visitaaponce.com

Guru Berkualitas Dibutuhkan untuk Tingkatkan Literasi dan Numerasi Siswa

Guru Berkualitas Dibutuhkan untuk Tingkatkan Literasi dan Numerasi Siswa
Ilustrasi MI(MI/Duta )

KEMAMPUAN dasar literasi dan numerasi dari siswa jenjang pendidikan dasar di Indonesia masih rendah. Hal itu terungkap dari hasil Asesmen Nasional tahun 2022 yang digunakan sebagai basis data awal untuk memotret mutu pendidikan dari tingkat sekolah, daerah, dan nasional. Selain itu, hasil skor internasional PISA di Indonesia tahun 2022 juga menunjukkan hasil yang rendah pada dua kemampuan dasar tersebut.

“Penyebab rendahnya kemampuan literasi dan numerasi siswa sangat kompleks meliputi berbagai stakeholders, tapi saya ingin mengerucutkan berapa pentingnya peran guru yang berkualitas sebagai salah satu kunci dalam meningkatkan kemampuan dasar siswa,” ujar peneliti dari The SMERU Research Institute, Ulfah Alifia saat ditemui Media Indonesia pada Rabu (13/12) di Jakarta.

Menurut Ulfa, guru memegang peranan penting dan menjadi garda terdepan dalam proses pembelajaran. Namun, kinerja guru di Indonesia belum maksimal serta sistem perekrutan yang masih bersifat general dan tidak mengutamakan kompetensi spesifik menjadikan guru-guru yang ada tidak sepenuhnya memiliki standar kualitas dalam mengajar.

Baca juga: Tingkatkan Kepedulian Lingkungan Kaum Muda, KLHK dan PMI Jalin Kerja Sama

“Proses perekrutan guru saat ini menjadi satu dengan perekrutan ASN secara umum yaitu guru dites untuk menjadi ASN yang mengutamakan wawasan kebangsaan serta pengetahuan umum, dan bukan kompetensi mengajar menjadi guru. Padahal standar profesional yang ada saat ini lebih bersifat generik, belum spesifik pada penguasaan kompetensi guru dalam memfasilitasi pembelajaran dan pendidikan siswa,” jelasnya.

Ulfa mengatakan guru adalah profesi dengan keahlian khusus, maka sudah sewajarnya jika profesi ini dibedakan dari rekrutmen ASN biasa, terutama disesuaikan dengan kebutuhan guru dan jadwal tahun ajaran sekolah.

Baca juga: Muhaimin Miris Ada Guru Madrasah tidak Digaji

“Profesi guru harus diregulasi sebagai tenaga profesional yang memiliki tanggung jawab terhadap kinerja profesi. Saat kualitas guru rendah maka pengajaran tidak akan efektif dan itu berdampak pada hasil pembelajaran siswa. Selain itu kompetensi guru yang terukur dan berorientasi pada kualitas pembelajaran juga harus diperhatikan,” ujarnya.

Ulfa merasa tragis jika pelajar yang berada lama di sekolah namun sesungguhnya tidak belajar atau menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan untuk sukses dalam pendidikan dan kehidupan. Jika terus dibiarkan, hal ini akan mempengaruhi kualitas SDM di masa depan.

“Masih banyak anak kelas 6 SD yang tidak menguasai kemampuan dasar, jika hal itu terus dibiarkan maka dia tidak bisa menguasai sampai ke jenjang berikutnya. Bahkan masih banyak anak kelas 12 SMA yang tidak mampu menjawab soal matematika kelas 4 SD,” katanya.

Disebutkan bahwa kemampuan dasar matematika dan membaca mempengaruhi proses nalar berpikir dan kreativitas siswa. Sehingga kemampuan dasar pada jenjang dasar sangat penting sebagai pondasi awal.

Menurut Ulfa, sebagian besar para guru masih merasa kesulitan dalam mengajarkan literasi dan numerasi sesuai tahap perkembangan dan kebutuhan belajar siswa. Para guru tersebut disebutkan butuh untuk kembali diajarkan terkait konsep pembelajaran oleh para pelatih yang sertifikasi.

“Harus ada kolaborasi dan intervensi dari berbagai pihak, pengalaman saya bekerjasama dengan dinas pendidikan Jakarta, kami melakukan intervensi melalui program ‘Jaklat’ atau Jakarta Pelatihan untuk para guru yang memiliki semangat tinggi, di sana mereka bisa memilih pelatihan yang sesuai dengan kebutuhannya dan pengajarnya,” katanya.

Kendati demikian, perlu adanya intervensi dari dalam ekosistem sekolah yang dalam hal ini adalah kepala sekolah untuk meningkatkan motivasi guru dalam pengajaran.

“Saya tidak ingin menyalahkan guru. Sebab, untuk bisa menjadi guru perlu pendidikan guru yang berkualitas. Tapi kondisi guru itu berbeda-beda, untuk guru yang memiliki motivasi rendah, dibutuhkan peran kepala sekolah agar mendorong guru-guru untuk mau mengikuti pelatihan,” tandasnya. (Dev/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat