Makan Siang Capres Sekedar Drama Politik Jokowi
![Makan Siang Capres Sekedar Drama Politik Jokowi](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/acfc096cb6789cd40f8ccfece0404741.jpg)
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menilai diplomasì makan siang ala Joko Widodo bersama tiga bakal capres belum bisa menjadi bukti netralitas presiden pada Pilpres 2024.
Menurutnya, persoalan netralitas tidak cukup diselesaikan melalui makan siang, tetapi harus dibuktikan dengan kesesuaian.
"Netralitas itu harus dibuktikan tidak hanya di panggung depan tapi juga di panggung belakang," ujarnya di Jakarta, Selasa (31/10)
Sebab, menurutnya, dalam politik, sikap dan tindakan di panggung depan kerap berbeda dengan apa sesungguhnya yang terjadi di panggung belakang. "Di panggung depan seolah memperlakukan sama kepada semua bacapres, tapi di panggung belakang bisa jadi justeru sebaliknya," sambungnya.
Karena itu, Jamiluddin menekankan agar diplomasi makan siang itu tidak dianggap sebagai sikap negarawan Jokowi. Pertemuan itu cukup dianggap sebagai drama politik yang hanya mempertontonkan panggung depan. Panggung belakang masih disembunyikan, dan baru akan diketahui melalui proses waktu.
"Jadi, melalui pertemuan itu tidak serta merta Jokowi akan netral dalam Pilpres 2024. Peluang Jokowi cawe-cawe dan berpihak pada capres tertentu masih sangat terbuka," tandasnya.
Ia menyatakan pentingnya semua anak bangsa untuk mengawasi Pilpres 2024. Melalui pengawasan inilah nantinya akan diketahui panggung belakang yang sesungguhnya.
"Data panggung belakang nantinya dibandingkan dengan panggung depan (makan siang bersama). Dari perbandingan data itulah akan diketahui netral tidaknya Jokowi dalam Pilpres 2024," pungkasnya.
Baca juga: PDIP Usul DPR Gunakan Hak Angket Sikapi Nepotisme di MK
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) Nyarwi Ahmad mengatakan ‘Politik Meja Makan’ yang dilakukan Presiden Joko Widodo adalah bentuk verbal netralitas Presiden Joko Widodo yang masih perlu dibuktikan kedepannya.
“Ini kedepan akan menjadi batu uji, ujian bahwa orang akan melihat sejauh mana dia sebagai kepala pemerintahan tidak melakukan abuse of power,” ujar Nyarwi.
Apalagi sebelumnya ada asumsi yang berkembang dimana proses yang terjadi memuluskan sosok Gibran sebagai Cawapres melalui mekanisme yang terjadi di Mahkamah Konstitusi itu tidak lepas dari tangan-tangan dinasti politik Jokowi.
“Apakah netralitas secara eksplisit disampaikan oleh Presiden Jokowi secara nyata akan bisa diwujudkan. Ini yang seringkali memunculkan keraguan atau kritik dari sejumlah kalangan bahwa sangat sulit rasanya Presiden Jokowi dalam Pilpres mendatang akan netral mengingat putranya Gibran menjadi pasangan cawapresnya Prabowo,” jelas Nyarwi.
Pendidikan Politik
Jika presiden bersikap netral, maka akan memperbaiki citranya dan ikut menjaga kelancaran Pilpres. “Tentu akan bisa kita harapkan bersama bahwa presiden tidak hanya netral dan menjaga proses pemilu secara adil, baik, lancar tetapi sepenuhnya tidak melakukan abuse of power untuk tidak memihak pada salah satu pasangan,” imbuh Nyarwi.
Pria yang juga Dosen Komunikasi Politik UGM ini mengapresiasi ‘Politik Meja Makan’ yang kali ini mempertemukan tiga Capres, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
“Politik makan siang, menunjukkan keakraban itu berguna bagi publik untuk melihat sosok pemimpin kita meski dalam kontestasi, yang saya kira akan menghangat memanas, namun masih bisa bertemu dan berkomunikasi satu sama lain, itu bagian dari pendidikan politik yang baik,“ jelas Nyarwi.(P-2)
Terkini Lainnya
Ditinggal Ganjar dan Gibran, Jawa Tengah Krisis Tokoh Mumpuni di Level Provinsi
Golkar Berpeluang Jaring Tokoh Kharismatik Pilpres 2029 saat Pilkada
Putusan MK Kemenangan Rakyat Indonesia
Lebaran Momen Terbaik untuk Bersatu Pascapemilu
Sahabat Ganjar, Ulama, dan Santri Gelar Senandung Doa di Purwakarta
Anies Baswedan Dijodohkan dengan Airlangga di Pilpres 2024
Sulit Ciptakan Tiga Poros untuk Pilkada Jakarta
PSI Masih Berhitung Peluang Kaesang Maju Pilgub
PKS Kunci Anies-Sohibul, PKB Condong ke Anies-Ida Fauziyah
PDIP-PKB Bikin Poros Baru di Pilgub Jakarta? Puan: Bisa Saja
Kunci Anies-Sohibul, Mardani: Banyak yang Tertarik dengan AMAN
Plang Jakhabitat DP Nol Rupiah Era Anies Hilang, Heru Budi: Saya enggak Utak-atik
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap