuk menyingkirkan Liverpool di perempat final bisa menjadi inspirasi bagi Manchester United membuat keajaiban.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat