visitaaponce.com

TNI AU akan Evaluasi Prosedur Latihan Terbang

TNI AU akan Evaluasi Prosedur Latihan Terbang
Pesawat tempur Super Tucano milik TNI AU jatuh saat latihan(Metro TV)

TNI Angkatan Udara (AU) bakal memperbaiki prosedur latihan terbang personel setelah kecelakaan dua pesawat tempur Super Tucano pada Kamis (16/11) siang di Pasuruan, Jawa Timur. 

Menurut Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama R Agung Sasongkojati, insiden itu berawal dari latihan yang melibatkan empat pesawat Super Tucano saat memasuki kondisi blind karena awan yang tebal saat sedang formasi.

Agung menjelaskan, penerbang dalam dua pesawat yang selamat menjalankan prosedur ketika memasuki awan tebal dengan mengatakan blind.

Baca juga : TNI AU Bentuk Tim Investigasi untuk Usut Jatuhnya Super Tucano

Blind atau buta terjadi ketika penerbang tidak dapat melihat pesawat lain di sekitar ketika membentuk sebuah formasi di udara.

Baca juga : 2 Pesawat TNI AU Jatuh, DPR Berpeluang Panggil Panglima TNI dan Menhan

"Saat dikatakan blind, maka secara otomatis sesuai prosedur, pesawat-pesawat saling menjauhkan diri," ujarnya dalam konferensi pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (17/11).

Tim dari TNI AU yang terdiri dari Pusat Kelaikan dan Keselamatan Terbang Kerja serta Skadron Teknik di Lanud Abdulrachman Saleh sendiri telah mencapai lokasi jatuhnya dua pesawat Super Tucano di Lereng Gunung Bromo. 

Agung mengatakan, mereka telah mendapatkan beberapa data yang berhasil merekam informasi terkait kejadian tersebut.

Ia menyebut, informasi dari flight data recorder (FDR) telah berada di Lanud Abdulrachman Saleh yang nantinya akan didalami untuk menjelaskan lebih lanjut alasan kecelakaan pada sesi latihan terbang kemarin. 

Rangkaian investigasi yang dilakukan TNI AU, sambung Agung, untuk memperbaiki prosedur penerbangan saat latihan.

"Kita mungkin bisa menambah prosedur baru sehingga kalau ada kejadian semacam ini bisa empat-empatnya selamat. Jadi tujuan daripada investigasi adalah memperbaiki prosedur, menambah prosedur, atau mengurangi hal-hal yang tujuannya untuk keselamatan penerbangan dan keselamatan misi," jelasnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa latihan formasi tetap bakal terus dilakukan penerbang TNI AU. Artinya, tidak ada pengurangan latihan formasi. Agung menjelaskan, latihan formasi merupakan hal yang wajib diketahui sejak penerbang menjalani latihan dasar.

Kendati demikian, untuk sementara pesawat Super Tucano tidak akan diterbangkan.

"Sampai data awal apakah ada kesalahan teknis. Tucano kesiapannya cukup tinggi, pesawat cukup baik dirawat, suku cadangnya cukup baik sehingga tidak ada masalah pesawat Tucano."

Kecelakaan tersebut menewaskan empat personel TNI AU, yakni Kepala Dinas Personel Lanud Abdulrachman Saleh Kolonel Adm Widiono Hadiwijaya, Danwing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh Kolonel Pnb Subhan, Mayor Pnb Yuda A Seta, dan Komandan Skadron Udara 21 Letkol Pnb Sandhra “Chevron” Gunawan. (Z-8)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat