visitaaponce.com

Bela Sang Ayah soal Tudingan Penistaan Agama, Putri Zulhas Semuanya Sudah Joget

Bela Sang Ayah soal Tudingan Penistaan Agama, Putri Zulhas: Semuanya Sudah Joget
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan didampingi Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Aslan Djunaid(MI/Akhmad Safuan)

KETUA DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Zita Anjani membela Zulkifli Hasan terkait tudingan penistaan agama ihwal perubahaan bacaan dan gerakan salat di masyarakat yang menyentil pasangan calon presiden dan wakil presiden Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau Amin. Zita yang merupakan putri Zulhas itu menegaskan, PAN tidak mungkin melakukan provokasi agama.

Saat ditemui di Kantor Bawaslu Jakarta Pusat, Zita mengatakan ada oknum yang sengaja memainkan isu pecah belah agama pada Pemilu 2024. Oknum itu, sambungnya, adalah oknum yang sama pada Pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pemilu 2019. Padahal, isu tersebut dinilai sudah tidak laku lagi.

"Karena sekarang semuanya sudah joget, semuanya sudah riang gembira. Capres-capres kita happy, joget, berteman dengan baik," ujarnya, Kamis (20/12).

Baca juga : Zulhas Buat Lelucon Gerakan Salat dan Simbol Amin, Timnas: Tidak Lucu!

Alih-alih memprovokasi agama, Zita justru menilai bahwa Zulhas mengajak masyarakat untuk tidak mempraktikan politik agama. Ujaran itu dikemas Zulhas lewat guyonan, sehingga masyarakat mudah memahami. Bahkan, Zita menyebut Zulhas sedang mendorong terselenggaranya pemilu damai.

Zulhas sebelumnya menyampaikan gurauan tersebut dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (19/12). Saat itu, Zulhas datang dalam kapasitasnya sebagai Menteri Perdagangan.

Zita berkilah, meski berbicara sebagai Mendag, atribusi Zulhas sebagai Ketua Umum PAN tidak dapat dilepaskan. "Ketika acara itu mungkin ada pertanyaan atau apa, ya dia menjawab sebagaimana dengan kapasitasnya, baik sebagai Mendag maupuan Ketum PAN," tandasnya.

Baca juga : Koalisi Indonesia Maju: Cawapres akan Ditentukan Prabowo

Terpisah, Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Nurlia Dian Paramita mengingatkan, ada anggaran negara yang dikeluarkan saat Zulhas hadir di acara APPSI. Oleh karena itu, fasilitasi acara seharusnya tidak terjebak pada ujaran dukung mendukung salah satu pasangan capres-cawapres. Bagi Mita, ruang kegiatan negara haram untuk dipakai kampanye.

Menurutnya, akan bijak jika Zulhas meminta maaf atas ujaran yang disampaikan. Ini termasuk soal telunjuk jari saat salat akibat terlalu cinta atau mendukung capres-cawapres nomor urut 2 serta menghayati kalimat amin.

"Ini kentara bahwa agama menjadi alasan ampuh sebagai kendaraan politik, tapi di sisi lain tidak sepantasnya menjadi bahan candaan," pungkasnya. (Tri/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat