Rocky Gerung Kembali Dipolisikan atas Dugaan Penghinaan Marga Laoly
POLDA Metro Jaya mengonfirmasi bahwa pengamat politik, Rocky Gerung telah dilaporkan atas dugaan penghinaan marga 'Laoly'.
"Betul (telah ada laporan terhadap Rocky)," kata Direskrimsus Kombes Ade Safri Simanjuntak saat dikonfirmasi, Senin (14/8).
Ade mengatakan bahwa pihaknya sampai saat ini masih terus melakukan penyelidikan kasus tersebut. "Saat ini kita sedang melakukan serangkaian giat penyelidikan atas laporan dugaan tindak pidana yang terjadi," sebutnya.
Baca juga : Terima 25 Laporan, Polisi Mulai Periksa Saksi Terkait Kasus Rocky Gerung
Diketahui Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly pernah menyinggung soal laporan terhadap Rocky terkait dugaan penghinaan terhadap marga Laoly.
Yasonna geram lantaran Rocky menghina marga tersebut dan menyamakan marga itu dengan seekor hewan. Apa yang dilakukan oleh Rocky, lanjut dia, menyangkut harkat martabat marga Laoly dan orang Nias.
Baca juga : Mahfud MD: Presiden tidak akan Laporkan Rocky Gerung
Sebelumnya, Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri menyatakan telah mengambil alih seluruh laporan terkait kasus Rocky Gerung dari berbagai kepolisian daerah (polda) yang jumlahnya mencapai 25 laporan pengaduan.
Dalam menghadapi kasus ujaran kebencian yang ditujukan kepada Rocky Gerung, penegak hukum didorong menerapkan restorative justice dalam kasus akademisi Rocky Gerung (RG) terkait dugaan ujaran kebencian. Langkah itu dinilai penting guna memastikan demokrasi Indonesia tetap baik.
"Polri bisa mengambil langkah moderat dengan menerapkan restorative justice sekaligus memainkan peran dialog dengan pihak-pihak yang berkeberatan," kata dosen hukum tata negara UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ismail Hasani.
Ismail mengatakan Polri bisa menjadi jembatan demokratis untuk tetap menjaga ruang publik tetap sehat sekaligus memutus praktik berulang tuduhan pembungkaman dengan menggunakan instrumen hukum.
"Karena di tengah kohesi sosial yang segregatif, pro dan kontra atas pernyataan RG sangat mungkin terjadi dan sangat mungkin sengaja dibuat sehingga terjadi keonaran," ujar peneliti senior Setara Institute itu.
Ismail menangkap fenomena demokrasi dan keadaban publik yang semakin ringkih. Hal itu membuat pernyataan Rocky dimungkinkan menjadi kapital politik untuk dimainkan secara terbuka. (Z-4)
Terkini Lainnya
PDN Kena Retas, Kemenkumham Pindahkan Layanan Imigrasi ke Amazon Web Service
Yasonna Mengaku tak Pernah Lindungi Harun Masiku
Kekayaan Intelektual Berpotensi Dongkrak Ekonomi Nasional
Ini Permohonan Menkumham pada DPR RI
Menkumham Lantik Majelis Pengawas Konsultan Kekayaan Intelektual
Pemerintah Minta Kinerja Notaris Diawasi Secara Profesional
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap