visitaaponce.com

Sekilas Sejarah BYD, Berawal dari Produsen Baterai

Sekilas Sejarah BYD, Berawal dari Produsen Baterai 
(MI/NURTJAHYADI)

MEREK mobil Build Your Dreams (BYD) mungkin masih asing bagi masyarakat Indonesia. Keberadaanya mulai mengusik perhatian setelah merek otomotif asal Tiongkok ini langsung memasarkan tiga model mobil listrik di Indonesia, BYD Dolphin, BYD Atto 3 dan BYD Seal. 

Tidak sedikit masyarakat awam yang belum mengetahui kalau BYD adalah produsen mobil listrik nomor wahid di Tiongkok dan salah satu terbesar di dunia dengan jumlah total penjualan hingga 6 juta unit pada 2023.

Sejak pertama berdiri pada 1995, BYD butuh 13 tahun untuk menjual total 1 juta unit pada 2021. Namun sejak milestone pertamanya itu, BYD hanya butuh waktu 18 bulan berikutnya untuk meraih 3 juta unit, 9 bulan untuk meraih 5 juta unit dan 3 bulan untuk mencapai 6 juta unit.   

Baca juga : BYD Seal Berikan Sensasi Jiwa Terasa Lepas dari Raga

Dalam konferensi pers, Rabu (21/2), Head of Training BYD Asia Pacific & Assistant President Director BYD Motor Indonesia Jacob Ma  memaparkan sekilas sejarah mobil listrik BYD untuk menunjukkan bagaimana perjalanan perusahaan baterai di Tiongkok bisa menjadi salah satu pemain otomotif dunia.

Awal berdirinya BYD sebagai perusahaan baterai, menempati sebuah bangunan kecil dengan modal US$300.000 dan 20 karyawan. Tiga tahun kemudian tepatnya pada akhir 1998, BYD meresmikan anak perusahaannya di kawasan Eropa. Bahkan pada 2000, baterai BYD dipercaya sebagai baterai resmi ponsel Motorola. Pada 2002, BYD menjadi pemasok baterai Lithium-ion pertama Tiongkok untuk produk Nokia.

"Motorola dan Nokia  merupakan dua pemimpin besar dalam industri telepon selular saat itu dan BYD menjadi pemasok utama baterainya," ujar Jacob.

Baca juga : Menguji Kemampuan BYD Atto 3 di Tanjakan Punclut Bandung

Masuki industri otomotif

Pada 2003, BYD terjun ke industri otomotif. Untuk itu, BYD membeli salah satu brand otomotif milik pemerintahnya dan memproduksi mobil pertamanya pada 22 September 2005 dalam sosok mobil kompak BYD F3 bermesin internal combustion engine (ICE) dan menjadi salah satu mobil terlaris di Tiongkok.

"Untuk dapat memasuki industri otomotif, perusahaan harus mendapatkan lisensi dari pemerintah. Oleh karena itu BYD membeli salah satu produsen mobil milik negara," ujar Jacob. 

 

enurut Jacob, alasan kenapa BYD memulai industri otomotifnya dengan mobil bermesin ICE adalah, untuk memulai industri otomotif, BYD harus belajar membuat mobil. Oleh karena itu BYD memulainya dengan membangun sebuah mobil seperti yang lainnya. 

Tujuannya agar dapat mempelajari berbagai aspek termasuk karakter sebuah mobil sesungguhnya dengan cara yang lebih cepat dan efisien. "Dengan kata lain, BYD masuk ke industri otomotif tidak dari nol," tegas Jacob.

Baca juga : BYD Indonesia Resmikan Sekaligus 8 Diler BYD Arista 

Seiring dengan kemajuan dan perkembangan perusahaan yang pesat, BYD membangun kantor yang megah berbentuk hexagonal yang ditempatinya sejak 2007 hingga kini. Setahun kemudian (15 Desember 2008) BYD membuat kejutan dengan meluncurkan mobil plug-in hybrid pertama di dunia BYD F3DM (DM=dual mode: EV dan Hybrid) di Shenzhen.

Pada 2020, BYD merilis teknologi Blade Battery untuk produksi massal, dilanjutkan dengan perkenalan Super Technology yang melahirkan BYD DM-i super hybrid technology dan platform kendaraan listrik (EV) murni e-Platform 3.0.

Pada 2021 BYD menggapai sebuah milestone pertamanya dengan berhasil memproduksi mobil sebanyak 1 juta unit. 18 bulan kemudian (1,5 tahun) BYD berhasil menambah 2 juta unit menjadi 3 juta unit pada 2022.

Pada 2023 BYD meluncurkan brand mobil listrik mewah YangWang dan pada tahun yang sama, total produksi mobil BYD tembus 6 juta unit, atau dalam 3 bulan untuk memproduksi mobil sebanyak 1 juta unit.

Dari awalnya hanya di sebuah gudang kecil dengan karyawan 20 orang pada 1995, kini total karyawan BYD telah mencapai dari 600.000 lebih di lebih dari 40 kantor cabang di seluruh dunia yang tersebar di lebih dari 400 kota di 70 negara dan wilayah di 6 benua. 

Jadi tidak perlu heran mengapa sebuah perusahaan baterai bisa dengan cepat bertransformasi menjadi salah satu perusahaan otomotif terbesar dunia. (S-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Chadie

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat