KPK Kejar Pihak Lain dalam Kasus Lelang Jabatan Kota Tanjung Balai
![KPK Kejar Pihak Lain dalam Kasus Lelang Jabatan Kota Tanjung Balai](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/08/ce3ebd6c4e7dce7d7322e5a55c7b0c22.jpg)
KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) akan mengembangkan keterlibatan pihak lain dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi lelang mutasi jabatan di Kota Tanjung Balai pada 2019.
Saat ini KPK telah menetapkan dua tersangka yakni Walikota Tanjung Balai M. Syahrial (MSA) dan Sekretaris Daerah Kota Tanjung Balai Yusmada (YM).
"KPK tak akan berhenti mengingatkan para penyelenggara negara, termasuk para kepala daerah, untuk berpegang teguh pada sumpah jabatan dan tidak mengkhianati kepercayaan masyarakat dengan melakukan perbuatan tindak pidana korupsi," ujar Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Karyoto dalam konferensi pers, Jumat, (27/8).
Menurut dia, jabatan penyelenggara negara didasarkan pada kompetensi dan merupakan amanah yang harus dijaga untuk melayani publik. Maka semua pihak tidak boleh berupaya mendapatkan penghasilan.
"Terlebih dengan melakukan tindak pidana korupsi," tegasnya.
Karyoto mengatakan, KPK telah mengumpulkan berbagai bahan keterangan dugaan tindak pidana korupsi dimaksud. Selanjutnya KPK melakukan penyelidikan yang kemudian ditemukan adanya bukti permulaan yang cukup, maka KPK meningkatkan status perkara ini ke tahap penyidikan pada April 2021.
Menurut dia YM selaku pemberi disangkakan melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a atau Pasal 5 ayat (1) huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang (UU) Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Sementara MS selaku penerima disangkakan melanggar Pasal 12 huruf (a) atau Pasal 12 huruf (b) atau Pasal 11 UU Nomor 31 Tahun 199 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP Jo Pasal 64 ayat (1) KUHP.
"Guna proses penyidikan, dimana Tim Penyidik telah memeriksa 47 orang saksi dan juga menyita diantaranya uang sejumlah Rp100 juta, sehingga Tim Penyidik melakukan upaya paksa penahanan pada tersangka YM untuk 20 hari pertama, terhitung mulai tanggal 27 Agustus 2021 sampai dengan 15 September 2021 di Rutan KPK pada Gedung Merah Putih KPK," paparnya.
Baca juga : Wali Kota Tanjungbalai Jadi Tersangka Kasus Baru Bersama Sekda
Menurut Karyoto sebagai langkah antisipasi penyebaran Covid-19 dilingkungan Rutan KPK, YM akan dilakukan isolasi mandiri selama 14 hari pada Rutan KPK Kavling C1. Sedangkan tersangka MSA tidak dilakukan penahanan karena saat ini masih dan sedang menjalani penahanan dalam perkara lain.
Konstruksi
Karyoto menjabarkan konstruksi perkara ini. Menurut dia, tindakan rasuah ini bermula terjadi pada Juni 2019 setelah MSA menerbitkan surat perintah terkait seleksi terbuka jabatan tinggi Pimpinan Pratama Sekda Kota Tanjung Balai.
Dalam surat perintah tersebut, YM yang saat itu menjabat sebagai Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Tanjung Balai masuk sebagai salah satu pelamar seleksi.
Selanjutnya setelah YM mengikuti beberapa tahapan seleksi, pada Juli 2019 bertempat di kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Tanjung Balai, YM bertemu dengan Sajali Lubis yang adalah teman sekaligus orang kepercayaan dari MSA.
"Dalam pertemuan tersebut, YM diduga menyampaikan pada Sajali Lubis untuk memberikan uang sejumlah Rp200 juta kepada MSA dan langsung ditindaklanjuti oleh Sajali Lubis dengan menelepon MSA dan kemudian langsung disepakati serta disetujui oleh MSA," ungkapnya.
Pada September 2019, lanjut Karyoto, YM dinyatakan lulus dan terpilih sebagai Sekda Kota Tanjung Balai berdasarkan Surat Keputusan Walikota Tanjung Balai yang ditandatangani oleh MSA.
Atas terpilihnya YM sebagai Sekretaris Daerah Kota Tanjung Balai, Sajali Lubis atas perintah MSA kembali menemui YM untuk menagih dan meminta uang sebesar Rp200 juta. "YM langsung menyiapkan uang yang diminta dengan melakukan penarikan tunai sebesar Rp200 juta di salah satu bank di Tanjung Balai Asahan dan setelahnya langsung diserahkan ke Sajali Lubis untuk diteruskan ke MSA," terangnya. (OL-2)
Terkini Lainnya
Hasto Kristiyanto Pastikan Kooperatif Jika Kembali Dipanggil KPK
KPK Bantah Kasus Harun Masiku Musiman Politik
KPK Sita Ponsel Sekjen PDIP dan Stafnya untuk Cari Bukti Keberadaan Harun Masiku
KPK Minta Kusnadi PDIP Ungkap Ancaman dan Fakta Terkait Kasus Harun Masiku
KPK Ultimatum Pengusaha Tambang untuk Bayar Pajak dan Hindari Korupsi
KPK Periksa Pengusaha Batu Bara Said Amin Terkait Sumber Dana Mobil Rita Widyasari
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Penuhi Panggilan KPK
Kementan Sebut Peminat Lelang Jabatan Eselon Banyak dari Luar Kementerian
Bupati Nonaktif Bangkalan Segera Diadili terkait Lelang Jabatan
Pemkot Depok Siapkan Lelang Jabatan untuk isi 45 Jabatan Kosong
Meiliana Minta Warga Lokal Diakomodasi dalam Jabatan Struktural di Otorita IKN
Bupati Bangkalan Diduga Kantongi Rp5,3 Miliar Hasil Jual Beli Jabatan
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap