Narasi Satu Putaran Bertentangan dengan Semangat Demokrasi
![Narasi Satu Putaran Bertentangan dengan Semangat Demokrasi](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/02/91d7be46427ee574e4782e107f7858ce.jpg)
PAKAR hukum kepemiluan dari Universitas Indonesia Titi Anggraini mengemukakan momen pencoblosan harus diserahkan sepenuhnya pada suara rakyat. Hal itu menanggapi gagasan dari kubu capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka supaya pemilihan presiden atau Pilpres 2024 hanya digelar satu putaran. Penyebaran narasi pemilihan presiden (pilpres) satu putaran dengan alasan "efisiensi anggaran" hingga "mengurangi tensi politik" dinilai bertentangan dengan semangat demokrasi.
“Biarkan rakyat menentukan sesuai dengan kehendak bebasnya tanpa harus ada narasi-narasi yang mengarahkan seolah-olah dua putaran tidak lebih baik atau tidak memberikan kontribusi konstruktif bagi praktik demokrasi di Indonesia,” ungkap Titi kepada Media Indonesia, Selasa (13/2).
“Lagipula KPU sudah menganggarkan pemilu sampai putaran kedua karena itu memang hak rakyat yang harus difasilitasi negara,” tegasnya.
Baca juga : Rosan Roeslani Laporkan Connie Bakrie soal Gibran yang Bakal Gantikan Posisi Prabowo
Menurutnya, satu atau dua putaran adalah mekanisme yang sama-sama dijamin konstitusionalitasnya oleh regulasi pemilu yang ada.
Sepanjang dilakukan sesuai dengan aturan main serta prosesnya berlangsung luber dan jurdil tanpa ada kecurangan ataupun manipulasi.
“Semua pihak sebaiknya mengikuti dan hormati saja proses yang sedang berjalan,” papar Titi.
Baca juga : KPU Didorong Telusuri Surat Suara yang Tercoblos ke Prabowo-Gibran di Makkah, Arab Saudi
Oleh karena itu, kata Titi, meskipun satu putaran adalah konstitusional namun adanya narasi-narasi yang mendistorsi semisal menghubungkannya dengan beban anggaran negara juga upaya mencegah perpecahan di masyarakat merupakan hal yang sangat berbahaya.
Titi juga menilai narasi tersebut bertentangan dengan jaminan atas proses pemilu yang demokratis dan menghargai kebebasan pemilih untuk menggunakan hak pilihnya secara murni.
“Narasi satu putaran semestinya tidak lagi digaung-gaungkan. Semua pihak harus menunggu proses yang berlangsung sampai dengan KPU mengumumkan hasil resmi pemilu pada pertengahan Maret 2024 mendatang,” tandasnya. (Ykb/Z-7)
Terkini Lainnya
Survei: 19,5% Publik tidak Percaya Pilpres Berlangsung Satu Putaran
Ini Syarat Pilpres Bisa 1 Putaran
Sikapi Quick Count, Kubu 01 & 03 Punya Dua Pilihan
Modus Kotor untuk 1 Putaran, Ada Kades yang Minta Warga tidak Datang ke TPS
Wacana Pilpres 2024 Satu Putaran Berbahaya, Penyelenggara Pemilu Harus Netral
HUT Bhayangkara, Presiden Minta Polri Sukseskan Pilkada dan Jaga Netralitas
Gelar Kongres, NasDem Usung Sinergi Membangun Bangsa
Jokowi Diminta Berhenti Cawe-Cawe dan Melakukan Nepotisme di Pilkada
Jelang Pilkada, Rakyat Diminta Sadar dari Hipnotis Politik Populisme ‘ala Jokowi’
Kekeliruan Pemahaman Demokrasi Post-Secular dan Agenda Kesetaraan melalui Konsesi Tambang
Komentar Panglima TNI tentang Multifungsi TNI Disayangkan
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap