visitaaponce.com

Survei CPCS Elektabilitas Anjlok, Ganjar Disalip Prabowo

Survei CPCS: Elektabilitas Anjlok, Ganjar Disalip Prabowo
Survei Center for Political Communication Studies (CPCS) soal capres 2024(Antara/HO)

TREN kenaikan elektabilitas Ganjar Pranowo mengalami sandungan dalam beberapa waktu terakhir. Temuan survei Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan anjloknya elektabilitas Ganjar, dari sebelumnya mencapai 25,6 persen kini menjadi 23,7 persen.

Sebaliknya dengan Prabowo Subianto, yang mengalami kenaikan elektabilitas dari 22,7 persen pada survei bulan Februari 2023, kini sebesar 24,3 persen. Dengan raihan tersebut, Prabowo berhasil menggeser Ganjar dan menempati posisi unggul dalam bursa calon presiden.

“Elektabilitas Ganjar anjlok hingga tersalip oleh Prabowo,” ungkap peneliti senior CPCS Hatta Binhudi lewat keterangan yang diterima, Senin (17/4). Pada peringkat ketiga, elektabilitas Anies Baswedan sebesar 21,7 persen.

Menurut Hatta, turunnya elektabilitas Ganjar tidak bisa dilepaskan dari pro kontra soal batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20. Publik menilai pernyataan Ganjar yang menolak kehadiran tim Israel bertentangan dengan tekad Presiden untuk menyukseskan acara tersebut.

“Sebelumnya Ganjar merupakan figur yang paling kuat mendapatkan dukungan dari Presiden Jokowi sebagai penerus kepemimpinan nasional,” jelas Hatta. 

Sementara itu Jokowi juga belakangan kerap menunjukkan dukungan terhadap Prabowo. Sehingga sempat muncul wacana duet Prabowo berpasangan dengan Ganjar. “Anjloknya elektabilitas Ganjar memberi insentif elektoral bagi Prabowo, hingga kemudian melejit,” tandasnya

Setelah dipastikan Piala Dunia U20 batal, partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) menggulirkan usulan untuk bergabung membentuk koalisi besar. Prabowo menjadi capres terkuat dalam pengelompokan baru itu.

Masih terjadi tarik-menarik apakah PDIP akan bergabung juga dalam koalisi besar, ataukah akan mengusung capres sendiri tanpa koalisi. Meskipun menjadi capres terkuat dari PDIP, elite partai masih enggan mengungkapkan arah dukungan terhadap Ganjar.

“Dinamika soal koalisi besar dan kemungkinan PDIP untuk bergabung berpengaruh terhadap tren elektabilitas Prabowo dan Ganjar ke depan,” jelasnya.

Artinya, lanjut Hatta, peluang persaingan elektabilitas antara kedua figur tersebut masih terbuka lebar.

 

Di luar tiga besar dalam bursa capres, sejumlah nama diperkirakan akan bersaing untuk memperebutkan tiket calon wakil presiden. Urutan teratas masih diduduki oleh Ridwan Kamil (4,4 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (4,1 persen), dan Sandiaga Uno (3,9 persen)

“Elektabilitas RK turun, mengingat peluang cawapres pun menipis seiring mengerucutnya poros koalisi yang ada,” jelas Hatta. Sementara itu AHY masih harus berjuang untuk bisa mendampingi Anies, sedangkan Sandi berencana pindah dari Gerindra ke PPP untuk memperbesar peluang.

Berikutnya ada nama-nama seperti Erick Thohir (2,8 persen), Puan Maharani (2,3 persen), dan Khofifah Indar Parawansa (2,0 persen). Lalu Airlangga Hartarto (1,4 persen), Andika Perkasa (1,1 persen), Mahfud MD (1,0 persen), dan Yenny Wahid (1,0 persen). Nama-nama lain memiliki elektabilitas di bawah 1 persen, dan sisanya menyatakan tidak tahu/tidak jawab sebanyak 5,8 persen.

Survei CPCS dilakukan pada 1-7 April 2023, dengan jumlah responden 1200 orang mewakili 34 provinsi yang diwawancarai secara tatap muka. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. (Ant/H-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat