Polri Proses Penegakan Hukum Bukan Sekedar Common Sense
![Polri: Proses Penegakan Hukum Bukan Sekedar 'Common Sense'](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/08/68bf253cec751fc22e29732a319ff9ac.jpg)
SEBAGAI konsekuensi dari agenda yang presisi, Polri menegaskan semua aktivitas utamanya dalam konteks penegakan hukum dilakukan dengan berbasis profesionalisme serta pendekatan ilmiah (scientific approach), seperti kedokteran forensik dan forensik digital.
"Proses penegakan hukum dan keadilan merupakan usaha ilmiah, bukan sekedar common sense, non scientific belaka," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Polri. Prof. Dr. Dedi Prasetyo, M.Hum., M.Si., dalam sambutannya saat membuka FGD bertema "Optimalisasi Forensik Digital Pada Penguatan Penegakan Hukum Dalam Rangka Mewujudkan Keadilan", di Jakarta, Kamis (4/8) siang.
Oleh karena itu, lanjut Dedi dalam sambutan tertulis yang dibacakan Karo Multimedia Humas Polri Brigjen Pol. Gatot Refli Handoko itu menegaskan, dalam penegakan keadilan yang menyangkut tubuh, kesehatan dan nyawa manusia, bantuan dokter dengan pengetahuan ilmu kedokteran forensik dan medikolegal yang dimilikinya amat diperlukan.
Sedangkan forensik digital mengungkap dan menafsirkan data secara elektronik, yang membutuhkan standar yang ketat untuk menghadapi pemeriksaan silang di pengadilan.
Sementara Ketua Dewan Pembina AFDI Kombes Pol. Mohammad Nuh Al Azhar, M.Sc., CHFI., CEI., ECIH., dalam paparannya menegaskan science bisa menjadikan barang bukti bicara dan menghubungkannya dengan sisi legal.
"Jadi science yang mempertanggung jawabkan temuan penyidik saat di pengadilan, terutama saat dicecar hakim," urai Nuh.
Namun Nuh menegaskan, science tidak bisa bekerja sendiri, perlu sebuah tim untuk memecahkan puzzle yang jadi pertanyaan publik.
Waspadai Informasi Sesat
Sementara pakar komunikasi Dr. Devi Rahmawati, M.Hum., mengingatkan masyarakat akan perlunya mewaspadai banjirnya informasi sesat yang disebarkan pihak-pihak tidak bertanggung jawab melalui media sosial (medsos).
"Masyarakat sekarang hidup dalam rezim kecepatan informasi bukan ketepatan. Akibatnya, informasi sesat yang melimpah di media sosial diterima begitu saja, tidak disaring dengan baik," ungkap Devi.
Akademisi Universitas Indonesia ini sedih karena wajah masyarakat Indonesia di medsos lebih banyak sebagai pemarah, suka memboikot, dan cenderung langsung menghakimi tanpa data yang kuat.
Meskipun sudah banyak yang ditindak secara hukum, menurut Devi, sifat dan perilaku netizen Indonesia masih tidak berubah. Akibatnya, polarisasi di masyarakat tidak hanya terjadi di politik tetapi terjadi di hampir semua sendi kehidupan.
Devi berharap adanya upaya bersama mengatasi penyebaran informasi sesat melalui medsos sebagai wujud tanggung jawab bersama untuk masa depan yang lebih baik.
Ketua Dewan Pembina AFDI Kombes Pol. Mohammad Nuh Al Azhar sepakat dengan sinyalemen Dr. Devi Rahmawati. Untuk itu Nuh berharap masyarakat bijak dalam menggunakan medsos.
"Jangan mudah memvonis atau berspekulasi jika tidak tidak memiliki data dan bahan analisa yang kuat, karena itu bisa merugikan orang lain dan diri sendiri," pungkas Nuh seraya mengingatkan bahwa jejak digital meskipun sudah dihapus masih bisa dilacak dengan science. (OL-13)
Baca Juga: Komnas HAM Awasi Pemeriksaan Bharada E Sebagai Tersangka
Terkini Lainnya
Bhayangkara Presisi Sapu Bersih 2 Laga di Palembang
Perda Data Desa Presisi Buat Pembangunan di Sultra Berjalan Terukur
Polri Bersama FKDB Gelar Penanaman dan Panen Jagung di Distrik Arso, Papua
Kapolri Buka Rakernis Baharkam Polri
Wabup Bantul Dukung Wukirsari Gunakan Data Desa Presisi Tangani Stunting
Polri Jadilah Sapu yang Bersih
Indonesia Global Compact Networks Gelar SDG Innovation Accelerator
Hadiri Puncak HPN 2024, Pj Gubernur Jateng Berharap Pers Jateng Jaga Independensi dan Profesionalitas
CarbonShare Academy Cetak Tenaga Kerja Bidang Berkelanjutan
Surya Paloh Nilai Anies Mampu Padukan Profesionalisme, Moral, dan Etik
Hadir di Indonesia, APACD Siap Tingkatkan Kompetensi Komunikasi Profesional
Sri Mulyani: Indonesia Butuh Lebih Banyak Profesional di Bidang Keuangan
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap