Jenderal Dudung Luncurkan Buku Bongkar Operasi Psikologi Kelompok Intoleran
![Jenderal Dudung Luncurkan Buku Bongkar Operasi Psikologi Kelompok Intoleran](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/01/e6959b2fc03b1307cf770bfe18c26160.jpg)
KEPALA Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman meluncurkan buku yang berupaya membongkar operasi psikologi kelompok intoleran di Jakarta, Sabtu (29/1). Buku yang ditulis oleh Raylis Sumitra itu berjudul Membongkar Operasi Psikologi Gerakan Intoleransi.
Menurut Dudung, ideologi kelompok intoleran mencoba untuk merongrong Pancasila. Padahal, keberagaman dan perbedaan yang dimiliki Indonesia merupakan sebuah keniscayaan. Ia menegaskan tidak ada tempat untuk gerakan intoleran.
"Baik itu bertameng agama, organisasi kesukuan, atau yang jelas-jelas kelompok separatis yang baru-baru ini menewaskan anggota saya tiga orang dari Angkatan Darat yang gugur di Papua," kata Dudung di Hotel Raffles, Ciputra World, Jakarta.
Dudung menyebut latihan fisik sempurna tidak cukup dimiliki oleh tentara zaman kini. Menurutnya, dibutuhkan juga kemampuan memahami ketahanan dan pertahanan global yang canggih dan penguasaan dunia siber yang mumpuni.
Buku itu, lanjut Dudung, menyebut gerakan terselubung kelompok intoleran untuk menciptakan kegaduhan sebagai operasi psikologis. Adapun pengalaman Dudung mencopot baliho Front Pembela Islam (FPI) saat menjadi Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta menjadi sorotan yang dibahas.
"Buku ini benar-benar membuka motif gerakan terselubung kelompok intoleran, dimulai dengan tindakan yang pernah saya lakukan saat jadi Pangdam Jayakarta," ujar Dudung.
Ahli komunikasi dari Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia, Puspitasari, mengatakan apa yang dilakukan Dudung dengan melucuti baliho FPI memang sederhana. Namun dalam bahasa komunikasi, hal itu adalah simbol perlawanan.
Dalam kesempatan yang sama, ahli teknologi informasi, Tyovan Ari Widagdo, menjelaskan bahwa teknologi merupakan sarana pembawa pesan paling efektif untuk mempengaruhi orang lain. Telebih dengan kehadiran Metaverse yang dinilai bisa membuat proses rekrutmen dan koordinasi jadi sangat efektif. "Ini dunia baru, masih dalam tahap pengembangan, tapi potensi bagaimana intoleransi akan berjalan sangat berjalan efektif untuk mempengaruhi orang," tandasnya. (OL-8)
Terkini Lainnya
Polri Perpanjang Operasi Pencegahan Penyebaran Paham Radikalisme di Sulteng
Komnas Perempuan Kecam Tindakan Intoleransi dan Kekerasan terhadap Mahasiswa Universitas Pamulang
Toleransi dalam Keberagaman ala Warga Rusun Gading Nias
Moderasi Beragama untuk Menepis Intoleransi Ekonomi
Warga Kalibata City Rayakan Puncak Perayaan Natal dan Tahun Baru
Depok Kota Paling Tidak Toleran, Apa Kata Wali Kotanya?
Pangdam Jaya Pastikan Lokasi Sekitar Ledakan Gudang Amunisi Bogor Sudah Aman
TNI Pastikan tidak akan Terjadi Ledakan Susulan dari Gudang Amunisi
Aparat Dikerahkan untuk Amankan Amunisi yang Terlempar dari Gudang
Pangdam Jaya: Tidak Ada Korban Jiwa dalam Ledakan di Gudang Peluru
Pangdam Jaya Klaim Sistem Pergudangan Amunisi di Ciangana Sangat Aman
Pengangkatan Mayjen Untung sebagai Pangdam Jaya Digugat ke Pengadilan TUN
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Manajemen Sekolah Penghalau Ekstremisme Kekerasan
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap