Pengamat Canggihnya Teknologi Bikin Buzzer Sulit Disetop
![Pengamat: Canggihnya Teknologi Bikin Buzzer Sulit Disetop](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/03/29f6fbfa6d6a72d33363fcb8ce4115f5.jpg)
PENDENGUNG alias buzzer sulit dihentikan seiring semakin canggihnya teknologi informasi. Kekacauan informasi yang diembuskan para Buzzer disebabkan oleh literasi digital yang rendah.
"Media (jenis) baru kan semakin mudah. Jadi, akan sulit menghentikan karena akan terus ada itu," ungkap pakar komunikasi Fisip UGMA Wisnu Martha Adiputra, dalam siaran persnya, Jumat (5/3).
Menurut dia, pada era media sosial, keberadaan buzzer di negara-negara demokrasi tidak bisa terelakkan. Buzzer pun mirip buah simalakama, jika dibiarkan akan menimbulkan kekacauan, jika dilarang akan dicap otoriter. Keberadaan Buzzer pun bisa menandai berjalannya demokrasi.
"Problemnya orang masih belum bisa membedakan mana disebut pendapat, mana disebut hoaks, ujaran kebencian dan menyerang. Ini buah dari keterbukaan, kok bisa dikatakan sumber kekisruhan, padahal buzzer ini terdiri dua pihak lho, pihak pro pemerintah dan kontra," ungkap dia.
Tantangan saat ini adalah membuat media sosial nyaman. Upaya meningkatkan literasi digital di masyarakat harus terus dilakukan oleh semua pihak,
tidak hanya pemerintah saja.
Departemen Ilmu Komunikasi UGM bersama dengan banyak peneliti dan dosen lain kampus dan organisasi-organisasi di masyarakat membuat Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi). Tidak kurang 250 pegiat literasi digital dari sekitar 80 kampus bergabung di Japelidi.
"Di luar itu ada juga gerakan di masyarakat semacam Mafindo yang anti hoaks dan siber kreasi yang ada di kelompok-kelompok masyarakat sipil," lanjut dia.
Wisnu mengatakan, tugas media untuk menghadirkan informasi yang berkualitas dan fakta yang lebih independen. Namun, kondisi saat ini memperlihatkan
media dimiliki hanya segelintir orang dengan kepentingan politik sehingga menjadi salah satu faktor penghambat demokrasi.
Menurut dia, kondisi media akan lebih baik jika kepemilikannya dibuka dan dipermudah dan tidak diperuntukan untuk orang-orang yang secara langsung
terlihat di panggung politik. (OL-13)
Terkini Lainnya
Izin Investasi CEOR Minas Disetujui, PHR Siap Tancap Gas Tingkatkan Produksi Blok Rokan
6 Mitos Perawatan Mobil yang Harus Dihindari
Memanaskan Mobil 30 Detik Cukup untuk Performa Optimal
Teknologi Ramah Lingkungan Percepat Terwujudnya Mobilitas Berkelanjutan
Mengenal 8 Keunggulan Chipset Exynos W1000 dalam Samsung Galaxy Watch 7 dan Ultra
9 Cara Meningkatkan Kecepatan Wi-Fi
Ketua BEM UGM Diintimidasi Usai Kritik Jokowi
Bawaslu Bakal Tindak Buzzer Pemilu yang Lakukan Pelanggaran Kampanye
Salsabila Syaira Serukan Perlawanan terhadap Buzzer
AHY: Buzzer Merajalela, Misinya Menghancurkan Lawan Politik
Mahfud: Buzzer tak Selalu Propemerintah
Saat Tahapan Pemilu 2024, Bawaslu Bakal Tindak Buzzer Nakal
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap