visitaaponce.com

Puisi-puisi Farida Ramadhani

Puisi-puisi Farida Ramadhani
(Ilustrasi: Jose Basso)

Pencapaian Akhir Tahun

Hanya sedikit, aku sadari
sebab tak akan ada titik
untuk candu yang menelik

Hingga dunia ini benar usai
maka syukur harus dirakit
Tuhan yang memberi;
janganlah egois, sebab
akan pelik dan jadi terbebani!

2023


Tongkrongan Malioboro

Aku tak punya uang
pun tak miliki nyali jalang
untuk mampir di kota pelajar
ini hanya sekadar kebetulan

Hingga aku tersadar
duduk di antara bola-bola mata telanjang
menyaksikan estetika warna dan gambar
di Nol Kilometer Yogyakarta

Tepat di persimpangan jalan
yang mempertemukan empat ruas jalan
cinta dinantikan sebagai rindu
yang sempat terbayang

2023


Sam Poo Kong

Di kelenteng gedung kuno 
Sam Poo Kong mulai kutelusuri 
tempat singgah Laksamana Tiongkok dahulu, 
kini aku hadir menanti orang yang fasih
untuk kutemui atas dasar tugas akhir
barangkali tekad tak sekadar mengemis nilai
tapi untuk kemaslahatan umat

Tentang ragam keyakinan di negeri ini
bahwa tak akan ada kebencian jika saling memahami
sebab, setiap ajaran ada toleransi
untuk saling menghargai

2023


Kembali Pulang

Kepada siapa ingin kupersembahkan
sebuah rasa yang tertuang pada malam
bayang siluet, sedikit cahaya menyumbang
memecah tatapan tajam untuk terpejam

Tak lagi ada yang disaksikan
hingga lupa, sampai fajar menyapa riang
ocehan santri pun menyambut gempar
bahwa ini hari waktu tuk pulang

Kembali bertemu rindu 
yang sempat terpendam
dalam lubuk yang terluka
berharap disembuhkan

2023

 

Hari-hari terdengar nyanyian politik oleh orang-orang yang sedang cinta negeri.


Lautan Biru

Membiru pada tatapan manis
manisnya kehidupan duniawi
dunia yang sedang dicintai
cinta gila sampai terbebani

Sebab candu telah menjilati
air-air ombak yang asin
kala menawarkan ilusi
kepada diri yang sepi

Memikirkan langkah kecil
di antara lautan biru ini
tapi seringkali lupa aksi
sebab puas mencicip delusi

2023


Wajah Politik

Hari-hari terdengar nyanyian politik
oleh orang-orang yang sedang cinta negeri
dengan menikmati lirik calon pemimpin
yang sedang berkamuflse untuk dilirik

Orang-orang berlomba sebagai pemikir bijak
menggonggong ide terbaik di dunia maya
dengan sindiran sekaligus pujian
setidaknya demokrasi sebagai fondasi

Demi nasib yang melanda negeri
untuk sebuah masa depan
tak sekadar bersandar pada
ekspetasi melainkan ideologi

2023

 

Baca juga: Puisi-puisi Fara Khazanah
Baca juga: Puisi-puisi Bella Akhmadulina
Baca juga: Puisi-puisi Dien Wijayatiningrum

 

 

 

 


Farida Putri Ramadhani, mahasiswi, menulis puisi dan esai. Karyanya termuat dalam antologi puisi Perdamaian Dunia (Sukabumi: Jejak Publisher, 2020). Kini sedang menempuh pendidikan di program studi Aqidah dan Filsafat Islam, Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang, Jawa Tengah. Ilustrasi header: Jose Basso, seniman asal Chili. (SK-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Iwan Jaconiah

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat