visitaaponce.com

Kapasitas Jumlah Penonton Liga 1 Perlu Diperketat

Kapasitas Jumlah Penonton Liga 1 Perlu Diperketat
Suporter Persib Bandung menyalakan flare usai menyaksikan laga lanjutan liga I antara Persib Bandung melawan PSS Sleman.(ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

PT Liga Indonesia Baru (LIB) diharapkan memperketat kapasitas jumlah penonton di Liga 1 musim 2022/2023. Selain terkait masih adanya kasus Covid-19 di Tanah Air, faktor keamanan juga harus menjadi perhatian operator liga agar tidak menimbulkan korban jiwa seperti insiden di Bandung saat Piala Presiden beberapa waktu lalu.

Pakar Hukum Olahraga Eko Noer Kristiyanto menyarankan agar izin penonton tidak diberikan 100% dari jumlah kapasitas stadion. Saat ini kondisi Covid-19 di Indonesia memang sudah berbeda dengan kondisi dua tahun lalu. Kendati demikian, Eko menilai euforia penonton saat sudah diizinkan hadir ke stadion bisa berlebihan.

"Saran saya ke PT LIB jangan sampai dikasih 100% kapasitas jumlah penonton. Ini Indonesia kalau dikasih (izin ke stadion) euforia terkadang berlebihan. Saat ini memang berbeda dari dua tahun lalu, sudah ada vaksin dan sudah ada SOP (standar operasional prosedur). Walupun kasus meningkat, okupansi rumah sakit rendah. Tetapi sekarang bagaimana kita mendapat kepercayaan dari pemerintah yang harus dijaga," kata Eko dalam program Nunggu Sunset Media Indonesa, hari ini.

Eko berkaca dengan insiden dua suporter yang meninggal karena berdesakan di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Bandung beberapa waktu lalu. Antusiasme yang tak terbendung membuat jumlah penonton yang hadir melebihi kapasitas stadion. Menurutnya harus ada evaluasi dalam menangani kondisi seperti itu di stadion.

Eko mengharapkan perlu ada pelatihan dari panitia pelaksana (panpel) untuk menghadapi mitigasi keamanan di dalam maupun luar stadion. "Panpel di daerah kan sudah lama tidak menggelar kompetisi sekelas Liga 1, jadi saya pikir perlu ada pelatihan tentang keamanan. Kejadian di Bandung harus intropeksi bukan hanya suporter tapi PT LIB selaku operator harus ada pelatihan standar keamanan. Harus diberlakukan sistem ring," kata pria yang disapa Eko Maung itu.

Direktur PT LIB Akhmad Hadian Lukita mengatakan saat ini pihaknya selaku operator liga masih menunggu rekomendasi terkait izin dan kapasitas jumlah penonton yang hadir ke stadion dari pemerintah. PT LIB sudah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menggelar kompetisi yang dijadwalkan dimulai pada 23 Juli mendatang.

"Izin ke pusat sudah diurus, sudah koordinasi dengan Mabes Polri. Dalam waktu dekat mudah-mudahan izin keluar. Kami libatkan juga Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Kesehatan dan Satgas Covid-19 karena mereka yang memberikan rekomendasi boleh ada penonton atau tidak," kata Akhmad.

Akhmad menjelaskan jika melihat Piala Presiden 2022 yang diizinkan bisa dihadiri penonton itu sesuai level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di masing-masing daerah. Untuk level satu penonton yang hadir diizinkan 100%, level dua 75% dan level tiga hanya 50%.

"Jadi tergantung kondisi wilayah masing-masing, petugas panpel juga harus jeli dalam hal ini jangan sampai merugikan," kata Akhmad.

Selain kapasitas, Akhmad menegaskan, suporter yang diizinkan hadir wajib sudah vaksin booster. Syarat itu juga berlaku untuk seluruh pemain, ofisial dan perangkat pertandingan.

"Kemenkes merekomendasikan siapapun yang ada di stadion harus booster. Nanti kami fasilitasi juga sebelum digelar untuk booster, termasuk suporter nanti hadir harus booster," kata dia.

PT LIB dan PSSI juga melakukan evaluasi terkait pelaksanaan Piala Presiden 2022 yang menjadi cetak biru Liga 1 musim 2022/2023 terutama terkait keamanan. Alur masuk keluar penonton menjadi perhatian agat tidak adanya suporter yang menumpuk di stadion.

"Dengan adanya kejadian numpuk di stadion ini harus dievaluasi terutama dari sistem ring (pengamanan). Misalnya di ring lima dicek, masuk ring empat dicek lagi. Ini kami akan bahas dengan panpel jangan sampai ada kepadatan dalam pengecekan," ujarnya. (OL-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat