Dua Kubu Hanura Diminta Berdamai
![Dua Kubu Hanura Diminta Berdamai](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2019/12/4ebe85791f68d27d3fcf4ff671d006a1.jpg)
DUA kubu di Partai Hanura diminta berdamai. Para sesepuh partai khawatir pertengkaran memecah belah partai.
“Kita para pendiri punya kepentingan agar partai ini tetap eksis, bisa berkembang, dan punya kekuatan politik yang optimal. Salah satu korban dari gejolak internal itu ialah tidak lolos parliamentary threshold (ambang batas parlemen),” kata pendiri dan penggagas Partai Hanura, Yus Usman Sumanegara di Kantor DPP Hanura, kemarin.”
Yus terganggu tudingan kubu Wiranto terkait Musyawarah Nasional (Munas) III Hanura pada 17-19 Desember 2019 disebut abal-abal. Yus menegaskan munas dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku. “Yang hadir dalam munas itu peserta dari seluruh DPD, yakni 34 provinsi, juga DPC sebanyak 514. Itu saja, dua komponen itu saja, sudah melebihi 90% dari pemilik suara. Kok tiba-tiba disebut abal-abal,” sesal Yus.
Yus mempertimbangkan langkah hukum selanjutnya bila Wiranto tetap mengklaim sebagai pengurus Hanura.
”Kita harus pelajari dulu (diproses secara hukum). Makanya kita minta supaya menghentikan pernyataan-pernyataan tidak benar,” tegas dia.
Yus juga mengimbau DPP Hanura pimpinan Oesman Sapta Odang (OSO) membuka diri bagi pihak internal yang masih berseberangan. Yus meminta OSO merangkul kembali pihak-pihak yang ingin kembali bergabung dengan partai.
Ketua Dewan Kehormatan Partai Hanura kubu Wiranto, Chaeruddin Ismail, menolak mengakui kepemimpinan OSO. Chaeruddin menuding Munas III Hanura abal-abal.
“Partai Hanura sana itu ialah Partai Hanura abal-abal, tidak sah menurut saya,” kata Chaeruddin.
Chaeruddin mengaku turut memantau pelaksanaan munas secara langsung. Munas disebut tak punya legitimasi. “Masalah anggaran dasar itu semua tidak dipenuhi,” kata dia.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan dualisme kepemimpinan Hanura dinilai cukup serius karena akan berdampak besar di Pilkada 2020 mendatang. Selain itu, adanya dualisme antara kubu OSO dan Wiranto tidak baik karena akan membunuh karakter masing-masing.
“Saya menduga masalah dualisme ini cukup serius. Terlalu berisiko kalau gimik dan dinamika politik biasa karena saling tuduhnya sudah membunuh karakter,” katanya. (Medcom/Iam/P-4)
Terkini Lainnya
Hanura Resmi Ajukan Sengketa Pileg ke MK
Survei SPI Ungkap Nasib Perindo, PPP, hingga PSI
PPP: Penggodokan Nama Cawapres Ganjar Pranowo akan Dipercepat
Gelar Rapat Konsolidasi, Megawati Kumpulkan Ketum Parpol Pendukung Ganjar
Partai Hanura Beri Sinyal Berubah Sikap Politik
Ini Alasan Wiranto Titipkan 100 Kader Eks Partai Hanura ke PPP
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap