visitaaponce.com

Pengamat Putusan MK Tidak Mungkin Dijalankan di Pilpres 2024

Pengamat: Putusan MK Tidak Mungkin Dijalankan di Pilpres 2024
Mahkamah Konstitusi(MI/Irfan)

PADA 16 Oktober mendatang, rencananya Mahkamah Konstitusi (MK) bakal membacakan putusan dari sejumlah perkara uji materi Pasal 169 huruf q Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu) terkait batas usia capres dan cawapres.

Prof Andy Fefta Wijaya, pengamat politik sekaligus Dekan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya percaya MK bakal memberikan putusan objektif dan profesional dalam isu-isu yang kini tengah ramai dibicarakan publik.

Baca juga: Pengamat Nilai Erick Thohir Pilihan Tepat sebagai Cawapres Prabowo

Andy juga percaya putusan yang nanti dibuat MK mengenai batas usia capres dan cawapres hanya menentukan apakah aturan yang ada saat ini mengenai batas usia capres dan cawapres sesuai dengan konstitusi yang berlaku atau tidak.

MK, lanjut dia, tidak bisa menentukan batas usia capres dan cawapres yang akan ikut kontestasi pilpres. Sebab, penentuan batas usia capres dan cawapres ada di lembaga legislatif yang membuat UU.

Jika MK memutuskan usia, putusan itu melampaui kewenangannya. Pasalnya, penentuan usia capres dan cawapres ditentukan oleh lembaga legislatif.

"Saya juga masih optimistis kandidat cawapres yang saat ini memiliki elektabilitas tinggi tak akan terganggu dengan putusan MK yang nanti akan dibacakan,” terang Andy, melalui keterangan tertulisnya, hari ini.

Seperti diketahui, saat ini kandidat cawapres yang kuat mendampingi Prabowo adalah Erick Thohir dan Khofifah Indar Parawansa. Adapun untuk cawapres potensial Ganjar adalah Erick Thohir dan Mahfud MD.

Baca juga: Erick Thohir Bawa Elektoral Besar Perkuat Peluang Prabowo

Berdasarkan survei politik yang dilakukan Poltracking Indonesia, di Jawa Timur, elektabilitas tertinggi masih dipegang oleh Erick Thohir (21,4%).

Setelah itu, dibayang-bayangi Mahfud MD (15,7%) dan Muhaimin Iskandar (14,8%). Adapun elektabilitas Gibran Rakabuming Raka hanya memperoleh 6,1%.

Dengan tingginya elektabilitas Erick di Jawa Timur, ia menilai potensi Ketua Umum PSSI ini menjadi cawapres Ganjar atau Prabowo masih sangat besar. Terlebih, Erick yang memiliki kedekatan dengan warga nahdiyin dipercaya mampu meningkatkan suara capres yang akan menjadi pasangannya.

Erick juga memiliki kedekatan dengan generasi milenial, generasi Z, kelompok profesional dan penggemar sepak bola. Mereka ialah kelompok pemilih yang floating dan jumlahnya sangat signifikan.

“Saya percaya Erick mampu merangkul dan menjadi daya tarik bagi mereka agar dapat meningkatkan suara di Pilpres 2024."

"Alasan lain yang harus diperhitungkan capres untuk memilih Erick menjadi cawapres adalah potensi kekuatan finansialnya. Kekuatan finansial ini tidak bisa diabaikan begitu saja,” tutup Andy. (RO/S-2)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sidik Pramono

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat