Habib Luthfi Lagu Indonesia Raya Bukan Sekadar Lagu Tapi Ikrar
![Habib Luthfi: Lagu Indonesia Raya Bukan Sekadar Lagu Tapi Ikrar](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/09/517bcfe350e487fbeeef29091d170900.jpg)
ANGGOTA Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Dr (HC) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya mengatakan Indonesia Raya bukan sekadar lagu namun ikrar bahwa Indonesia merupakan tanah air dan tumpah darah yang dimiliki semua suku dan golongan di negeri ini.
"Kita telah berikrar 'Indonesia tanah airku', buktikan ikrar itu kemanapun kalian (anak bangsa) melangkah, itu bukan hanya sekedar lagu tapi harus tertanam pada diri kita," ujar Habib Luthfi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (27/8).
Menurut dia, jika ikrar kebangsaan tersebut tertanam pada diri anak cucu generasi bangsa maka penyakit radikalisme dan intoleransi yang melenceng dari nilai pokok Pancasila tidak akan menjangkiti atau ‘mengobok-obok’ kerukunan negeri ini.
Tidak hanya itu, Habib Luthfi juga menjelaskan bahwa lambang negara Garuda Pancasila, bendera sang saka Merah Putih juga memiliki makna lain yang harus diketahui oleh para generasi penerus bangsa.
"Bendera Merah Putih tidak hanya sekedar simbol makna warna merah dan putih, namun lebih dari itu Bendera Merah Putih kita mengandung makna kehormatan, harga diri, dan jati diri bangsa," ucapnya saat berbicara di acara Dialog Kebangsaan Kebhinekaan Penyelamat Bangsa bersama Pimpinan Majelis Tinggi Lintas Agama dan jajaran Forkopimda Provinsi Banten dan Kota Tangerang, di Pendopo Trisna Wijaya, Modern Land, Tangerang, Minggu (26/9) malam.
Oleh karena itu, kata Habib Luthfi, menghormati bendera Merah Putih memiliki makna yang mendalam sebagai hormat kepada bangsa ini, menghormati segala sesuatu dan seluruhnya yang ada pada bangsa ini dengan tidak memandang perbedaan agama, suku dan ras.
"Sejatinya juga, nasionalisme tanpa sejarah tentunya akan rapuh. Orang yang kuat dalam nasionalisme adalah orang yang mengenal sejarah dan tidak melupakan sejarah. Itu sudah sangat pokok," ungkap Habib Luthfi.
Ia menambahkan dengan mengetahui dan mengenal sejarah maka masyarakat akan paham bagaimana para pendahulu bangsa ini berjuang dan bagaimana mereka mencintai bangsanya.
Ia mengatakan bahwa generasi penerus bangsa haruslah tahu sejarah perjuangan hingga tegaknya Merah Putih di Nusantara agar tidak pula mudah terjerumus pada radikalisme.
"Bagaimana mengatasinya? Ya dengan cara kita-kita ini (ulama dan tokoh masyarakat) turun ke bawah menyentuh masyarakat," ujarnya.
Habib Luthfi menganggap kurangnya sentuhan pada masyarakat lapisan bawah terhadap wawasan kebangsaaan, maka mereka ini jadi kurang mengenal apa itu radikalisme, apa itu pluralisme, bagaimana hidup dalam kebhinnekaan dan sebagainya.
Ia menilai apa yang dilakukan para ulama dalam menyiarkan nilai agama sudah cukup baik, dan sekarang tinggal bagaimana tokoh-tokoh dan pemuda ini bisa ikut berperan serta dalam memberikan kontribusinya untuk bangsa Indoenesia.
"Ayo kita bersama-sama turun seperti contohnya pertemuan malam ini. Kalaupun perlu kita tambahkan tokoh lokal sepertinya RT/RW, kepala desa, saya sangat mengharapkan sekali," ujarnya.
Ia menganggap upaya mempertahankan Pancasila sebagai ideologi negara melalui sosialisasi dan menanamkan nilai-nilai bukanlah hal mudah, namun perlu adanya kerja sama berbagai lapisan dan haruslah menyentuh masuk kepada masyarakat langsung seperti melibatkan RT/RW setempat, bupati/wali kota, camat, lurah, kepala desa maupun tokoh-tokoh di lingkungan setempat.
"Tetapi tetap saja sebelum kita ini memberikan ilmu wawasan kebangsaan dan sebagainya, kita perlu datang dengan baik, menyentuh dahulu, membuat mereka mengenal kita dahulu, lalu masukkan nilai-nilai apa yang ingin kita ajarkan," tuturnya.
Habib Luthfi pun juga berharap bahwasanya acara silaturahmi yang diinisiasi oleh BNPT kepada para ulama, tokoh, dan lapisan masyarakat perlu kesinambungan dan tidak boleh hanya berhenti sampai di sini.
Gerakan dan ideologi radikal hingga saat ini terus menerus merongrong negeri, untuk itu mengajarkan dan menguatkan nilai-nilai Pancasila merupakan upaya paling ampuh melawan ideologi yang mengancam negeri.
"Jadi tidak hanya bertempat di sini saja, mungkin bisa sampai ke Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung dan sebagainya. Tidak boleh berhenti di sini saja,” kata Habib Luthfi. (Ant/OL-09)
Terkini Lainnya
Romo Magnis: Reformasi Satukan Keragaman tapi Gagal Berantas KKN
Beragama Maslahat untuk Kesejahteraan Masyarakat
Bunuh 2 Polisi, Malaysia Tangkap 7 Orang Anggota Jemaah Islamiyah
Kebijakan Pencegahan Radikalisme dan Terorisme Harus Dilanjutkan dan Diperkuat
Gus Miftah Mendorong Dialog Kebangsaan untuk Lawan Radikalisme di Kalangan Pelajar
18 Objek Vital Kantongi Sertifikat Penanggulangan Terorisme
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Surya Paloh: Pancasila Jadi Rongsokan Bila Tak Melekat di Jiwa
Surya Paloh: Pancasila Palsu Mendewakan Kekuasaan, Menghina Ketika Tak Berkuasa
Pentingnya Menanamkan Nilai Pancasila dalam Berbudaya Digital
BPIP Minta Tambahan Anggaran Rp100 Miliar, untuk Apa Saja?
Bangun Karakter Anak Melalui Jambore Nasional Bersama Ibu Pertiwi
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap