Masyarakat Harus Ikut Awasi Praktik Kecurangan Pemilu
![Masyarakat Harus Ikut Awasi Praktik Kecurangan Pemilu](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/02/08bf28dd755944e1a4d444704251deaa.jpg)
DIREKTUR Eksekutif Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI) Hurriyah meminta rakyat tidak hanya berperan sebagai pemilih dalam setiap Pemilu, tapi juga ikut mengawasi praktik kecurangan yang bisa terjadi saat pemungutan suara pada 14 Februari nanti.
Menurutnya, demokrasi hanya bisa tumbuh sehat, ketika kekuasaan diawasi, rakyat berdaulat, dan punya ruang partisipasi dalam pengambilan keputusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Selama ini, kata dia, rakyat banyak yang hanya menjadi voter di siklus lima tahunan pemilu, yang tugasnya hanya selesai di bilik suara.
Baca juga : Aktivis di Solo Sebut Film Dirty Vote Tunjukan Perusakan Demokrasi
"Jangan hanya dimanfaatkan saat datang ke bilik suara. Rakyat harus ikut mengawasi praktik yang terjadi di lapangan," kata Hurriyah di acara peluncuran buku Panduan Pemilu dan Pilkada 2024, di Jakarta, Senin (12/2).
Hurriyah juga menyinggung kekeliruan cara pandang Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait pendidikan politik masyarakat soal pemilu. Imbasnya, masyarakat hanya dimanfaatkan para kandidat peserta pemilu dengan janji-janji politik.
Menurut dia, selama ini kampanye yang digaungkan KPU hanya soal ajakan masyarakat untuk menggunakan hak suaranya dalam pemilu. Mereka tidak menyediakan ruang bagi pemilih untuk mengenal lebih detil siapa calon pemimpin atau wakil rakyat yang menjadi peserta pemilu
Baca juga : 14.291 Warga Binaan Lapas dan Rutan di Jakarta Ikut Pemungutan Suara pada Pemilu 2024
"Website utama KPU jarang digunakan pemilih untuk menjadi rujukan pemilih. Di satu sisi, yang digaungkan KPU hanya jumlah partisipasi politik, ayo ke TPS (tempat pemungutan suara). No, itu salah, kesadaran politik harus lebih terbangun," kata dia.
Dia menjelaskan, indikator keberhasilan KPU sebagai penyelenggara ialah diukur dari kesuksesan pemilu bisa berjalan jujur dan adil. Demikian juga dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Hurriyah menekankan agar lembaga pengawas itu tidak lembek ketika menemukan kecurangan khususnya saat pencoblosan pada 14 Februari nanti.
"Bawaslu soal pengawasan jangan lembek. Kita sudah melihat bagaimana demokrasi kita di pemilu ini dinodai oleh sikap pejabat negara," ujarnya. (Z-5)
Terkini Lainnya
Usman Hamid Sebut Hasto Diperiksa ketika Berani Kritik Pemerintahan Jokowi
Bawaslu Antisipasi Potensi Kecurangan di Pemilu Ulang
Kuasa Hukum Sebut Kasus Hasto Kristiyanto Harus Diselesaikan lewat Dewan Pers
Pakar: Kecurangan Pemilu Makin Rawan Terjadi saat Pilkada
Cegah Kecurangan Pilkada, KPU Bakal Perkuat Kepemimpinan Penyelenggara Daerah
Residu Pro-kontra Kecurangan Pilpres belum Sepenuhnya Hilang
HUT Bhayangkara, Presiden Minta Polri Sukseskan Pilkada dan Jaga Netralitas
Gelar Kongres, NasDem Usung Sinergi Membangun Bangsa
Jokowi Diminta Berhenti Cawe-Cawe dan Melakukan Nepotisme di Pilkada
Jelang Pilkada, Rakyat Diminta Sadar dari Hipnotis Politik Populisme ‘ala Jokowi’
Kekeliruan Pemahaman Demokrasi Post-Secular dan Agenda Kesetaraan melalui Konsesi Tambang
Komentar Panglima TNI tentang Multifungsi TNI Disayangkan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap