visitaaponce.com

Kuasa Hukum Sebut Liga Super Eropa Bawa Reformasi Terbesar Setelah Aturan Bosman

Kuasa Hukum Sebut Liga Super Eropa Bawa Reformasi Terbesar Setelah Aturan Bosman
Ilustrasi--bola yang digunakan di final Liga Champions(AFP/JAVIER SORIANO)

KUASA hukum Liga Super Eropa, Juean-Louis Dupont, Selasa (12/7), mengatakan bahwa mereka hanya berusaha mendapatkan kebebasan di sepak bola yang 100 kali lebih penting ketimbang Aturan Bosman.

"Kasus Bosman adalah pembebasan dari pasar tenaga kerja," ujar Dupont, salah satu kuasa Liga Super Eropa.

Diberi nama dari pesepak bola Jean-Marc Bosman, yang menggugat klubnya ke pengadilan agar bisa pindah ke klub Prancis, keputusan pengadilan pada 1995 itu memicu prinsip kebebasan bergerak pemain di Uni Eropa.

Baca juga : Mayoritas Pendukung Sepak Bola Eropa Dukung Pembentukan Liga Super

Dupont, yang kala itu menjadi bagian tim kuasa hukum Bosman, kalin ini berusaha menyakinkan Pengadilan Eropa (CJEU) bahwa UEFA melanggar kompetisi bebas dengan melarang kompeisi swasta yang akan menyaingi Liga Champions.

"Yang kami lakukan bukan menciptakan aturan semau-maunya. Kami hanya ingin menggarisbawahi bahwa aturan Komisi Eropa memastikan tidak ada pihak mana pun yang bisa melakukan monopoli dan semua orang bisa mencoba segalanya," ujar Dupont.

"Semua orang berhak menciptakan sesuatu, menwarkan kepada para penonton apa yang lebih baik dari yang sudah ada. Itu namanya kompetisi," lanjutnya.

Baca juga : Menang di Mahkamah Eropa, Liga Super Eropa Siap Gelar Turnamen

Kuasa hukum UEFA Donald Slater membantah argumen Liga Super Eropa itu.

"Liga Super tidak gagal karena adanya posisi monopoli UEFA namun karena para pendukung sangat menghargai nilai yang kami tawarkan," tegas Slater.

Proyek Liga Super Eropa, kompetisi swasta yang dimotori oleh 12 klub besar Eropa diluncurkan pada April 2021.

Namun, rencana mereka ditanggapi dengan keras oleh para pendukung dan tokoh politik sehingga langsung gagal hanya dalam tempo 48 jam.

Dari ke-12 klub itu, hanya Real Madrid, Barcelona, dan Juventus yang menolak mundur dari rencana pembentukan Liga Super itu. Mereka kemudian menggugat UEFA ke CJEU. (AFP/OL-1)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat