Pemerintah Upayakan Pendekatan Lunak dan Keras untuk Bebaskan Kapten Susi Air
![Pemerintah Upayakan Pendekatan Lunak dan Keras untuk Bebaskan Kapten Susi Air](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/07/038c748998d81f3d245e59962d16215b.jpg)
KEPALA Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengatakan pemerintah tidak diam dalam upaya membebaskan Pilot Maskapai Susi Air Kapten Philip Mark Mehrtens yang kini disandera oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua. Moeldoko menyebut ada dua pendekatan yang dilakukan.
"Oh tidak (diam), ada pendekatan pendekatan diplomasi soft pendekatan, soft approach-nya (pendekatan lunak), ada hard approach-nya (pendekatan keras)," ujar Moeldoko di Kantor Staf Presiden, Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (3/7).
Seperti dilaporkan, KKB yang dipimpin oleh Egianus Kogoya, memberikan batas waktu hingga 1 Juli 2023 pada pemerintah RI untuk membebaskan Philip. Selain itu, mereka juga menyampaikan beberapa tuntutan antara lain pengakuan atas kemerdekaan Papua. Moeldoko menuturkan pemerintah telah mengerahkan TNI/ Polri untuk pembebasan pilot Philip yang mana itu bagian dari hard approach.
Baca juga: Soal Pembebasan Pilot Susi Air, Presiden: Kita Kedepankan Negosiasi
"Masing-masing sudah tahu mana melaksanakan perannya, kepolisian melaksanakan peran seperti apa, TNI melaksanakan peran seperti apa kementerian, melaksanakan peran seperti apa. Ada jalur-jalur yang ditempuh," terangnya.
Sedangkan pendekatan lunak yang ia maksud adalah melalui komunikasi politik. Ia mengungkapkan bahwa pemerintah Selandia Baru, yang merupakan negara asal Philip, meminta agar upaya pembebasan warga negaranya berjalan baik. Begitu pula, imbuh Moeldoko, para personil yang ditugaskan membebaskan sandera terus memperhatikan dinamika di lapangan. TNI, menurut Moeldoko, dalam operasi ini, tidak boleh bergerak gegabah. Sebab itu, berpotensi menimbulkan korban.
Baca juga: Panglima TNI tak Mau Gunakan Senjata Bebaskan Pilot Susi Air
"Jadi kita juga akan melihat dinamika lapangannya, kalau tentara nanti ngawur memunculkan korban kan repot juga. Harus dikalkulasi dengan sebaik-baiknya tidak boleh ada tindakan- tindakan yang gegabah," paparnya. (Ind/Z-7)
Terkini Lainnya
KSP dan AIIP Diskusikan Penerapan AI untuk Kemajuan Indonesia
Moeldoko Bantah Istana Kriminalisasi Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
Moeldoko Bantah Istana Intervensi Proses Hukum Hasto di KPK
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Tanaman Kratom yang Disebut Punya Kandungan Narkotika
Soal Revisi UU TNI, Moeldoko: TNI tidak Mau Melampaui Tugas
Ini Solusi Moeldoko untuk Pemadaman Listrik di Sumatra
Istana Bantah Pergantian Pj Gubernur Sumut terkait Pilkada
KSP: Hasil Survei Jadi Motivasi untuk Tuntaskan Agenda Prioritas
Istana: Presiden Jokowi Ingin Mendengar Masukan Masyarakat Soal Iuran Tapera
Moeldoko Beri Sinyal Penerapan Iuran Tapera Mundur, Tak Jadi 2027
KSP Dukung Ide Gerbangtara untuk Bangun IKN
Perpres Kerukunan Umat Beragama belum Sampai ke Presiden, Mengapa?
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap