visitaaponce.com

Frankfurt Jadi Kota Pertama di Jerman yang Rayakan Ramadan

Frankfurt Jadi Kota Pertama di Jerman yang Rayakan Ramadan
Lampu bertuliskan 'Selamat Ramadan' terlihat di pusat kota Frankfurt, Jerman(AFP/Kirill KUDRYAVTSEV)

KOTA Frankfurt, Jerman menyalakan lampu perayaan, Minggu (10/3) waktu setempat. Lampu tersebut bertujuan untuk merayakan bulan suci Ramadan, yang menurut media lokal, merupakan perayaan pertama secara nasional di negara Eropa itu.

Sebuah papan besar bertuliskan "Selamat Ramadan" dengan lampu berbentuk bintang, lentera, dan bulan sabit diresmikan dalam upacara, menerangi jalan di pusat kota yang dipenuhi dengan restoran dan kafe.

Menurut pejabat lokal dan media Jerman, tahun ini adalah pertama kalinya sebuah kota di Jerman memasang penerangan jalan untuk Ramadan.

Baca juga : 320 Penerbangan di Bandara Frankfurt Gagal Terbang karena Badai Salju

Wali Kota Frankfurt Nargess Eskandari-Gruenberg menyebut simbol itu sebagai "isyarat indah" yang merepresentasikan "masyarakat Frankfurt yang hidup berdampingan dengan damai".

“Di saat krisis dan perang, lampu ini merupakan tanda harapan bagi semua orang dan memperkuat keserasian dalam masyarakat perkotaan kita yang beragam,” kata Eskandari-Gruenber dilansir AFP.

Kota yang merupakan pusat keuangan Jerman itu memiliki populasi lebih dari 750.000 orang dan merupakan rumah untuk sekitar 100.000 umat Muslim.

Baca juga : Sambut Ramadan, IM3 Gelar Kampanye Nyatakan Silaturahmi dengan Freedom Internet

Lampu Ramadan Frankfurt dilaporkan menelan biaya setidaknya 75.000 euro atau sekitar Rp 1,2 miliar. 

Selain Frankfurt, dekorasi jalanan bertema Ramadan juga dipajang di Cologne untuk pertama kalinya. Pun demikian, tidak seperti Frankfurt, dekorasi di Cologne dibiayai oleh sumbangan swasta dan bukan dana publik.

Dewan Koordinasi Umat Islam cabang Frankfurt menyambut baik lampu jalan tersebut sebagai tanda penghargaan dan pengakuan terhadap keragaman budaya dan agama di kota yang terletak di wilayah barat ini.  

Baca juga : Ibu Hamil yang Berpuasa Diingatkan tidak banyak Konsumsi Makanan Manis

Ide untuk menggantung lampu datang dari anggota dewan kota Omar Shehata, dari Partai Sosial Demokrat. Shehata mengatakan kepada surat kabar Frankfurter Allgemeine bahwa dia terinspirasi oleh London, yang tahun lalu untuk pertama kalinya menyala menyambut Ramadan.

Namun, di sela keberagaman yang indah ini, muncul juga kritik. Robert Lambrou, seorang anggota parlemen regional di Hesse, dari partai sayap kanan, AfD, mengutuk dekorasi Ramadan sebagai “isyarat ketundukan pada Islam”.

Sheeta pun menanggapi kritik oposisinya dengan menyebut fakta bahwa orang Frankfurt bersatu melawan paham ekstrim kanan. 

“Banyak orang di Frankfurt bersatu melawan ekstremisme sayap kanan, anti-Semitisme, dan rasisme anti-Muslim." (Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat