visitaaponce.com

Kecewa karena Kekalahan Arsenal, Xhaka Kritik Rekan Setimnya

Kecewa karena Kekalahan Arsenal, Xhaka Kritik Rekan Setimnya
Gelandang Arsenal Granit Xhaka(AFP/Glyn KIRK)

KEKALAHAN Arsenal dari Newcastle United di laga Liga Primer Inggris adalah bencana dan para pemain The Gunners tidak pantas berada di lapangan. Hal itu diungkapkan gelandang Granit Xhaka menyentil dirinya sendiri dan rekan-rekan satu timnya.

"Sulit mencari kata-kata yang tepat. Dari menit pertama hingga ke-90, kami tidak pantas berada di lapangan," kata pemain Swiss itu kepada Sky Sports, Selasa (17/5).

Dalam laga di St James' Park yang berkesudahan 2-0 untuk kemenangan Newcastle itu, Arsenal tampil buruk. 

Baca juga: Newcastle Buat Peluang Arsenal Lolos ke Liga Champions Makin Berat

Xhaka dkk masih berpeluang merebut tiket kualifikasi Liga Champions, tapi kini tertinggal dua poin di bawah Tottenham Hotspur (68 poin), yang menempati posisi keempat.

Tuan rumah mendominasi pertandingan dan mencetak dua gol di babak kedua, pertama melalui gol bunuh diri Ben White dan kemudian gol Bruno Guimaraes setelah pertahanan Arsenal ambrol.

Xhaka tidak menahan kekesalannya atas kinerja tim yang membuat mereka kini mengharapkan keajaiban terjadi di hari terakhir Liga Primer Inggris guna menghindari mereka gagal enam musim berturut-turut tampil di Liga Champions.

"Saya tidak bisa menjelaskan kepada Anda apa alasannya. Kami tidak melakukan apa yang menjadi rencana main kami, tidak mendengarkan pelatih. Apa yang terjadi sungguh bencana. Anda tidak pantas bermain dalam Liga Champions atau bahkan Liga Europa. Sungguh berat untuk diterima saat ini," kecam Xhaka

"Saya tidak tahu mengapa kami tidak melakukan apa yang diminta pelatih kepada kami," lanjutnya.

Pemain berusia 29 tahun, yang mengalami masa sulit di Arsenal setelah dicopot dari posisi kapten pada 2019 itu, membantah kurangnya pengalaman dalam skuat Mikel Arteta adalah masalah mereka.

"Jika orang tidak siap menjalani laga ini, tinggal saja di rumah. Bukan soal usia Anda. Jika Anda gugup, diam di bangku cadangan atau tinggal di rumah. Anda membutuhkan orang-orang yang memiliki nyali untuk datang ke sini guna bermain. Bagi kami, ini salah satu pertandingan terpenting. Kami merasa sangat mengecewakan orang-orang yang sudah datang ke sini," kata dia.

"Maaf kepada mereka (penggemar), saya tidak punya kata lain. Ruang ganti sangat sunyi. Rencana permainan sungguh berbeda dengan apa yang kami lakukan selama 90 menit."

"Kami menunggu selama enam tahun (untuk bermain dalam Liga Champions). Kami sudah mengendalikan segalanya," imbuhnya.

Tim asuhan Arteta menjamu Everton, yang tengah berjuang menghindari degradasi, dalam pertandingan terakhir Liga Primer Inggris musim ini, Minggu (22/5).

Satu-satunya cara realistis Arsenal bisa lolos ke Liga Champions musim depan adalah dengan Spurs kalah dari juru kunci klasemen Norwich City, yng sudah terdegradasi, Minggu (22/5), sebaliknya tim Arteta harus mengalahkan Everton. Skenario itu mutlak bagi Arsenal karena Tottenham memiliki selisih gol yang jauh lebih besar.

"Newcastle 100 kali lebih baik dari kami. Pada setiap bagian Anda harus mendapatkan hak bermain dan kami tidak melakukannya," kata Arteta kepada BBC.

"Kami harus menundukkan kepala dan mengaku performa kami tidak mendekati standar yang dibutuhkan untuk Liga Champions. Mulai besok, kami akan bersiap menghadapi Everton. Secara matematis masih memungkinkan," pungkas Arteta. (Ant/OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat