Tidak Punya Sejarah Oposisi, 3 Partai Ini Diyakini Masuk Koalisi Prabowo-Gibran
TIGA partai politik di luar Koalisi Indonesia Maju (KIM) diprediksi bakal bergabung ke dalam pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming periode 2024-2029. Ketiga partai itu, menurut Direktur Eksekutif Algoritma Research and Consulting Aditya Perdana, tidak memiliki tradisi atau sejarah menjadi oposisi.
Selain itu, koalisi partai politik pengusung Prabowo-Gibran dalam kontestasi Pilpres lalu juga memang masih membutuhkan tambahan kekuatan. Sebab, komposisi KIM berdasarkan hasil Pemilu 2024 masih kurang dari 50% di parlemen.
"Dugaan sementara tentu orang berspekulasi di tiga partai yang akan segera bergabung yaitu PKB, NasDem dan PPP," kata Adit lewat keterangan tertulis kepada Media Indonesia, Kamis (25/4).
Baca juga : Prabowo Subianto Rencana Rangkul Oposisi, PAN tidak Khawatir
PKB dan NasDem merupakan dua partai politik yang mengusung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Sedangkan, PPP mengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. Menurut Adit, ketiga partai tersebut selalu berada di dalam pemerintahan, setidaknya sejak masa Reformasi 1998.
"Ketiga partai ini belum memiliki tradisi yang kuat untuk berada di luar kekuasaan pascareformasi. Sehingga argumen partai-partai ini akan terus berada di lingkaran pemerintahan semakin menguatkan tradisi yang dimaksud," terangnya.
Pengajar ilmu politik pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia itu menjelaskan, dua partai lainnya, yakni PDI Perjuangan dan PKS berpotensi menjadi oposisi di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca juga : Prabowo Subianto Siap Perkuat Koalisi usai Penetapan Presiden Terpilih
Pada kontestasi Pilpres 2024, PDI Perjuangan mengusung Ganjar-Mahfud, sedangkan PKS mendukung Anies-Muhaimin. Kedua partai itu disebut Adit memiliki rekam jejak sebagai partai di luar pemerintahan.
"Tentu tidak punya masalah bila pilihan ini diambil," ujarnya.
Kendati demikian, ia mengatakan masih ada kemungkinan perubahan konstelasi terjadi. PDI Perjuangan maupun PKS masih punya kans untuk bergabung ke pemerintahan. Menurutnya, pembentukan koalisi baru dalam kacamata KIM menjadi penting. Sebab, hal itu terkait konfigurasi kekuatan politik baru dan struktur kelembagaan pemerintahan baru yang sedang dipersiapkan selama masa transisi. (Z-11)
Terkini Lainnya
PPP Harus Berbenah Diri dan Realistis dalam Memberi Dukungan Politik
Presiden Terpilih Prabowo Subianto Pastikan Langsung Kerja Keras
Sah! Prabowo-Gibran Ditetapkan sebagai Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU
Presiden Jokowi soal Sidang Sengketa Pilpres 2024: Hormati Putusan MK
NasDem dan PKS Janji Saling Jaga Silaturahmi Pasca-Pemilu 2024
Prabowo Subianto Ajak Pimpinan Politik Kerja Sama untuk Rakyat
Parpol Jaring Bakal Calon Wali Kota Semarang
Pengamat: Publik Harap Parpol yang Kalah Jadi Oposisi
Indonesia Berada di Persimpangan Demokrasi dan Otoritarian
Agenda Busuk di Balik Isu Depresi dalam Pendidikan Spesialis
Menjangkau Keadilan Pemilu Substantif
Syirik Sosial Pelaku Korupsi
Kartini dan Emansipasi bagi PRT
Menakar Kebutuhan Pendanaan untuk Pilpres 2024 Putaran Kedua
Arus Balik, Urbanisasi, dan Nasib Penduduk Perdesaan
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Gerakan Green Movement Sabuk Hijau Nusantara Tanam 10 Ribu Pohon di IKN
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap