visitaaponce.com

Elektabilitas Merosot, Ganjar-Mahfud Blunder Pilih Narasi Kampanye

Elektabilitas Merosot, Ganjar-Mahfud Blunder Pilih Narasi Kampanye
Calon presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo mengunjungi perkampungan masyarakat asli Kokoda di Kota Sorong, Papua Barat(Antara)

SURVEI LSI Denny JA merilis elektabilitas Ganjar-Mahfud merosot tajam. Pengamat politik Arifki Chaniago menilai hal tersebut adalah konsekuensi wajar dari pilihan narasi kampanye  yang dipilih calon nomor urut 3 tersebut.

“Elektabilitas Ganjar Mahfud merosot tajam karena kekeliruan memilih narasi kampanye gaya perlawanan dan revolusi. Saya malah menduga sepertinya Pak Ganjar dan PDIP sudah mempersiapkan diri untuk menjadi oposisi pada pemerintahan berikutnya” jelas Arifki dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (21/11).

Sebuah kampanye bergaya revolusi, menurut Arifki, harus berangkat dari ketidakpuasan masyarakat kepada pemimpin hari ini agar bisa mendapatkan hasil.

Baca juga : NasDem tidak Jalin Komunikasi dengan Kubu Ganjar-Mahfud

“Sementara hari ini, momennya tidak pas. Disaat Pak Ganjar dan PDIP terus mengkritik, hasil Survei LSI Denny JA mengkonfirmasi kepuasan terhadap Presiden Jokowi justru naik ke angka 78%. Ini seperti menyalakan api di musim hujan.” terangnya.

Baca juga : Ganjar Sering Kritik Pemerintah, Puan: Jadi Bahan Evaluasi PDIP

Sebuah narasi perlawanan terhadap penguasa yang cenderung disukai masyarakat, menurut Arifki Chaniago, juga tidak bisa dimainkan dalam waktu yang pendek. Apalagi hanya di  masa kampanye yang hanya tiga bulan.

“Kampanye perlawanan seperti ini sifatnya lebih kepada gerakan, bukan sesuatu yang instan. Harus sabar dan konsisten, serta berharap ada blunder-blunder yang bisa dimanfaatkan. Ini butuh waktu yang panjang.” jelasnya.

Menurut Arifki, narasi ini makin sulit diterima masyarakat karena sikap Ganjar dan PDI Perjuangan yang tidak mewakili narasi yang mereka coba bangun, karena PDI Perjuangan masih bagian dari pemerintahan.

“Publik tentu menyadari bahwa PDI-P juga masih menjadi menteri-menteri Pak Jokowi. Jika PDI-P terus mengkritik Jokowi tetapi tetap berada di pemerintahan, ini seperti menepuk air di dulang. PDI-P dinilai sebagai partai penguasa rasa oposisi, jadi narasi tersebut dianggap cuma dagangan politik.” tuturnya.

Jika ini terus dipertahankan, Arifki Chaniago memprediksi bahwa elektabilitas Ganjar Mahfud akan semakin mirip dengan elektabilitas PDI Perjuangan.

“Jika kita lihat hasil survei terbaru jarak suara Ganjar makin jauh dari Prabowo. Yang mempercayai Narasi Ganjar kemudian hanya pemilih partainya sendiri. Jika narasinya tak berubah, saya rasa kedepannya elektabilitas Ganjar akan mirip dengan elektablitas PDIP Perjuangan dan PPP.” tutupnya. (Z-8)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat